KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan performa impresif di tengah sentimen pasar yang masih kondusif.
Hingga penutupan sesi I perdagangan Rabu, 13 Agustus 2025, indeks berhasil melesat 1,28 persen atau setara 100 poin ke level 7.891, setelah sempat menyentuh level tertinggi sementara di 7.903. Bahkan pada titik terendahnya hari ini, IHSG tetap kokoh di zona hijau di 7.835.
Dari total 956 saham yang diperdagangkan, 377 menguat, 249 terkoreksi, dan 330 stagnan. Sebagian besar sektor mendukung penguatan indeks, dengan delapan sektor ditutup di teritori positif dan hanya tiga sektor yang mengalami pelemahan.
Sektor teknologi menjadi primadona, melonjak 5,65 persen ke level 9.838, disusul sektor properti yang menguat 2,21 persen, lalu sektor kesehatan, energi, dan infrastruktur.
Di sisi lain, sektor transportasi dan logistik memimpin penurunan dengan koreksi 0,28 persen, diikuti sektor konsumer non-primer dan sektor keuangan yang turun tipis.
Aktivitas perdagangan tercatat cukup ramai dengan nilai transaksi mencapai Rp11,26 triliun dan volume 200,43 juta lot saham di akhir sesi I. Saham-saham yang mencatat kenaikan signifikan antara lain GRPH, KAQI, SLIS, NTBK, NPGF, BELL, dan PNSE.
Sementara saham-saham seperti DKHH, CUAN, CDIA, TLKM, FUTR, IKAN, dan BBRI tercatat paling aktif diperdagangkan.
Bursa Asia Ikuti Reli Wall Street
Penguatan IHSG juga mendapat dorongan dari sentimen global. Bursa saham Asia bergerak perkasa mengikuti reli Wall Street pada perdagangan sebelumnya, setelah rilis data inflasi Amerika Serikat memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga bulan depan.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 melanjutkan reli hingga mencetak rekor baru di atas 43.000 untuk pertama kalinya. Saham unggulan seperti Yokohama Rubber, Renesas Electronics, dan Tokyo Electric Power mencatat lonjakan harga tajam.
Data inflasi AS menunjukkan kenaikan 2,7 persen dalam 12 bulan hingga Juli, sedikit lebih rendah dari proyeksi 2,8 persen. Hal ini menambah keyakinan bahwa tekanan harga masih terkendali, meski kebijakan tarif Presiden Donald Trump tetap menjadi sorotan.
Di Jepang, optimisme juga meningkat setelah produsen menyatakan keyakinan yang lebih besar terhadap kondisi bisnis pasca tercapainya kesepakatan perdagangan dengan Amerika Serikat.
Sejumlah analis menilai pasar sedang memanfaatkan momentum positif ini untuk memperkuat posisi, terutama di saham teknologi meski valuasinya sudah relatif tinggi.
Tingginya probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed, yang diperkirakan mencapai 95 persen dalam lima minggu ke depan, membuat investor lebih percaya diri untuk masuk ke pasar.
Rupiah Masih Perkasa
Dari pasar mata uang, rupiah menguat 0,33 persen ke 16.235 per USD, ringgit naik 0,25 persen, dan baht menguat 0,19 persen. Sementara yen Jepang sedikit melemah, dan dolar Australia bergerak tipis positif.
Kombinasi sentimen positif dari dalam dan luar negeri inilah yang menjadi bahan bakar bagi IHSG untuk mempertahankan momentumnya hingga jeda siang.
Jika dorongan sentimen global ini terus berlanjut, peluang IHSG untuk menembus kembali level psikologis 7.900 terbuka lebar, dengan sektor teknologi dan properti diperkirakan menjadi motor utama penguatan pada perdagangan berikutnya.(*)