KABARBURSA.COM - Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta menerangkan pada minggu ini para investor akan mencermati data The Federal Reserve (The Fed) untuk mengukur inflasi sehingga diyakini bakal menentukan arah kebijakan moneter ke depannya.
Nafan menerangkan, jika melihat dari US PCE (Personal Consumption Expenditures) atau pembacaan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti pada bulan lalu relatif 2,8 persen. Ia menyampaikan harapannya agar pada pekan ini angka tersebut bisa sekitar 2,75 persen karena disinflasi di Amerika Serikat (AS) masih terjadi berkaitan dengan penurunan bidang jasa, tarif afiliasi sehingga otomatis membuat market bisa terapresiasi dengan baik.
Adapun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mengalami rally penguatan saat ini menguat 0,27 persen, imbas dari penguatan yang terjadi pada Rabu, 22 Mei kemarin sebelum libur waisak, IHSG sempat mengalami technical rebound sehubungan sentimen negatif The Fed sudah mereda.
Selain itu, Nafan mengapresiasi kebijakan Bank Indonesia (BI) dalam mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate 6,25 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Mei, serta suku bunga fasilitas deposito dan fasilitas pinjaman masing-masing sebesar 5,5 persen dan
7,0 persen. Sikap pro-stabilitas ini, yang awalnya diperkirakan akan berubah pada awal tahun ini, kini tampaknya menjadi strategi jangka panjang.
Lebih lanjut ia menerangkan bahwa fokus BI tetap pada stabilitas rupiah, dengan mempertahankan pendekatan 'wait-and-see' yang hati-hati dan sangat dipengaruhi oleh sentimen pasar global.
"Sehubungan dengan Rupiah sudah mengalami penghuatan terhadap dollar dan bahwasanya hawkish The Fed terlihat meledak dan memang sebenarnya melihat The Fed masih memungkinkan untuk maintenance high risk for long time sehubungan dengan kinerja US CPI diatas The Fed 10 persen, karena yang US inflasi dikisaran 3,4 persen," terang Nafan dalam tayangan program Market Corner Kabar Bursa, Senin, 27 Mei 2024.
Nafan menambahkan, jika melihat dari US PCE pada bulan lalu relatif 2,8 persen dan mudah-mudahan di minggu ini bisa sekitar 2,75 persen karena disinflasi di AS masih terjadi berkaitan dengan penurunan bidang jasa, tarif afiasi sehingga otomatis membuat market bisa terapresiasi dengan baik.
Dari sisi lainnya, Nafan menerangkan melihat dari sektor energi dan healthcare masih menjadi lini penopang sektor di IHSG. Kemudian melihat sektor consumer dan industrial yang mulai improvisasi.
"Otomatis kita juga mencermati big bank, karena ini sudah masuk komulasi yang akan dilakukan investor, selain itu selama 8 tahun terkahir IHSG mengalami bullish sehingga big bank juga menjadi market terbesar," terangnya.
Adapun pilihan rekomendasi sahamnya adalah BBCA, BBNI, BBRI, BMRI dan sektor lainnya yaitu PTBA, AALI, CPIN.
Saksikan perbincangan dengan Nafan Aji Gusta dalam tayangan program Market Corner Kabar Bursa berikut:
https://www.youtube.com/live/iclrwiKR4uk?si=91wRFItO5cDawo6i
DISCLAIMER:
Informasi yang disediakan dalam artikel ini hanya untuk tujuan informasi umum. Meskipun redaksi berupaya untuk menyediakan informasi yang akurat dan terkini, kami tidak memberikan jaminan tentang kelengkapan, keakuratan, keandalan, kecocokan, atau ketersediaan dengan mengenai informasi, produk, layanan, atau grafik terkait untuk tujuan apa pun. Segala tindakan yang diambil oleh Anda sebagai hasil dari artikel ini adalah tanggung jawab Anda sepenuhnya. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian atau kerusakan apa pun, termasuk kehilangan langsung atau tidak langsung atau kerugian atau kerusakan apapun yang timbul dari informasi ini.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.