KABARBURSA.COM - PT Indonesia Paradise Property Tbk (INPP) menyatakan akan mengupayakan kinerja optimal di semua lini bisnisnya, dengan fokus utama pada sektor hospitality (perhotelan) dan komersial seperti pusat perbelanjaan.
Berdasarkan laporan kinerja hingga September 2024, segmen perhotelan menyumbang 48 persen dari total pendapatan, diikuti oleh segmen komersial sebesar 42 persen, dan sektor properti sebesar 10 persen.
Chief Corporate Services Officer INPP, Diana Solaiman, menyebutkan bahwa dua segmen utama tersebut masih menjadi pilar utama pendapatan meskipun proyek hunian campuran seperti Antasari Place direncanakan mulai diserahterimakan pada 2025.
"Target pasar kami adalah kelas menengah atas, sehingga gejolak ekonomi tidak terlalu berdampak, terutama pada segmen komersial, karena pembayaran di muka biasanya mencapai 20 persen," ujar Diana dalam keterangan tertulisnya, dikutip Sabtu, 21 Desember 2024.
Untuk mencapai target pertumbuhan 10-20 persen, INPP mendorong pengelola pusat perbelanjaan untuk lebih kreatif dalam mengadakan promosi dan kegiatan berskala besar.
Di sisi lain, segmen perhotelan diharapkan dapat memanfaatkan momen Natal dan Tahun Baru untuk meningkatkan tingkat hunian.
Diana juga menekankan bahwa pendapatan berulang (recurring income) perseroan terdiri dari 48 persen kontribusi segmen hotel, 42 persen dari sektor komersial, dan sisanya 10 persen dari properti.
Dari sisi pertumbuhan pendapatan hingga September 2024, segmen perhotelan mencatatkan peningkatan tertinggi sebesar 24 persen secara tahunan (yoy), sementara sektor komersial tumbuh 6 persen, dan penjualan properti mengalami penurunan hingga 61 persen yoy.
Kinerja Keuangan INPP
INPP mencatatkan kinerja impresif pada kuartal ketiga 2024 dengan laba bersih sebesar Rp281,6 miliar, meningkat signifikan sebesar 201,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp93,4 miliar. Hal ini membuat laba bersih per saham INPP mencapai Rp25,15 per lembar, menjadikan saham perusahaan sebagai perhatian utama investor.
Pendapatan perseroan selama sembilan bulan pertama 2024 mencapai Rp878,1 miliar, tumbuh 5,6 persen dari Rp831,5 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Kinerja pendapatan ini diikuti oleh penguatan margin keuntungan, dengan gross margin tercatat di level 67,9 persen, EBITDA margin sebesar 42,5 persen persen, dan net margin mencapai 32,1 persen.
Gross profit INPP naik 9,2 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp596,1 miliar, sementara EBITDA tumbuh pesat sebesar 53,7 persen menjadi Rp373,3 miliar, mencerminkan efisiensi operasional yang berhasil dilakukan perseroan.
Secara kuartalan (qoq), pendapatan INPP pada kuartal III 2024 meningkat sebesar 9,4 persen menjadi Rp262,6 miliar dari kuartal sebelumnya. Namun, EBITDA mencatat penurunan tajam sebesar 50,3 persen dibandingkan kuartal kedua, dari Rp273,3 miliar menjadi Rp72,2 miliar. Meski demikian, secara tahunan, capaian laba bersih menunjukkan peningkatan yang luar biasa.
Dengan margin keuntungan yang solid dan laba bersih yang terus melonjak, saham INPP diproyeksikan tetap menarik bagi investor yang mencari emiten dengan pertumbuhan stabil dan potensi keuntungan besar. Keberhasilan menjaga tingkat efisiensi operasional juga memberikan keyakinan bahwa perseroan mampu menghadapi tantangan ekonomi di masa mendatang.
Performa Saham INPP
Harga saham NPP pada penutupan terakhir, Jumat, 20 Desember 2024 berada di level Rp935 per saham. Saham ini bergerak dalam rentang harian Rp900 hingga Rp940, menunjukkan stabilitas di tengah volatilitas pasar. Secara tahunan, harga saham INPP telah diperdagangkan dalam kisaran Rp550 hingga Rp1.275, mencerminkan kenaikan signifikan dalam beberapa bulan terakhir.
Kapitalisasi pasar INPP saat ini mencapai Rp10,46 triliun, menjadikan perusahaan ini sebagai salah satu emiten properti terkemuka di Bursa Efek Indonesia (IDX). Dengan rasio price-to-earnings (P/E) sebesar 35,66, saham INPP berada pada valuasi yang cukup premium, mencerminkan ekspektasi pasar terhadap pertumbuhan kinerja perseroan di masa depan.
Rata-rata volume perdagangan harian saham INPP tercatat sebanyak 114,78 ribu lembar, menunjukkan likuiditas yang cukup baik bagi investor ritel maupun institusi. Stabilitas volume ini mengindikasikan minat yang konsisten terhadap saham emiten properti ini.
Kinerja positif harga saham INPP didukung oleh pencapaian laba bersih perusahaan yang melonjak hingga 201,5 persen secara tahunan pada kuartal ketiga 2024, menjadi Rp281,6 miliar. Dengan laba bersih per saham mencapai Rp25,15, investor memandang saham ini sebagai opsi menarik di sektor properti, terutama mengingat margin keuntungan yang kuat.
Dengan rentang harga tahunan yang cukup lebar, investor masih melihat potensi penguatan harga saham INPP seiring dengan keberhasilan perusahaan menjaga kinerja operasional dan ekspansi bisnisnya. Stabilitas harga di kisaran Rp900 hingga Rp940 memberi peluang strategis bagi investor jangka panjang yang ingin memanfaatkan momentum pertumbuhan properti di Indonesia. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.