KABARBURSA.COM - PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk (JTPE) akan mendorong kinerja semester II 2025 melalui segmen identitas dan pembayaran. Berbagai strategi akan dilakukan perusahaan demi mencapai target.
Direktur Utama JTPE, Allan Wibisono Oei, mengatakan pihaknya akan terus mendorong penjualan melalui produk-produk unggulan seperti kartu identitas, paspor, dan kartu perbankan baik tujuan pasar lokal maupun ekspor. Ia bilang saat ini tujuan ekspor terbesar adalah ke negara Timur Tengah dan negara di benua Afrika.
"Produk-produk ini menjadi pilar utama bisnis dan fondasi kekuatan JTPE di pasar saat ini.” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis, 28 Agustus 2025.
Untuk mencapai target strategis, JTPE terus melakukan berbagai upaya efisiensi produksi dan menawarkan harga yang kompetitif untuk setiap produknya guna meningkatkan volume penjualan.
Selain itu, JTPE akan memaksimalkan produk-produk yang memiliki margin tinggi guna mempertahankan dan meningkatkan profitabilitas berkelanjutan.
Fokus juga akan diberikan pada pengembangan diversifikasi produk yang sedang dijajaki, seperti produk telekomunikasi, security packaging dan RFID Hingga akhir paruh pertama tahun 2025, JTPE membukukan penjualan sebesar Rp666,50 miliar.
Kontribusi terbesar berasal dari segmen sekuriti yang mencatatkan penjualan sebesar Rp588 miliar atau setara dengan 88,22 persen dari total penjualan. Sementara itu, segmen non-sekuriti menyumbang Rp78,50 miliar (11,78 persen).
Pada periode yang sama, laba bersih Perusahaan mencapai Rp85,79 miliar. Dengan fondasi yang kuat dari segmen identitas dan dukungan dari segmen pembayaran, JTPE optimis dapat melanjutkan momentum positif dan mencapai kinerja yang lebih baik pada paruh kedua tahun ini.
Jasuindo Alokasikan Capex Rp60 Miliar
Sebelumnya diberitakan, menetapkan anggaran belanja modal atau capex sebesar Rp60 miliar untuk tahun 2025.
Dana tersebut bakal difokuskan sepenuhnya untuk menambah kapasitas produksi melalui pembelian mesin baru dan modernisasi peralatan yang ada.
“Rencana capex untuk tahun 2025 kita alokasikan sebesar Rp60 miliar, dan semua itu benar-benar untuk menambah kapasitas lewat penambahan mesin-mesin dan juga untuk memodernisasi mesin-mesin kami supaya lebih produktif,” ujar Direktur Akuntansi dan Keuangan Jasuindo, Michael Christian dalam paparan publik perseroan yang digelar secara daring hari ini Kamis, 12 Juni 2025.
Michael mengungkapkan bahwa perusahaan menghadapi sejumlah tantangan pada tahun depan. Secara global, ketidakpastian ekonomi masih menjadi perhatian utama, sementara secara domestik, perlambatan ekonomi menjadi risiko tambahan.
“Satu, karena kondisi ekonomi global yang masih belum tetap. Kemudian yang kedua, tantangannya tentang domestik adalah pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan melambat pada tahun 2025 dari sekitar 5 persen menjadi di bawah 5 persen, itu juga menjadi tantangan kami,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Jasuindo juga memaparkan rencana ekspansi bisnis ke segmen RFID dan tanda tangan elektronik yang saat ini sedang dalam tahap penjajakan kerja sama dengan perusahaan asal Hongkong. Proyek ini diarahkan untuk memperluas jangkauan ke pasar ekspor.
RFID sendiri adalah singkatan dari Radio Frequency Identification, yaitu teknologi yang menggunakan gelombang radio untuk mengidentifikasi dan melacak objek secara otomatis melalui tag (penanda) yang dipasang pada objek tersebut. Sementara dalam konteks usaha JTPE, perusahaan fokus pada Internet of Things atau IoT otomarisasi industri. Ekspansi tersebyt berarti memperluas portofolio produk teknologi tinggi baik pasar domestik atau internasional.
“Untuk ekspansi rencana RFID, itu termasuk dalam plan joint venture kami di mana possibly kami akan melakukan joint venture, marketnya sudah ada, dan produksinya sudah ada, dan itu bisa langsung jalan,” tutur Michael.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.