KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan pekan ini di level 8.051,12, menguat 42,69 poin atau 0,53 persen dalam sesi harian. Jika ditarik lebih jauh, sepanjang lima hari terakhir IHSG berhasil melaju 159,85 poin atau setara 2,03 persen.
Kinerja ini menandai pekan yang cukup solid bagi pasar modal Indonesia, di tengah ketidakpastian global yang masih membayangi, sekaligus mencerminkan optimisme investor terhadap prospek ekonomi domestik.
Di balik penguatan tersebut, sejumlah indeks sektoral dan tematik ikut menyumbang warna. Indeks KOMPAS100 menjadi salah satu yang paling menonjol, naik 0,63 persen ke level 1.123,13. Artinya, minat investor terhadap saham-saham berkapitalisasi besar dengan likuiditas tinggi.
Indeks JII juga tampil impresif, menguat 0,83 persen ke 546,29, yang menunjukkan daya tarik saham syariah semakin kuat. Sementara itu, IDXHIDIV20 naik 0,59 persen ke 485,35, menandakan saham dengan dividen tinggi tetap digemari sebagai aset defensif.
Sebaliknya, indeks unggulan LQ45 hanya bergerak tipis dengan kenaikan 0,08 persen ke level 809,99. Pergerakan terbatas ini memberi sinyal bahwa investor lebih selektif dalam memburu saham-saham besar, meski secara keseluruhan tren penguatan masih terjaga.
Indeks Infobank15 pun naik terbatas, 0,26 persen ke 1.032,62, menggambarkan reli sektor perbankan yang berjalan lebih hati-hati.
Gambaran ini memperlihatkan bahwa pasar domestik masih cukup tangguh. Konsistensi kenaikan IHSG, yang didukung pergerakan saham-saham likuid dan syariah, menegaskan adanya kepercayaan pada pondasi ekonomi Indonesia.
Walaupun sebagian indeks masih bergerak lambat, arah pasar secara umum tetap positif, memberi harapan momentum penguatan berlanjut selama faktor eksternal tidak memberi guncangan besar.
Pekan Depan Masih Menjanjikan
Secara teknikal, prospek IHSG untuk pekan depan masih menjanjikan. Struktur harga membentuk pola higher-low di sekitar 7.980-an dan mampu bertahan di atas level psikologis 8.000. Kondisi ini menjadi sinyal kuat bahwa pembeli masih mendominasi pasar.
Dengan momentum jangka pendek yang solid, peluang untuk menguji level resistance berikutnya terbuka lebar selama area 8.000 tetap terjaga.
Support terdekat berada di 8.000–7.985, dengan level lanjutan di 7.950 hingga 7.900 sebagai penopang tren mingguan. Sementara itu, resistance awal berada di rentang 8.100–8.150. Jika level ini ditembus dengan volume yang cukup, target kenaikan selanjutnya berada di kisaran 8.200–8.230.
Artinya, pasar masih memiliki ruang untuk bergerak lebih tinggi, meski potensi koreksi tetap ada apabila IHSG gagal mempertahankan 7.950.
Bagi investor, kondisi ini memberi sinyal positif. Strategi akumulasi bertahap pada saat pelemahan intraday bisa menjadi pilihan, dengan disiplin menempatkan batas risiko di bawah 7.950.
Jika terjadi breakout di atas 8.150, ruang kenaikan menuju 8.200 terbuka, meski tetap perlu kewaspadaan terhadap faktor global seperti harga komoditas dan arah kebijakan suku bunga.(*)