KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup sesi pertama perdagangan Senin, 22 September 2025, dengan pelemahan tipis sebesar 0,36 persen atau turun 28,71 poin ke level 8.022,41.
Nilai transaksi tercatat mencapai Rp10,9 triliun dengan kurs rupiah berada di posisi Rp16.605 per dolar AS, menguat tipis 0,27 persen. Angka ini menunjukkan bahwa meski rupiah relatif stabil, tekanan jual di bursa masih cukup dominan hingga membuat indeks bergerak di zona merah.
Jika dilihat lebih dalam, pergerakan saham hari ini memberikan gambaran campuran antara sektor yang masih mampu menopang indeks dan sektor yang justru menjadi pemberat.
Dari sisi saham unggulan, CDIA menjadi bintang utama dengan kenaikan tajam 13,23 persen ke level Rp1.755. Lonjakan ini disusul BRPT yang naik 6,33 persen ke Rp3.190, dan CUAN yang menguat 4,72 persen ke Rp1.665.
Kenaikan saham-saham tersebut menggambarkan adanya sentimen positif di sektor tertentu, terutama energi dan infrastruktur, yang masih diburu investor.
Sebaliknya, tekanan cukup besar datang dari saham-saham tambang. BRMS anjlok 5,38 persen ke Rp615, sementara AMMN melemah signifikan 7,17 persen ke Rp7.125. Bahkan saham perbankan besar seperti BBCA ikut terkoreksi 0,64 persen ke Rp7.750.
Kondisi ini memperlihatkan bahwa sektor keuangan belum sepenuhnya pulih dari tekanan pasar. Koreksi saham-saham berkapitalisasi besar inilah yang memberi kontribusi pada pelemahan IHSG secara keseluruhan.
Dari pergerakan sektoral, sektor infrastruktur menjadi motor penggerak dengan penguatan 1,65 persen. IDXEnergy juga tampil solid dengan kenaikan 1,20 persen, sejalan dengan rebound harga energi global yang memberi dorongan bagi saham-saham terkait.
Sektor transportasi naik 0,81 persen, sementara sektor properti, industri, dan non-siklikal juga ikut menopang dengan kenaikan moderat. Di sisi lain, sektor keuangan melemah 0,57 persen, diikuti kesehatan yang turun 0,32 persen, serta teknologi yang meski sempat stabil hanya mampu menguat tipis 0,37 persen.
Sentimen yang mempengaruhi pasar pada hari ini antara lain masih terkait dinamika global, khususnya ekspektasi terhadap arah kebijakan suku bunga AS dan perkembangan harga komoditas.
Investor tampak selektif dengan lebih memilih saham-saham yang memiliki katalis fundamental kuat, terutama di sektor energi dan infrastruktur yang diyakini akan tetap prospektif di tengah ketidakpastian.
Secara keseluruhan, performa IHSG hari ini mencerminkan kondisi pasar yang penuh kehati-hatian. Meskipun indeks melemah, sektor-sektor tertentu masih menunjukkan daya tarik yang kuat.
Bagi investor, momentum ini bisa menjadi peluang untuk mencermati sektor-sektor yang masih bertahan di zona hijau, sembari tetap mewaspadai risiko volatilitas yang dipicu oleh tekanan global maupun domestik.(*)