KABARBURSA.COM - Investasi pasar modal syariah dinilai cukup diminati di Indonesia karena dinilai memiliki sejumlah manfaat. Salah keuntungan berinvestasi di pasar modal syariah adalah kepatuhan terhadap hukum dan prinsip- prinsip Islam yang menciptakan rasa aman bagi investor Muslim.
Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa emiten syariah yang mungkin bisa menjadi pilihan untuk menanamkan modal investasi. Salah duanya ialah dari sektor perbankan yakni PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dan BTPN Syariah Tbk (BTPS).
Lalu, bagaimana kinerja saham dua emiten perbankan syariah ini?
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS)
PT Bank Syariah Indonesia atau BRIS merupakan perusahaan perbankan yang layak dikoleksi. Perusahaan yang resmi melantai di bursa pada 2018 ini terpantau memiliki kinerja yang apik.
Dilansir dari Stockbit, Senin, 16 September 2024, BRIS mampu mencatatkan kinerja apik dalam satu bulan terakhir dengan level 7.12 persen. Namun, catatan terbilang turun dibanding tiga bulan terakhir yakni 25.44 persen.
BRIS berhasil meraup net income sebesar Rp1,6 triliun pada kuartal kedua 2024. Angka ini mengalami kenaikan dibanding periode yang sama pada tahun lalu yakni Rp1,3 triliun.
Berpaling ke neraca keuangan, BRIS mengoleksi kas dan setara kas Rp4,6 triliun pada kuartal kedua 2024, turun dibanding tahun lalu periode yang sama sebesar Rp4,9 triliun.
Sedangkan aset yang dimiliki BRIS pada kuartal dua tahun ini ialah Rp360 triliun, naik dari periode serupa tahun sebelumnya yakni Rp313 triliun.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, Perseroan berhasil menjaga kinerja keuangan dan bisnis secara sehat dan berkualitas sepanjang kuartal kedua 2024, di tengah makro ekonomi cukup menantang yang ditandai dengan naiknya suku bunga acuan seperti BI Rate yang naik ke level 6,25 persen pada awal kuartal II 2024 untuk mendukung stabilitas nilai tukar rupiah.
“Pertumbuhan BSI dalam berbagai indikator kunci, seperti aset, DPK, laba bersih, dan rasio CASA, merupakan yang tertinggi di industri perbankan nasional,” ujar dia dalam keterangan resmi, Selasa, 3 September 2024.
BSI juga mencatat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp296,70 triliun, naik 17,50 persen. Selain itu, kinerja tabungan naik 16,09 persen ke level Rp128,78 triliun di mana sekitar 39 persen atau Rp49,96 triliun merupakan tabungan Wadiah di mana perusahaan tidak memberikan bagi hasil sehingga dapat menjaga level cost of fund.
Dengan kondisi likuiditas dan pembiayaan, sepanjang kuartal II 2024 pendapatan perusahaan ditopang oleh pendapatan margin dan bagi hasil yang naik 11,44 persen menjadi Rp12,08 triliun, serta pendapatan berbasis fee yang tumbuh 28,01 persen menjadi Rp2,48 triliun.
Di sisi lain, rasio efisiensi (BOPO) turun dari 70,87 persen ke level 69,23 persen. Dari sisi rasio profitabilitas ROE perusahaan membaik ke 17,88 persen naik dari 17,27 persen posisi Juni 2023.
BTPN Syariah Tbk (BTPS)
Emiten perbankan syariah lainnya yang memiliki kinerja positif ialah BTPN Syariah Tbk. Bank dengan kode saham BTPS ini mencatatkan performa impresif dalam satu bulan terakhir.
Masih mengambil data dari Stockbit, Senin, 16 September 2024, performa BTPS tumbuh di level 5.56 persen dalam satu bulan terakhir. Kendati begitu, angka ini turun dibanding tiga bulan terakhir yakni 13.82 persen.
Adapun pada kuartal kedua 2024 BTPS meraup net income sebesar Rp288 miliar. Angka ini mengalami penurunan jika dibandingkan periode serupa tahun sebelumnya sebesar Rp328 miliar.
BTPS diprediksi bisa menyabet pendapatan bersih sebesar Rp1,1 triliun pada tahun ini, naik tipis dibanding tahun lalu senilai Rp1 triliun.
Sedangkan, aset yang dimiliki BTPS ialah Rp21 triliun, menurun tipis dibanding kuartal kedua tahun lalu sebesar Rp21,2 triliun.
Sementara melansir RTI Business, dalam satu bulan BTPS mengalami pertumbuhan mencapai 2.07 persen dengan harga saham Rp1.200 sampai Rp1.330.
Dalam satu bulan pula, BTPS menorehkan transaksi sebesar Rp190,7 juta dengan saham yang diperdagangkan mencapai Rp241,4 juta. Adapun frekuensi perdagangan BTPS tercatat 45,284.
Keuntungan Berinvestasi di Pasar Modal Syariah
Ketua Pembina Galeri Investasi Syariah Roikhan, mengatakan studi menunjukkan bahwa volatilitas pasar modal syariah cenderung lebih rendah dibandingkan pasar konvensional, sehingga risiko investasi menjadi lebih terukur.
Pasar modal syariah juga memiliki return yang konsisten. Roikhan menyebut meskipun tidak selalu lebih tinggi, return investasi di pasar modal syariah cenderung lebih konsisten dalam jangka panjang.
“Dari segi imbal hasil, meski tidak selalu sekompetitif saham konvensional, pasar modal syariah menunjukkan performa yang stabil dalam beberapa tahun terakhir,” ungkap dia kepada Kabar Bursa beberapa waktu lalu.
Selain itu, lanjut Roikhan, investasi di pasar modal syariah juga memberikan nilai tambah berupa kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan etis.
“Bagi investor muslim, investasi di pasar modal syariah merupakan cara yang baik untuk menyelaraskan portofolio investasi dengan nilai-nilai agama,” terang dia.
Dengan perhatian lebih kepada investasi yang bersih dari riba, gharar (ketidakpastian), dan maisir (perjudian), pasar modal syariah menghadirkan opsi yang lebih etis dan sosial.
Peminat Pasar Modal Semakin Tinggi
Roikhan menyampaikan, minat berinvestasi dalam pasar modal syariah di Indonesia semakin meningkat seiring dengan peningkatan literasi keuangan dan kesadaran tentang keuntungan investasi syariah.
Program edukasi dan kampanye yang dilakukan oleh otoritas terkait seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI), kata dia, memainkan peran yang sangat penting.
“Edukasi seputar pentingnya investasi sebagai bagian dari perencanaan keuangan masa depan dan bagaimana pasar modal syariah dapat menjadi alat yang efektif dalam merealisasikan tujuan tersebut semakin dipahami masyarakat Indonesia,” jelas Roikhan.
Menurut dia, Semakin banyak masyarakat Indonesia yang memahami pentingnya investasi dan manfaat berinvestasi di pasar modal syariah.
Selain itu, munculnya berbagai produk investasi syariah yang inovatif, seperti sukuk, reksa dana syariah, dan saham syariah, semakin menarik minat investor.
“Pemerintah Indonesia terus mendorong pengembangan pasar modal syariah melalui berbagai kebijakan dan regulasi yang mendukung,” pungkasnya.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.