KABARBURSA.COM - Founder Stocknow.id Hendra Wardana mengimbau para investor mencermati sejumlah sentimen di tengah penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Seperti diketahui, IHSG ditutup menguat sebesar 1,32 persen atau mengalami kenaikan 86 poin ke level 6.617 pada perdagangan Kamis, 6 Maret 2025.
Hendra mengatakan, penguatan ini terjadi di tengah rebound saham-saham perbankan dan konglomerasi yang sebelumnya mengalami tekanan jual.
"Saham perbankan seperti BBRI naik 2,86 persen ke level 3.950, didukung oleh revisi peringkat dari JP Morgan serta valuasi yang dianggap semakin menarik pasca koreksi," ujarnya kepada Kabarbursa.com dikutip, Jumat, 7 Maret 2025.
Selain itu, dia menyebut saham teknologi juga ikut menguat yaitu DCI Indonesia (DCII) melonjak 9,98 persen ke level 140.475, menjadi salah satu penyumbang terbesar bagi kenaikan indeks.
Hendra memandang di tengah optimisme pasar, saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) menjadi sorotan setelah secara agresif mengakumulasi saham PT Surya Citra Media Tbk (SCMA). Dia bilang, langkah EMTK ini memicu lonjakan minat investor terhadap SCMA, dengan sahamnya direkomendasikan buy dengan target harga 250.
"Selain SCMA, saham BBRI juga direkomendasikan buy dengan target 4.180, serta EMTK sendiri yang ditargetkan ke level 640," katanya.
Meskipun tren positif ini memberikan angin segar, Hendra meminta para investor perlu mencermati potensi aksi ambil untung pada perdagangan hari ini, Jumat, 7 Maret 2025.
Menurutnya, sentimen eksternal dari kebijakan perdagangan Amerika Serikat (AS) turut menjadi faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG.
Seperti misalnya tarif impor yang dari kebijakan Donald Trump terhadap Kanada dan Meksiko mulai berlaku, dengan bea masuk 25 persen pada berbagai barang, serta tarif 10 persen terhadap produk energi Kanada.
Selain itu, ada pula perang dagang AS-China yang kembali memanas setelah Beijing membalas dengan tarif hingga 15 persen terhadap produk pertanian Negeri Paman Sam dan memperluas daftar perusahaan AS yang dikenai kontrol ekspor.
"Ketidakpastian global ini berpotensi menahan momentum penguatan IHSG. Untuk perdagangan akhir pekan, IHSG diperkirakan bergerak dalam rentang 6.500-6.772 dengan kecenderungan melemah akibat aksi taking profit," pungkasnya.
IHSG Dibuka Menguat
Sebelumnya, IHSG dibuka menguat sebesar 0,09 persen atau naik 5 poin ke level 6.623 pada perdagangan Jumat, 7 Maret 2025. Setelah dibuka menghijau, tak lama kemudian IHSG mengalami koreksi ke posisi 6.613, atau turun 0,07 persen dari posisi sebelumnya.
Mengutip data RTI Business, pada sesi satu ini terpantau 151 saham berada di zona hijau, 101 saham mengalami pelemahan, dan 214 saham stagnan.
Volume perdagangan pada pembukaan pagi ini sebesar Rp493.041 juta, sementara transaksi senilai Rp297.683 miliar dengan frekuensi perdagangan senilai 24, 640.
Sementara itu Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, memperkirakan pergerakan IHSG berikutnya bakal mengarah ke level 6.686 hingga 6.762, dengan support di 6.446 dan 6.297 serta resistance di 6.698 dan 6.818.
“IHSG sudah mencapai target terdekat di rentang 6.615-6.639. Jika penguatan berlanjut, target berikutnya ada di 6.686-6.762,” kata Herditya dalam risetnya yang diterima KabarBursa.com, Jumat, 7 Maret 2025.
Tiga Emiten Buyback Saham Bulan ini, Investor Dapat Apa?
Sejumlah emiten yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) bersiap untuk melakukan pembelian kembali saham atau buyback pada Maret 2025. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA) akan membeli kembali saham mereka di publik secara bertahap mulai pertengahan bulan ini.
Analis Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menilai aksi korporasi ini dapat menjadi katalis positif, namun investor perlu mencermati eksekusi buyback secara saksama.
Nafan menjelaskan bahwa buyback saham bertujuan untuk memperkuat performa harga saham agar lebih mencerminkan nilai fundamentalnya. Namun, menurutnya, hingga saat ini belum ada informasi pasti terkait harga pelaksanaan buyback.
"Kita belum tahu di harga berapa buyback akan dieksekusi. Jadi, investor harus mencermati pergerakan harga sahamnya. Jika harga saham terus turun di bulan Maret, bisa jadi buyback belum terlaksana. Sebaliknya, jika harga mulai naik signifikan, ada kemungkinan buyback sudah dilakukan," kepada Kabarbursa.com pada Jumat, 28 Februari 2025.
Langkah yang diharapkan dapat meningkatkan nilai pemegang saham dan menunjukkan optimisme manajemen terhadap prospek perusahaan, menjadi tujuan para perusahaan. Dengan begitu layak menjadi pertanyaan apa yang akan didapatkan oleh investor dari aksi korporasi ini.
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.(*)