Logo
>

IHSG Sulit Tembus Level 8.000, Imbas Kebijakan Kontroversial

IHSG sulit menembus 8.000 akibat kebijakan kontroversial. Prabowo cabut aturan, BEI pastikan perdagangan normal, analis sebut rebound terbuka.

Ditulis oleh Syahrianto
IHSG Sulit Tembus Level 8.000, Imbas Kebijakan Kontroversial
Harapan pasar modal Indonesia untuk kembali menembus level psikologis 8.000 terhambat. (Foto: KabarBursa/Hutama Prayoga)

KABARBURSA.COM – Harapan pasar modal Indonesia untuk kembali menembus level psikologis 8.000 terhambat. 

Sejumlah kebijakan kontroversial yang sempat digulirkan pemerintah dinilai memberi tekanan psikologis pada investor. 

Kondisi itu membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berjuang di kisaran 7.800–7.900.

Presiden RI Prabowo Subianto akhirnya menyampaikan pernyataan resmi usai adanya korban meninggal dunia. 

Dalam konferensi pers di Istana Negara, Minggu, 31 Agustus 2025, ia memastikan pemerintah mencabut kebijakan yang memicu kegaduhan, seperti tunjangan anggota DPR RI dan moratorium kunjungan luar negeri. 

“Pemerintah mendengarkan aspirasi rakyat secara murni. Kami sudah berkomunikasi langsung dengan pimpinan DPR dan ketua umum partai politik,” ujar Prabowo, dikutip Senin, 1 September 2025.

Prabowo menegaskan kebebasan berpendapat tetap dijamin sesuai koridor hukum, tetapi aksi anarkis, perusakan fasilitas, dan penjarahan akan ditindak tegas. Pesan ini dipandang penting oleh pelaku pasar karena menunjukkan komitmen menjaga stabilitas.

Di samping itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) pun memastikan perdagangan berjalan normal pada Senin, 1 September 2025. 

Manajemen BEI bersama Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dijadwalkan menggelar konferensi pers.

“Koordinasi erat antara pemerintah dan otoritas bursa menjadi kunci menjaga kepercayaan investor,” kata Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik.

Momentum Pemulihan Kepercayaan

Saat ini IHSG berada di level 7.830, terkoreksi 1,53 persen. Posisi ini masih tertahan di atas Moving Average 20 (MA20), meski investor khawatir akan terjadinya koreksi lebih dalam.

Analis MNC Sekuritas menilai koreksi ini masih bagian dari pola teknikal. “IHSG terkoreksi cukup agresif, namun koreksi hanya akan menguji area 7.691–7.753 dahulu, sebelum berpeluang menguat ke 8.017–8.102,” tulis tim analis dalam riset.

Dalam jangka pendek, analis memproyeksikan IHSG berpotensi menguji support di 7.731 hingga 7.680. Level resistance kuat berikutnya ada di 8.008, sehingga menembus 8.000 masih menjadi tantangan berat. 

Founder Republik Investor, Hendra Wardana, menilai bahwa arah solusi politik yang mulai terlihat menjadi katalis positif bagi pasar. 

“Saat ini IHSG berada di level 7.830, dengan harapan mampu bertahan di level psikologis 7.800. Jika level ini ditembus, IHSG berpotensi menguji support MA20 di kisaran 7.763 atau support klasik berikutnya di 7.680,” jelas Hendra, dalam keterangan tertulis, Senin, 1 September 2025..

Ia menambahkan, proyeksi pergerakan IHSG pada perdagangan hari ini diperkirakan berada dalam rentang 7.680–7.900. 

“Bagi pelaku pasar, perkembangan politik yang mulai menunjukkan arah solusi memberi ruang optimisme bahwa tekanan IHSG bisa lebih terkendali. Jika situasi sosial-politik terus dikendalikan, peluang technical rebound akan lebih terbuka karena dorongan kepercayaan jauh lebih kuat dibandingkan sekadar spekulasi jangka pendek,” kata Hendra.

Menurutnya, respons cepat pemerintah dan otoritas pasar menjadi momentum penting untuk memulihkan psikologis investor serta mengembalikan arah positif pasar modal Indonesia. (*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Syahrianto

Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.