Logo
>

Ingin Beli Mobil? Sebaiknya Anda Tahun Cara Menghitung Cost Ownership

Ditulis oleh Citra Dara Vresti Trisna
Ingin Beli Mobil? Sebaiknya Anda Tahun Cara Menghitung Cost Ownership

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Saat hendak membeli mobil, sebaiknya kita memahami terlebih dulu biaya kepemilikan atau cost ownership. Hal ini penting diketahui karena berguna untuk mengelola keuangan jangka panjang.

    Cost ownership mencakup berbagai komponen yang harus diperhitungkan selama masa kepemilikan mobil, di luar harga pembelian awal.

    Menghitung biaya ini membantu memastikan bahwa pemilik kendaraan tidak hanya siap untuk membeli mobil, tetapi juga siap untuk menanggung biaya operasionalnya.

    Berikut adalah beberapa komponen utama yang perlu diperhatikan saat menghitung cost ownership mobil.

    Harga Pembelian

    Harga pembelian adalah komponen paling dasar dalam perhitungan cost ownership. Jika Anda membeli mobil secara tunai, harga pembelian adalah biaya penuh yang harus dikeluarkan di awal.

    Namun, jika membeli melalui kredit, Anda harus memperhitungkan bunga pinjaman serta total biaya yang dikeluarkan selama masa cicilan. Pembayaran kredit biasanya membuat biaya keseluruhan pembelian mobil menjadi lebih tinggi dibandingkan pembayaran tunai.

    Misalkan harga mobil adalah Rp200 juta. Jika dibeli dengan kredit selama 5 tahun dengan bunga 5 persen per tahun, total biaya yang dibayarkan selama 5 tahun akan lebih besar dari harga pembelian tunai. Maka, perhitungan untuk harga pembelian bisa mencapai sekitar Rp230 juta, tergantung pada besaran bunga.

    Depresiasi

    Depresiasi adalah penurunan nilai mobil dari waktu ke waktu. Mobil baru umumnya mengalami depresiasi terbesar dalam tiga tahun pertama, setelah itu penurunan nilainya akan melambat. Mengetahui tingkat depresiasi penting jika berencana menjual mobil di masa depan atau menghitung nilai total kepemilikan.

    Jika mobil yang dibeli seharga Rp200 juta mengalami depresiasi sekitar 15 persen pada tahun pertama, nilainya akan turun menjadi sekitar Rp170 juta.

    Setelah lima tahun, mobil mungkin hanya bernilai Rp120 juta. Artinya, depresiasi selama lima tahun sekitar Rp80 juta, dan ini harus diperhitungkan dalam cost ownership.

    Pajak dan Biaya Administrasi

    Biaya tahunan seperti pajak kendaraan dan administrasi adalah bagian tak terelakkan dari cost ownership. Pajak biasanya dihitung berdasarkan nilai jual mobil, sehingga semakin mahal mobil, semakin tinggi pajaknya. Selain itu, ada juga biaya administrasi seperti STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) dan BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor).

    Jika pajak kendaraan tahunan sebesar 2 persen dari harga mobil Rp200 juta, maka pajak yang harus dibayar setiap tahun adalah Rp4 juta. Selama 5 tahun, total pajak yang dibayar bisa mencapai Rp20 juta.

    Biaya Bahan Bakar

    Biaya bahan bakar tergantung pada penggunaan harian dan efisiensi bahan bakar mobil. Pemilik mobil bisa memperkirakan biaya bahan bakar dengan menghitung berapa kilometer yang biasanya ditempuh setiap bulan, serta konsumsi bahan bakar mobil.

    Jika mobil konsumsi bahan bakar 12 km per liter dan mengendarainya sekitar 1.000 km per bulan, maka akan membutuhkan sekitar 83 liter bahan bakar per bulan. Jika harga bensin Rp13.000 per liter, biaya bahan bakar per bulan adalah Rp1.079.000, dan dalam satu tahun sekitar Rp12,9 juta.

    Biaya Asuransi

    Asuransi kendaraan adalah bagian penting dari perhitungan cost ownership. Premi asuransi biasanya dihitung berdasarkan nilai mobil dan jenis asuransi yang dipilih (asuransi all-risk atau total loss only/TLO). Mobil baru biasanya membutuhkan asuransi all-risk yang lebih mahal, sementara mobil yang lebih tua bisa dilindungi dengan asuransi TLO.

    Jika mobil baru diasuransikan dengan premi asuransi all-risk sebesar Rp5 juta per tahun, maka selama lima tahun biaya asuransi yang dikeluarkan sebesar Rp25 juta.

    Biaya Perawatan dan Servis

    Perawatan dan servis rutin juga harus dihitung dalam cost ownership mobil. Biaya servis bisa bervariasi tergantung pada jenis mobil, tetapi rata-rata pemilik mobil harus melakukan servis berkala setiap 6 bulan atau 10.000 km, termasuk penggantian oli, filter, dan pemeriksaan umum.

    Jika biaya perawatan per tahun sekitar Rp3 juta, maka dalam lima tahun akan menghabiskan sekitar Rp15 juta untuk perawatan rutin. Tentu saja, mobil yang lebih tua mungkin memerlukan biaya perawatan yang lebih tinggi.

    Biaya Tidak Terduga

    Terakhir, ada biaya tak terduga yang mungkin muncul selama kepemilikan mobil, seperti perbaikan akibat kecelakaan atau kerusakan mendadak. Memiliki dana darurat untuk menutupi biaya tak terduga ini sangat penting agar tidak mengganggu anggaran bulanan.

    Misalnya, dalam lima tahun mengeluarkan Rp10 juta untuk perbaikan tak terduga akibat kecelakaan kecil atau komponen yang rusak di luar garansi.

    Contoh Perhitungan Total Cost Ownership

    Misalkan Anda membeli mobil dengan harga Rp200 juta dan ingin menghitung total cost ownership selama 5 tahun.

    - Harga Pembelian (Kredit + Bunga): Rp230 juta

    - Depresiasi: Rp80 juta

    - Pajak Tahunan (5 tahun): Rp20 juta

    - Biaya Bahan Bakar (5 tahun): Rp64,5 juta

    - Asuransi (5 tahun): Rp25 juta

    - Servis dan Perawatan (5 tahun): Rp15 juta

    - Biaya Tak Terduga: Rp10 juta

    Total cost ownership dalam 5 tahun = Rp444,5 juta. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Citra Dara Vresti Trisna

    Citra Dara Vresti Trisna adalah Asisten Redaktur KabarBursa.com yang memiliki spesialisasi dalam analisis saham dan dinamika pasar modal. Dengan ketelitian analitis dan pemahaman mendalam terhadap tren keuangan, ia berperan penting dalam memastikan setiap publikasi redaksi memiliki akurasi data, konteks riset, dan relevansi tinggi bagi investor serta pembaca profesional. Gaya kerjanya terukur, berstandar tinggi, dan berorientasi pada kualitas jurnalistik berbasis fakta.