KABARBURSA.COM – Bursa saham Indonesia mencatat awal pekan yang cukup bergairah. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 30 poin atau sekitar 0,43 persen pada sesi pertama perdagangan hari ini, Selasa, 20 Mei 2025, dan bertengger di level 7.171,6.
Kenaikan indeks didorong oleh saham-saham besar, khususnya emiten milik Prajogo Pangestu dan bank-bank besar, menyusul derasnya arus masuk dana asing dalam beberapa hari terakhir. Nilai transaksi hingga siang tercatat Rp8,3 triliun.
Penguatan rupiah terhadap dolar AS juga ikut menjadi katalis. Rupiah menguat tipis 0,16 persen dan diperdagangkan di kisaran Rp16.403 per USD, setelah lembaga pemeringkat Moody’s menurunkan peringkat surat utang Amerika Serikat.
Langkah Moody’s ini memicu pergeseran arus dana global ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.
Di kawasan Asia-Pasifik, pasar turut menguat. Fokus investor tertuju pada keputusan suku bunga Reserve Bank of Australia serta pergerakan saham Contemporary Amperex Technology, produsen baterai asal China yang mencatatkan debut perdagangan.
Dari dalam negeri China, langkah Bank Rakyat China yang memangkas suku bunga pinjaman acuan satu tahun menjadi 3,0 persen dan suku bunga lima tahun menjadi 3,5 persen juga dinilai sebagai sinyal akomodasi yang mendukung pasar saham regional.
Sektor kesehatan, bahan baku, dan transportasi menjadi penopang utama penguatan indeks. Sementara itu, sektor konsumen siklikal, industri, dan konsumen non-siklikal cenderung terkoreksi. Di antara penggerak utama pasar, saham-saham milik Prajogo Pangestu mencuri perhatian.
Saham CUAN (milik Prajogo Pangestu) melonjak 17,58 persen setelah manajemen mengumumkan rencana stock split dengan rasio 1:10. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) terkait agenda ini dijadwalkan berlangsung pada 26 Juni 2025.
Tak hanya CUAN, saham TPIA naik 5,73 persen, BRPT menguat 6,25 persen, dan BREN juga terkerek 2,69 persen.
Sektor Batu Bara Lesu, Kesehatan Catatkan Kenaikan Tajam
Di sisi lain, saham-saham sektor batu bara justru bergerak lesu. Harga Batubara Acuan (HBA) untuk periode kedua Mei tercatat turun 8,8 persen ke level USD110,38 per ton dari sebelumnya USD121,15 per ton.
Tekanan ini menyeret turun harga saham DOID, AADI, INDY, ITMG, dan HRUM, meski koreksinya masih dalam rentang wajar.
Saham farmasi KAEF mencatat kenaikan tajam hingga 11,22 persen menyusul kabar rencana restrukturisasi dari Danantara, holding BUMN farmasi. Pasar menilai langkah ini sebagai sinyal pembenahan yang sudah lama dinantikan.
Beberapa saham unggulan lainnya juga mencatat pergerakan signifikan. TPIA, BBCA, dan CUAN tercatat sebagai top movers yang paling berkontribusi terhadap penguatan IHSG. Di sisi lain, AMMN, TLKM, dan BMRI menjadi penekan indeks, meskipun penurunannya relatif terbatas.
Dari sisi nilai perdagangan, saham-saham seperti BBRI, BMRI, dan ANTM masih mendominasi turnover di pasar.
Selain itu, kabar dari emiten lain seperti CITA juga menarik perhatian. Perusahaan ini mengumumkan akan membagikan dividen sebesar Rp328 per saham, dengan yield mencapai 7,9 persen. Cum date untuk dividen ini ditetapkan pada 26 Mei 2025.
Secara umum, pasar saham domestik hari ini menunjukkan kekuatan yang stabil, ditopang oleh sentimen global yang mendukung dan sejumlah aksi korporasi strategis dari emiten-emiten besar.
Meski tetap perlu mencermati dinamika eksternal dan kebijakan moneter global, tren pagi ini mengindikasikan bahwa minat investor terhadap pasar saham Indonesia masih cukup solid.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.