KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ke level 8.000-an di sesi siang. Kenaikan IHSG, yang di pagi hari berada di level 7.990, terdorong sektor finansial. IHSG siang nangkring di posisi 8.071.
IHSG sesi pertama ini ditutup naik 1,97 persen atau setara 156 poin. Lonjakan ini membawa IHSG mendekati level psikologis 8.100, dan memperlihatkan bahwa sentimen investor domestik sedang berada pada fase optimis.
Secara teknikal, pergerakan IHSG mencerminkan momentum beli yang kuat. Indeks sempat bergerak di rentang 7.937 hingga 8.081. Meskipun sempat mengalami tekanan minor di awal perdagangan, minat beli investor cepat mengembalikan indeks ke jalur positif.
Dari total 956 saham yang diperdagangkan, sebanyak 494 saham menguat, sementara 242 melemah dan 220 stagnan. Proporsi ini menunjukkan dominasi bullish yang cukup lebar, yang mencerminkan euforia beli merata di berbagai sektor.
Sektor keuangan kali ini menjadi bintang utama, melesat 3,66 persen ke level 1.425. Sepertinya, saham-saham perbankan dan lembaga keuangan kembali menjadi magnet bagi investor. Apalagi pasar mulai optimis terhadap kebijakan fiskal pemerintahan baru dan ekspektasi penurunan suku bunga acuan di masa mendatang.
Selain sektor finansial, industri, energi, serta konsumer primer dan non-primer juga mencatatkan kenaikan antara 1 hingga 1,5 persen.
Di sisi lain, hanya dua sektor yang belum ikut pesta hijau, yaitu sektor bahan baku dan teknologi. Sektor bahan baku terkoreksi 1,52 persen, kemungkinan besar terdampak oleh tekanan harga komoditas global dan kekhawatiran terhadap perlambatan permintaan industri dasar dari China.
Begitu pula dengan sektor teknologi yang turun 0,44 persen. Koreksi ini kemungkinan dipicu oleh aksi ambil untung pasca reli signifikan sebelumnya.
Dengan total nilai transaksi mencapai Rp13,39 triliun dan volume 209,43 juta lot, aktivitas perdagangan terlihat sangat hidup. Pelaku pasar sepertinya tengah aktif merespons sinyal pemulihan global.
Bursa Asia Ikut Melesat: Nikkei Sang Juara
Secara eksternal, kinerja positif IHSG juga tak lepas dari semangat baru di bursa Asia. Nikkei 225 melonjak 2,92 persen, menjadi pemimpin reli kawasan. Figur Sanae Takaichi yang dikenal pro-stimulus, memberi keyakinan bagi pasar bahwa ia akan mempertahankan kebijakan moneter longgar yang menguntungkan pasar saham.
Pasar China juga memberi dukungan psikologis, dengan rilis PDB kuartal III tumbuh 4,8 persen sesuai ekspektasi, sementara output industri naik 6,5 persen secara kuartalan. Meski laju tahunan menunjukkan pelemahan, data ini cukup untuk menenangkan kekhawatiran perlambatan ekonomi negeri tirai bambu.
Bursa Shanghai, Shenzhen, dan Hang Seng pun kompak menghijau, masing-masing naik antara 0,69 hingga 2,41 persen. Pasar Korea Selatan, Taiwan, dan Australia juga bergerak positif, memperkuat narasi bahwa Asia sedang menikmati momentum risk-on menjelang keputusan kebijakan moneter global berikutnya.
Sementara itu, dari sisi mata uang, pergerakan relatif stabil. Rupiah menguat tipis 0,02 persen ke posisi Rp16.586 per dolar AS. Walau penguatan ini kecil, hal tersebut tetap menunjukkan ketahanan rupiah di tengah potensi tekanan eksternal akibat kebijakan moneter Amerika Serikat.
Pasar masih menanti keputusan Federal Reserve, dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga dalam dua minggu ke depan seiring sinyal melemahnya pasar tenaga kerja AS. Jika pemangkasan itu benar terjadi, arus modal berpotensi kembali ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia, yang bisa menopang IHSG lebih jauh.
Di sisi lain, mata uang Asia lainnya juga bergerak positif. Yen Jepang naik 0,04 persen ke 150,55 per dolar AS, didorong oleh sentimen politik baru yang memperlemah dolar domestik. Dolar Singapura dan dolar Australia masing-masing menguat 0,12 persen dan 0,06 persen terhadap dolar AS, sedangkan yuan China dan ringgit Malaysia juga menunjukkan penguatan tipis.
Performa ini menandakan bahwa volatilitas pasar valas mulai mereda, seiring dengan keyakinan bahwa kebijakan moneter global akan segera melonggar.
Secara keseluruhan, kombinasi penguatan IHSG, reli bursa Asia, dan kestabilan mata uang regional menunjukkan bahwa sesi siang nanti kemungkinan masih akan mempertahankan tren positif, meski ruang kenaikan mungkin terbatas karena aksi ambil untung jangka pendek.
Jika volume transaksi tetap tinggi dan sektor keuangan terus memimpin, peluang IHSG menembus level 8.100 semakin terbuka. Namun, kehati-hatian tetap diperlukan mengingat euforia awal pekan sering kali diikuti oleh fase konsolidasi menjelang akhir sesi perdagangan.(*)