Logo
>

Intip Prospek Saham Properti di Tengah Lonjakan Investasi

Ditulis oleh Ayyubi Kholid
Intip Prospek Saham Properti di Tengah Lonjakan Investasi

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan bahwa sektor properti mengalami lonjakan investasi signifikan, dengan realisasi mencapai Rp33,5 triliun pada kuartal II-2024. Angka ini mencatat kenaikan 13,9 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang sebesar Rp29,4 triliun.

    Secara umum, ekonomi Indonesia memang menunjukkan performa yang cukup solid. Bahkan, meskipun pandemi sempat menjadi tantangan besar, ekonomi kita tetap stabil dan cepat pulih, menjadikannya salah satu yang terkuat di antara negara-negara lain dalam fase pemulihan.

    Rupiah tetap stabil dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan rekor baru di atas 7000, sementara banyak bursa di AS dan Eropa mengalami koreksi yang tajam. Data perdagangan dan arus modal juga menunjukkan performa yang baik meskipun ada tekanan pada nilai tukar rupiah dan pasar saham

    Berdasarkan data Trade Balance Current account Arus kapital atau investasi umum nya masih mantap. Belakangan pun data investasi juga terus membaik walaupun kondisi rupiah agak tertekan dan bursa saham sedang sedikit koreksi saat sentimen global cenderung menguntungkan USD dan wall street

    Data terakhir menunjukkan bahwa realisasi investasi pada kuartal II-2024 tumbuh 6,7 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya dan meningkat 22,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

    Dengan pertumbuhan investasi yang terus meningkat, terutama di sektor properti, pertanyaan yang muncul adalah bagaimana prospek saham sektor properti ini?

    Pengamat Pasar Modal yang juga founder Traderindo.com, Wahyu Laksono menjelaskan bahwa meskipun sektor properti mengalami sedikit koreksi karena tekanan suku bunga dan melemahnya nilai tukar rupiah, sektor ini tetap berada di posisi keempat tertinggi di bursa saham.

    "Justru jadi sektor keempat tertinggi," katanya kepada KabarBursa, Selasa, 30 Juli 2024.

    Dia menambahkan bahwa investasi di subsektor perumahan dan kawasan industri mencapai Rp33,5 triliun. Bahkan, investasi lokal atau penanaman modal dalam negeri (PMDN) sektor properti duduk di posisi ketiga sebagai subsektor realisasi triwulan II-2024 tertinggi yang disasar investor. Hal itu menandakan bahwa potensi sektor ini masih sangat besar, mengingat ekonomi yang prospektif dan jumlah penduduk yang tinggi.

    "Perumahan, kawasan industri dan perkantoran jelas masih potensial untuk jangka panjang," ungkap dia.

    Meskipun sektor properti menghadapi tantangan ekonomi seperti suku bunga tinggi dan pelemahan rupiah, menurutnya prospek jangka panjang tetap cerah. Emiten di sektor properti masih menunjukkan potensi, terutama jika kondisi pembangunan dan suku bunga membaik.

    "Emiten nya pun masih potensial walaupun saat ini belum mantap dan agak terkoreksi Mereka Berada di sektor yg bagus namun relatif rentan," kata dia

    Dengan pertumbuhan yang terus berlanjut dan prospek yang menjanjikan, sektor properti bisa menjadi pilihan investasi yang menarik di tengah situasi pasar yang dinamis.

    "Jika pembangunan mantap suku bunga rendah, properti dan infrastruktur berkembang  Maka sangat potensial. Begitu sebaliknya," terangnya.

    Pergerakan Saham Properti

    Dalam lanskap investasi properti yang tengah bergairah, Indeks properti menunjukkan tanda-tanda rebound yang menjanjikan, meskipun masih terkoreksi sebesar -10,54 persen secara year-to-date (YTD).

    "Belakangan Indeks properti sedang bagus Rebound Walaupun YTD masih kurang -10.54 persen,"  ujar dia.

    Namun, beberapa emiten di sektor ini mengalami pergerakan yang signifikan dan menunjukkan potensi menarik

    Saham SMRA

    SMRA baru-baru ini mengalami rebound yang kuat, tetapi belakangan ini menunjukkan sedikit koreksi, dengan penurunan YTD sebesar 2,61 persen.

    "Rebound kuat, namun belakangan agak koreksi," ungkap dia.

    Saham ini masih rentan terhadap koreksi karena tren bearish yang berlanjut. Dalam jangka menengah, kisaran harga yang diharapkan berada antara Rp450 hingga Rp900. Resistor kuat pada level Rp740; jika harga berhasil menembus level ini, potensi reversal bullish bisa terjadi. Kenaikan harga ke kisaran Rp600 - Rp630 dianggap wajar, namun mendekati Rp700, saham ini rentan terhadap koreksi.

    Untuk investor yang mencari peluang, pembelian bisa dilakukan dekat Rp500, dan jika harga turun di bawah Rp500, buy on weakness dapat dipertimbangkan.

    "Buy dekat 500-an (harga sekarang), di bawah 500 buy on weakness," kata dia.

    Saham PANI

    PANI juga menunjukkan rebound yang kuat mirip dengan SMRA, namun baru-baru ini mengalami koreksi. Secara YTD, saham ini mencatatkan kinerja yang solid dengan kenaikan sebesar 12,02 persen, dan harga saat ini berada di kisaran Rp4000 - Rp6000.

    Jika harga turun di bawah Rp4000, buy on weakness bisa menjadi strategi yang tepat, sedangkan di atas Rp6400, saham ini berpotensi mengalami koreksi, sehingga sell on strength bisa menjadi pilihan. Dalam jangka menengah, sekitar 5 tahun ke depan, PANI berpotensi naik ke kisaran Rp6500 - Rp7000.

    "Namun masih potensial jangka menengah, sekitar 5 tahun 6500-7000," kata dia.

    Saham MTLA

    MLTA menunjukkan kinerja yang lebih stabil dengan konsolidasi YTD sebesar 0,96 persen. Saham ini berada dalam kisaran konsolidasi antara Rp360 hingga Rp460.

    Jika harga mendekati atau di bawah 360, buy on weakness dapat menjadi strategi yang baik. MTLA juga menunjukkan potensi dalam jangka menengah dengan prediksi harga sekitar Rp550-Rp600 dalam lima tahun ke depan.

    "Masih potensial jangka menengah, sekitar 5 tahun 550-600," ungkapnya.

    Di tengah melonjaknya nilai investasi, terkhusus di sektor properti, saham tersebut pun juga patut untuk dilirik dan terus di amati. Meskipun di pasar saham secara year to datenya sektor properti terkoreksi namun baru-baru ini tren sektor tersebut memberikan performa yang mengesankan.

    Dengan performa yang baik itu, terdapat saham properti yang mungkin bisa kalian amati, di antaranya PANI, SMRA, dan MTLA. Ketiga saham itu bisa saja menjadi pilihan utama untuk investasi properti.

    bagi investor yang mencari peluang utama, PANI menjadi pilihan yang menarik dengan menunjukkan potensi jangka panjang terbaik, diikuti MTLA dan SMRA. Saham PANI disarankan beli di bawah 4000, MTLA di bawah 360, dan SMRA dekat 500.

    "Pilihan utama di PANI, lalu MTLA, terakhie SMRA," tandas dia.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Ayyubi Kholid

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.