KABARBURSA.COM - Bank DBS Indonesia dan Mirae Asset berkolaborasi dengan meluncurkan layanan Rekening Dana Nasabah (RDN) guna memudahkan investasi dan pengalaman berinvestasi nasabah.
Selain memanjakan para nasabah, peluncuran RDN tersebut tidak lepas dari jumlah investor pasar modal di Indonesia yang terus mengalami peningkatan.
Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko Bursa Efek Indonesia (BEI) Sunandar, mengatakan hingga saat ini investor pasar modal di Indonesia sudah mencapai 13,8 juta orang.
"Meningkat sekitar 13 persen dari tahun lalu dengan mayoritas investor pasar modal berasal dari generasi muda," ujar dia dalam acara peluncuran di gedung BEI, Jakarta, Selasa, 24 September 2024.
Sunandar menyebut, dengan diluncurkannya RDN oleh kolaborasi Bank Indonesia dan Mirae Asset, bisa lebih meningkatkan minat investor di dalam negeri.
"Sehingga, peluncuran RDN akan semakin mendorong pertumbuhan investor di Indonesia dengan menarik masyarakat, baik domestik maupun asing, untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia," kata dia.
Sementara itu Head of Investment & Insurance Product, Consumer Banking Group PT Bank DBS Indonesia Djoko Soelistyo, menyampaikan pihaknya telah menargetkan pengguna aktif RDN dalam jangka panjang.
Djoko menyatakan, DBS Indonesia memiliki target satu juta pengguna RDN dalam waktu lima tahun.
"Kami sudah mentargetkan minimal dalam jangka waktu lima tahun kami akan mempunyai paling tidak satu juta pengguna yang aktif," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina, menjelaskan RDN ini akan menyasar investor di seluruh Indonesia. Meski demikian, dia mengakui jika mayoritas para investor kini berada di Pulau Jawa.
"Memang, saat ini untuk akses dan jumlah investor memang paling banyak di pulau Jawa, tapi ini sebenarnya sangat membuka peluang untuk para investor di luar pulau Jawa untuk berkembang," jelasnya.
Menurut Martha, target yang diusung itu tidak lepas dari pembangunan ekonomi yang telah dilakukan pemerintah. Dia bilang, dalam 10 tahun terakhir pembangunan ekonomi sudah menyasar di luar pulau Jawa.
"Kita tahu ada pembangunan IKN (Ibu Kota Nusantara), jadi kami sendiri percaya bahwa dengan kolaborasi ini juga akan meningkatkan akses untuk para calon investor di luar pulau Jawa untuk bisa berinvestasi di pasar modal," pungkasnya.
BEI Catat Investor Lokal di RI Masih Dominan
Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat investor lokal di Indonesia masih cukup dominan. Hal ini tercatat dari sisi demografi per 9 Agustus 2024.
“Investor individu di Indonesia didominasi oleh 61,84 persen laki-laki, 54,96 persen berusia di bawah 30 tahun, 31,44 persen pegawai swasta, negeri dan guru, 45,75 persen berpendidikan terakhir SMA dan 44,94 persen berpenghasilan Rp10jt–100jt per tahun,” tulis BEI dalam keterangannya dikutip, Selasa 13 Agustus 2024.
Berdasarkan komposisi kepemilikan, investor lokal di Indonesia masih mendominasi sebesar 99,71 persen, dengan rincian jumlah 99,63 persen untuk investor saham, dan 99,91 persen untuk investor reksadana.
Sedangkan dari jenis investor, jumlah investor lokal lebih besar dibandingkan dengan investor asing, dengan jumlah 13,41 juta.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi, di Jakarta, Senin, 12 Agustus 2024 menjelaskan sebanyak 24,09 persen investor berusia 31-40 tahun dengan total aset senilai Rp119,13 triliun dan sebanyak 11,86 persen berusia 41-50 tahun dengan total aset senilai Rp183,01 triliun.
Kemudian, sebanyak 5,69 persen investor berusia 51-60 tahun dengan total aset senilai Rp269,73 triliun, dan sebanyak 2,98 persen usia di atas 60 tahun dengan total aset senilai Rp887,66 triliun.
Dari sisi demografi, katanya lagi, sebanyak 67,47 persen investor berada di Pulau Jawa dengan total aset senilai Rp4.918,90 triliun, dan sebanyak 16,64 persen berada di Pulau Sumatera dengan total aset senilai Rp101,09 triliun.
Lalu, sebanyak 5,31 persen investor berada di Pulau Kalimantan dengan total aset senilai Rp125,72 triliun, dan sebanyak 5,50 persen investor di Pulau Sulawesi dengan total aset senilai Rp16,85 triliun.
Kemudian, sebanyak 3,77 persen investor berada di Pulau Bali, NTT, NTB dengan total aset senilai Rp21,81 triliun, dan sebanyak 1,31 persen investor di Pulau Maluku-Papua dengan total aset senilai Rp6,09 triliun.
Sementara itu, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), saat ini tengah berupaya meningkatkan jumlah investor pasar modal yang mencapai 11 persen (ytd).
“Berdasarkan jumlah SID, jumlah investor pasar modal meningkat dari 12,17 juta investor pada tahun 2023 menjadi 13,45 juta investor sampai dengan 9 Agustus 2024,” tulis BEI.
Berdasarkan jumlah tersebut, investor saham dan surat berharga lainnya berjumlah 5,87 juta, reksa dana 12,68 juta, dan investor Surat Berharga Negara (SBN) sebanyak 1,13 juta.
Total SID juga meningkat sebesar 8 persen dari 16,43 juta di tahun 2023 menjadi 17,72 juta pada tahun 2024 (termasuk SID Pasar Modal dan SID Investor S-MULTIVEST).
Total aset yang tercatat di KSEI mengalami peningkatan 6 persen (ytd) dari Rp7,74 triliun pada 2023 menjadi Rp8,23 triliun pada 9 Agustus 2024.
Peningkatan total aset yang tercatat di KSEI sejalan dengan peningkatan IHSG serta kapitalisasi pasar. Peningkatan juga tercatat pada aset under management (AUM) reksa dana yang tercatat di KSEI sampai dengan Juli 2024 berjumlah Rp804,24 triliun, yakni sebesar 10,46 persen.(*)