Logo
>

Investor Dinilai Lebih Pilih Emas, IHSG Terancam Bearish Pekan ini

Harga emas global masih menunjukkan kekuatan, bahkan mencetak rekor baru di atas USD3,900/oz

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Investor Dinilai Lebih Pilih Emas, IHSG Terancam Bearish Pekan ini
Ilustrasi: Setumpuk emas batangan (Foto: Unsplash/Jingming Pan)

KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyesikan bergerak bearish atau cenderung menurun pada pekan ini.

Managing Director Research & Digital Production Samuel Sekuritas, Harry Su mengatakan perkiraan penurunan IHSG pekan ini tidak lepas dari aksi investor yang lebih memilih ke aset lindung nilai seperti emas.

"Harga emas global masih menunjukkan kekuatan, bahkan mencetak rekor baru di atas USD3,900/oz, kami melihat saham-saham gold related masih akan menguat seperti BRMS dan ARCI," ujar dia dalam risetnya kepada Kabarbursa.com, Senin, 6 Oktober 2025.

Di sisi lain, Harry menyampaikan tekanan jual asing diperkirakan masih akan berlanjut di sektor perbankan. Hal ini, kata dia, dikarenakan pelemahan rupiah.

"Dan juga result 8M25 perbankan yang belom menunjukan perbaikan di margin bunga (NIM)," ungkapnya.

Adapun pada sesi I perdagangan Senin, 6 Oktober 2025, IHSG ditutup melemah sebesar 0,06 persen atau turun 4,72 poin ke level 8.113.

Pade penutupan sesi I hari ini, investor asing melakukan net sell reguler sebesar Rp139,87 miliar. Nilai transaksi asing tercatat Rp5,06 triliun pada sisi beli dan Rp5,20 triliun pada sisi jual.


Di kubu domestik, nilai beli mencapai Rp15,93 triliun berhadapan dengan nilai jual Rp15,79 triliun, menandakan net buy tipis sekitar Rp140 miliar dari investor lokal. Dari komposisi nilai transaksi, porsi asing mengambil 24,43 persen, sementara domestik mendominasi 75,57 persen.

Secara volume saham, investor asing memborong 10,33 miliar lembar dan melepas 9,62 miliar lembar, sehingga masih net buy volume sekitar 0,71 miliar lembar. Di sisi domestik, pembelian mencapai 33,64 miliar lembar dan penjualan 34,34 miliar lembar, atau net sell volume sekitar 0,70 miliar lembar.

Panggung volume hari ini tetap dikuasai pelaku lokal dengan 77,31 persen pangsa, berbanding 22,69 persen milik asing.

Dari frekuensi transaksi, asing membukukan 288,83 ribu kali pada sisi beli dan 404,81 ribu kali pada sisi jual, menandakan tekanan jual lebih tinggi. Pelaku domestik mencatat 2,28 juta kali pada sisi beli dan 2,16 juta kali pada sisi jual. Porsi frekuensi masih terkonsentrasi di investor lokal dengan 86,48 persen, sementara asing berkontribusi 13,52 persen.

Harga Emas Dunia Terancam Mentok di Bawah USD4.000

Diberitakan sebelumnya, pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, memprakirakan harga emas dunia akan sulit menembus level psikologisnya, yakni USD4.000 per troy ounce.

“(Emas dunia) kemungkinakan besar ditransaksikan di level support USD3.854 per troy ounce. Kemudian resistennya adalah USD3.916,” kata Ibrahim dalam keterangannya, dikutip Senin, 6 Oktober 2025.

Ibrahim memperkirakan bahwa dalam pergerakan mingguan, harga emas akan berada di kisaran support USD 3.823,90 dan resisten USD 3.955,17. Dengan demikian, peluang bagi emas untuk menembus level USD 4.000 dinilai sangat kecil, meskipun terdapat sejumlah sentimen positif di pasar.

Ia menuturkan bahwa untuk pekan ini, harga emas dunia kemungkinan besar bergerak dalam rentang tersebut, dan secara teknikal, potensi mencapai level USD 4.000 masih sangat terbatas.

Menurut Ibrahim, faktor geopolitik masih menjadi salah satu pendorong utama pergerakan harga emas. Ketegangan yang berkelanjutan antara Rusia dan Ukraina mendorong investor untuk mencari perlindungan pada aset logam mulia.

Tekanan terhadap Rusia semakin meningkat setelah negara-negara G7 memperketat sanksi terhadap pembelian minyak dari negara tersebut.

Sementara itu, situasi di Timur Tengah mulai menunjukkan tanda-tanda mereda setelah Hamas dikabarkan menerima proposal perdamaian yang diajukan oleh Presiden AS Donald Trump. Kesepakatan berisi 20 butir tersebut dinilai dapat membuka peluang bagi terciptanya ketenangan di wilayah Jalur Gaza.

Di sisi lain, intelijen Ukraina dilaporkan tengah melakukan pengintaian terhadap infrastruktur energi Rusia. Langkah ini disebut bertujuan untuk mempermudah serangan ke fasilitas minyak menggunakan misil jarak jauh dan drone.

Dengan kondisi global yang masih penuh ketidakpastian, Ibrahim menilai emas tetap menjadi instrumen safe haven pilihan bagi investor. Namun, ruang kenaikannya diperkirakan tetap terbatas pada level resistensi yang telah terbentuk.(*)

 

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Hutama Prayoga

Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.