Logo
>

Inflasi Oktober 2024 Turun Jadi 1,71 Persen: ini Penyebabnya

Ditulis oleh Citra Dara Vresti Trisna
Inflasi Oktober 2024 Turun Jadi 1,71 Persen: ini Penyebabnya

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB UI mengungkapkan penyebab penurunan inflasi sebesar 1,84 persen pada bulan Oktober 2024 menjadi 1,71 persen pada September 2024. Angka penurunan inflasi tersebut masih berada di dalam kisaran target Bank Indonesia (BI) sebesar 1,5-3,5 persen.

    Peneliti Makroekonomi dan Pasar Keuangan di LPEM FEB UI Teuku Riefky menilai, penurunan inflasi disebabkan karena penurunan kelompok harga yang diatur pemerintah.

    “Harga pangan bergejolak mencerminkan dampak langkah kebijakan Pemerintah Indonesia, seperti distribusi pangan, penyesuaian harga bahan bakar, dan transportasi udara-dan dinamika pasar, termasuk naiknya pasokan pangan, yang berkontribusi pada penurunan harga pangan, serta masuknya musim rendahnya permintaan aktivitas transportasi yang menyebabkan turunnya tarif angkutan,” kata Teuku Riefky dalam keterangannya, Rabu, 20 November 2024.

    Riefky mengungkapkan bahwa kelompok harga makanan, minuman dan tembakau melemah sejak Maret 2024 dan pada Oktober 2024 mencapai 2,35 persen (year-on-year/yoy) atau turun jika dibandingkan dengan harga pada bulan September 2024 yang mencapai 2,57 persen.

    Sedangkan untuk sektor transportasi, lanjut Riefky, terjadi deflasi sebesar 0,08 persen pada Oktober 2024. Penurunan ini adalah yang pertama kali terjadi sejak periode Januari 2021 dan merupakan perubahan signifikan dari 0,92 persen pada September 2024.

    Kemudian di sektor informasi, komunikasi dan jasa keuangan mempertahankan tingkat deflasi sebesar 0,28 persen yoy pada Oktober dan September 2024.

    “Inflasi bulanan mengalami perkembangan yang positif, didorong oleh inflasi umum yang mengalami rebound dengan kenaikan 0,08 persen (mount-to-mount/m.t.m) pada Oktober 2024 dari - 0,12 persen (m.t.m) pada September 2024, mematahkan tren deflasi selama lima bulan berturut-turut,” jelasnya.

    Menurutnya, pemulihan kondisi ini terjadi akibat kenaikan harga komponen makanan, minuman dan tembakau yang mencerminkan tren inflasi tahunan dengan kenaikan 0,09 (m.t.m) pada Oktober 2024. Angka tersebut naik dari -0,59 (m.t.m) pada September 2024 dan berkontribusi 0,03 poin presentase terhadap inflasi bulanan.

    Inflasi Inti Meningkat

    Riefky mengungkapkan, inflasi inti masih menjadi penopang inflasi secara keseluruhan yang mencapai 2,21 persen yoy pada Oktober 2024. Presentase tersebut meningkat dari 2,09 yoy pada September 2024.

    “Secara bulanan, inflasi inti juga mengalami peningkatan, tercatat sebesar 0,22 persen (mtm) pada Oktober 2024 dibandingkan dengan 0,16 persen (mtm) pada September 2024. Pertumbuhan inflasi inti ini terutama didorong oleh kenaikan harga komoditas global dengan ekspektasi inflasi yang masih berada di kisaran target,” ujarnya.

    Ia menambahkan, penyumbang utama kenaikan inflasi inti terjadi karena kenaikan harga emas perhiasan, minyak goreng, nasi dengan lauk pauk, dan kopi bubuk. Adapun penyebab kenaikan harga kopi, kata dia, terjadi karena permintaan yang kuat dan gangguan logistik. Sedangkan untuk harga emas, masih menjadi aset yang lebih disukai di tengah penurunan suku bunga Federal Reserve.

    “Komponen harga bergejolak dan harga yang diatur pemerintah melanjutkan tren penurunannya pada Oktober 2024. Komponen harga bergejolak mencatat penurunan inflasi tahunan yang signifikan mencapai 0,89 persen (y.o.y) pada Oktober 2024, turun dari 1,43 persen (y.o.y) pada September 2024 yang menandai rekor terendah sejak Agustus 2023,” jelasnya.

    Daya beli Konsumen Amerika Serikat (AS) meningkatkan belanja mereka di toko-toko ritel pada Oktober 2024. Hal ini memberikan sinyal pengeluaran masyarakat yang sehat terus mendorong pertumbuhan ekonomi secara stabil di negeri Paman Sam tersebut.

    Departemen Perdagangan Amerika

    Dilansir dari Apnews, Sabtu, 16 November 2024, Departemen Perdagangan AS melaporkan, penjualan ritel meningkat 0,4 persen dari September ke Oktober, meski kenaikan ini lebih rendah dibandingkan lonjakan 0,8 persen pada bulan sebelumnya. Sebagian besar kenaikan ini dipengaruhi oleh lonjakan 1,6 persen pada penjualan di dealer kendaraan bermotor.

    Selain itu, pembelian di toko elektronik dan peralatan rumah tangga meningkat 2,3 persen, sementara restoran dan bar mencatat pertumbuhan 0,7 persen. Meski kenaikan harga masih memengaruhi sebagian besar belanja ritel, data ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah barang yang dibeli.

    Di sisi lain, penjualan di beberapa kategori, seperti toko furnitur, pakaian, dan apotek, mengalami penurunan. Para ekonom menilai pelemahan ini sebagian besar disebabkan oleh dampak badai yang melanda bulan lalu. Penjualan di toko perlengkapan rumah dan taman justru meningkat, diduga sebagai respons terhadap aktivitas perbaikan pasca-badai.

    “Melambatnya kenaikan harga memungkinkan konsumen untuk meningkatkan belanja mereka,” kata Tim Quinlan, ekonom Wells Fargo. “Meski orang mungkin tidak suka harga makan di luar yang mahal, pengeluaran untuk bar dan restoran tumbuh lebih cepat daripada harga itu sendiri.”(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Citra Dara Vresti Trisna

    Vestibulum sagittis feugiat mauris, in fringilla diam eleifend nec. Vivamus luctus erat elit, at facilisis purus dictum nec. Nulla non nulla eget erat iaculis pretium. Curabitur nec rutrum felis, eget auctor erat. In pulvinar tortor finibus magna consequat, id ornare arcu tincidunt. Proin interdum augue vitae nibh ornare, molestie dignissim est sagittis. Donec ullamcorper ipsum et congue luctus. Etiam malesuada eleifend ullamcorper. Sed ac nulla magna. Sed leo nisl, fermentum id augue non, accumsan rhoncus arcu. Sed scelerisque odio ut lacus sodales varius sit amet sit amet nibh. Nunc iaculis mattis fringilla. Donec in efficitur mauris, a congue felis.