KABARBURSA.COM - Data inflasi AS yang mencatatkan angka 3 persen year-on-year (y/y) memberikan sinyal kuat bagi Federal Reserve (The Fed) dalam menentukan kebijakan suku bunganya. Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi, merespons positif terhadap turunnya data inflasi Amerika Serikat (AS) yang berada di bawah ekspektasi pasar
Dia melihat data inflasi AS yang berada di bawah ekspektasi pasar semakin memberikan bukti bagi The Fed untuk mulai bersikap lebih dovish.
"Kami melihat data inflasi AS sebesar 3 persen y/y berada dibawah ekspektasi pasar semakin memberikan bukti untuk Fed dalam menentukan sikapnya," terang dia kepada KabarBursa, Senin 15 Juli 2024.
Lanjutnya, imbas dari merosot ya data inflasi AS dia mengatakan peluang pemangkasan suku bunga di September 2024 meningkat menjadi 86 persen dengan turun sebesar 25bps dan di November 2024 sebesar 50 persen peluang kembali turun 25bps.
"Pemangkasan suku bunga masih tetap sama di September 2024 tapi dengan probabilitas yang lebih tinggi, dari hanya sekitar 60 persen menjadi 8 persen," jelas dia.
Audi menambahkan, dengan meningkatnya probabilitas pemangkasan suku bunga hal ini diperkirakan akan membawa dampak positif bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Menurut Audi, potensi terjadinya rotasi sektoral juga cukup besar. jika melihat paruh pertama 2024, emiten-emiten siklikal cenderung dilepas oleh investor karena sensitivitasnya terhadap kondisi makroekonomi.
Namun, dia meyakini dengan adanya penurunan pada data inflasi AS emiten-emiten yang termasuk dalam kategori siklikal, seperti sektor keuangan, properti, industri, dan teknologi, diperkirakan akan mendapatkan sentimen positif dari kebijakan pemangkasan suku bunga ini.
"Tetapi kami meyakini, emiten kategori cyclical tadi, seperti keuangan, properti, industrial dan teknologi akan mendapat sentimen positif," ungkap dia.
Dia melanjutkan, sentimen dari normalisasi biaya dana yang tinggi dan ketidakpastian ekonomi diperkirakan akan menurun di sisa akhir 2024.
Dalam sepekan terakhir, beberapa emiten siklikal itu telah menunjukkan kenaikan, seperti sektor Keuangan yang naik 1,89 persen, Properti 3,19 persen, dan Industri 0,72 persen.
“Kami melihat potensi pemangkasan suku bunga yang semakin besar ini sebagai peluang bagi emiten-emiten siklikal untuk kembali bangkit dan memberikan return yang menarik bagi para investor,” pungkas Audi.
Diketahui, Indeks harga konsumen atau inflasi Amerika Serikat (AS) turun secara tak terduga pada Juni 2024 dan kenaikan inflasi AS secara tahunan merupakan yang terkecil dalam setahun. Hal ini memperkuat pandangan bahwa tren disinflasi kembali ke jalurnya, sehingga waktu penurunan suku bunga Federal Reserve diperkirakan akan semakin dekat.
Berdasarkan data Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja AS menyebutkan inflasi turun 0,1 persen pada Juni, setelah tak berubah pada Mei. Secara tahunan, inflasi CPI pada Juni naik 3,0 persen lebih rendah dari Mei yang sebesar 3,3 persen.
Kemudian, Kenaikan harga konsumen tahunan telah melambat dari puncaknya sebesar 9,1 persen pada Juni 2022. CPI berjalan jauh di depan langkah-langkah yang dilakukan oleh The Fed untuk mewujudkan target inflasi sebesar 2 persen.
Indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) keduanya meningkat 2,6 persen di Mei. Laporan CPI menyusul berita minggu lalu bahwa tingkat pengangguran naik ke level tertinggi dalam 2,5 tahun sebesar 4,1 persen di bulan Juni dari 4,0 persen di bulan Mei.
Pertumbuhan ekonomi juga melambat sebagai respons terhadap kenaikan suku bunga bank sentral yang besar pada 2022 dan 2023, dengan perkiraan produk domestik bruto (PDB) kuartal kedua mendekati tingkat tahunan sebesar 1,8 persen.
Gubernur The Fed Jerome Powell telah mengakui tren peningkatan tekanan harga baru-baru ini, namun mengatakan kepada anggota parlemen minggu ini bahwa ia belum siap untuk menyatakan bahwa inflasi telah reda dan bahwa lebih banyak data yang baik akan memperkuat alasan penurunan suku bunga.
Pasar tenaga kerja yang melemah dan perekonomian yang melambat telah membuat pasar keuangan dan sebagian besar ekonom memperkirakan The Fed akan memulai siklus pelonggaran kebijakannya pada bulan September.
Bank sentral telah mempertahankan suku bunga acuan overnight pada kisaran 5,25 persen – 5,50 persen sejak Juli lalu. Pemerintah telah menaikkan suku bunga kebijakannya sebesar 525 basis poin sejak 2022. Tidak termasuk komponen pangan dan energi yang mudah berubah, CPI naik 0,1 persen di bulan Juni setelah naik 0,2 persen di Mei lalu. Dalam 12 bulan hingga Juni, CPI inti meningkat 3,3 persen setelah naik 3,4 persen juga di Mei.(yub/nil)