KABARBURSA.COM – PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN (PGAS), sebagai Subholding Gas PT Pertamina (Persero), terus memperkuat infrastruktur pipa dan gas bumi dalam upayanya mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi di Indonesia. Melalui berbagai inisiatif strategis, PGN berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan dan profitabilitas yang berkelanjutan, meski menghadapi tantangan pasokan dan dinamika ekonomi global.
Pada semester I 2024, PGN mencatat pendapatan sebesar USD1,839 miliar, naik 3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Laba kotor juga meningkat 11 persen menjadi USD407 juta, didukung oleh pengelolaan beban pokok yang efisien. Profitabilitas terus dijaga dengan peningkatan laba bersih sebesar 28 persen, mencapai USD187 juta.
Infrastruktur pipa menjadi tulang punggung utama bagi kinerja PGN. Sebanyak 99,6 persen kontribusi gas bumi berasal dari gas pipa, sementara 0,4 persen dari komersialisasi LNG regasifikasi. Sebagian besar pasokan gas, sekitar 38 persen, berasal dari Pertamina Grup dan selebihnya dari pemasok lainnya seperti Corridor Block.
Corridor Block adalah salah satu blok minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia yang terletak di Sumatra Selatan. Blok ini dikenal sebagai salah satu sumber utama produksi gas alam di Indonesia dan telah dioperasikan oleh berbagai perusahaan migas.
Blok Corridor memiliki beberapa lapangan gas besar, termasuk lapangan Suban dan lapangan Sumpal, yang memproduksi gas alam untuk kebutuhan domestik dan ekspor. Gas dari blok ini dipasok ke industri dalam negeri dan diekspor ke negara-negara lain melalui jaringan pipa dan ekspor gas alam cair.
Selain itu, perluasan infrastruktur gas bumi beyond pipeline menjadi fokus PGN untuk menjamin kelangsungan suplai gas yang stabil.
Direktur Utama PGN, Arief Setiawan Handoko, menegaskan pentingnya inisiatif pengembangan infrastruktur untuk memastikan ketersediaan dan penyerapan gas bumi yang optimal. "Dengan strategi bisnis yang tepat, PGN berkomitmen untuk terus mendukung transisi energi nasional melalui pengembangan infrastruktur gas yang terintegrasi," ujarnya dalam siaran pers, dikutip Kamis, 19 September 2024.
Salah satu proyek infrastruktur penting yang tengah dikembangkan adalah pembangunan pipa Cirebon-Semarang (Cisem) tahap II, yang akan mengalirkan gas dari Jawa Timur ke Jawa Barat. Proyek ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gas di kawasan industri dan sektor rumah tangga di Jawa Tengah, dengan volume penyaluran gas meningkat dari 48 BBTUD menjadi 60-70 BBTUD.
PGN juga terlibat dalam proyek strategis lainnya, seperti pipa WNTS-Pemping yang akan menyalurkan gas dari Lapangan Natuna ke pasar domestik. Selain itu, pembangunan pipa Dumai-Sei Mangkei oleh pemerintah melalui APBN juga membuka peluang baru bagi PGN untuk mengintegrasikan pipa gas di Sumatera, dengan potensi memanfaatkan pasokan gas dari Blok Andaman.
Untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang, PGN telah menyiapkan sejumlah pengembangan infrastruktur utama hingga tahun 2027. Di antaranya adalah revitalisasi tangki LNG Arun sebagai bagian dari target menjadikan Terminal LNG Arun sebagai hub LNG di Asia. Proyek ini mencakup revitalisasi tangki F-6004 dengan kemajuan konstruksi yang sudah mencapai 27,227 persen untuk paket non-tangki dan 8,16 persen untuk paket tangki.
Selain itu, PGN juga memperluas jaringan distribusi gas bumi melalui pipa Gresik-Semarang yang mengalirkan gas dari PEP Jambaran Tiung Biru (JTB) ke sektor pembangkit listrik, industri, komersial, dan rumah tangga di Jawa Tengah. Integrasi infrastruktur ini memastikan penyerapan gas bumi yang optimal untuk mendukung kebutuhan energi yang terus meningkat.
"Melalui sinergi dengan anak perusahaan, PGN juga melakukan diversifikasi infrastruktur energi dengan membangun pipa bahan bakar minyak (BBM) Cikampek-Plumpang. Infrastruktur ini direncanakan memiliki kapasitas volume sebesar 4,6 miliar liter per tahun dan panjang 96 km, serta akan dikelola dengan skema Build Maintenance-Transfer (BMT) selama 10 tahun," papar Arief.
Dengan serangkaian inisiatif tersebut, PGN tidak hanya fokus pada pengembangan bisnis inti seperti transmisi dan distribusi gas, tetapi juga berinovasi dalam menghadapi tantangan pasokan dan dinamika pasar. Pengembangan infrastruktur gas bumi yang terintegrasi ini diharapkan dapat terus meningkatkan kontribusi gas bumi sebagai energi transisi yang andal, serta memberikan nilai tambah bagi pelanggan industri, komersial, dan rumah tangga di seluruh Indonesia.
"PGN terus menunjukkan komitmennya dalam menyediakan energi berbasis gas yang berkelanjutan, sejalan dengan visi pemerintah untuk memperkuat transisi energi dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih ramah lingkungan," pungkasnya. (*)