Logo
>

Kadin: Keseimbangan NZE dan Pertumbuhan Ekonomi Asia

Ditulis oleh Dian Finka
Kadin: Keseimbangan NZE dan Pertumbuhan Ekonomi Asia

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Ketua Umum Kadin Indonesia dan Ketua ASEAN-BAC Indonesia, Arsjad Rasjid, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara komitmen untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) dengan pertumbuhan pesat yang tengah dialami kawasan Asia.

    “Harus dijaga keseimbangan antara penerapan prinsip keberlanjutan dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi,” ujar Arsjad di Jakarta, Rabu 21 Agustus 2024.

    Arsjad menyatakan bahwa upaya untuk mencapai nihil emisi harus disesuaikan dengan kondisi setiap negara, sehingga pertumbuhan ekonomi yang pesat di Asia tetap bisa dipertahankan. Ia juga menambahkan bahwa Indonesia telah menunjukkan komitmen yang kuat untuk mencapai ekonomi net-zero pada tahun 2060 atau bahkan lebih cepat.

    Inisiatif internasional seperti AZEC menjadi sangat penting untuk menyeimbangkan komitmen mencapai nihil emisi dengan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, AZEC Advocacy Group bertujuan untuk menyediakan platform bagi sektor swasta dalam mengimplementasikan solusi dan menyuarakan aspirasi terkait transisi energi.

    “Kita tidak boleh juga kehilangan peluang (pertumbuhan ekonomi yang pesat), mengingat saat ini sedang ada pergeseran pertumbuhan global ke kawasan Asia. Kuncinya adalah menemukan keseimbangan,” tegas Arsjad Rasjid.

    Arsjad juga mengingatkan bahwa pendekatan global terhadap transisi energi harus mempertimbangkan kompleksitas kebutuhan energi dan kondisi ekonomi di berbagai negara Asia. Oleh karena itu, penting untuk mendorong penerapan pendekatan ketahanan dan transisi energi secara bersamaan dan saling terhubung di negara-negara Asia.

    Arsjad mengingatkan bahwa ketahanan energi sangat penting. Selain mendukung industri baru dan memastikan akses masyarakat ke kesehatan dan pendidikan, ketahanan energi juga membuka peluang ekonomi yang layak. 

    Namun, di saat yang sama, negara-negara Asia perlu beralih ke pendekatan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

    Dengan komitmen pemerintah Indonesia untuk mengembangkan kerangka ekonomi yang “Pro-Growth, Pro-Welfare, dan Pro-Green,” Arsjad Rasjid berharap forum seperti AZEC dapat menarik lebih banyak kerja sama internasional.

    Ia berharap AZEC akan menjadi platform penting untuk kolaborasi lintas negara dan sektor. Arsjad juga menekankan pentingnya menyelaraskan visi ini dengan kontribusi sektor swasta di Asia guna memastikan transisi energi yang inklusif.

    “Kami berbagi semangat yang sama dengan AZEC: ‘Asia’s Transition, Asia’s Solution, Asia’s Transition, Asia’s Pathway’. Narasi ini berpotensi menjadi narasi bersama dalam forum yang lebih besar nanti, misalnya di COP-29 di Azerbaijan. Namun, ini harus selaras secara inklusif dengan kontribusi sektor swasta di kawasan ini,” papar Arsjad.

    Arsjad juga memaparkan bahwa AZEC Advocacy Group ini bukan sekadar mendorong kepentingan nasional, tetapi juga mendukung pembangunan ekonomi regional yang lebih inklusif. 

    “Kami ingin memastikan bahwa kontribusi sektor swasta diakui dan diintegrasikan dalam upaya transisi energi yang berkelanjutan di Asia," katanya.

    Apa Peran AZEC?

    Managing Director Keidanren, Arihiro Iwamura, menambahkan bahwa AZEC berfungsi sebagai platform untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi dan netralitas karbon dapat dicapai secara bersamaan oleh industri di seluruh Asia.

    “AZEC dibentuk untuk mencapai dua target utama, yakni pertumbuhan ekonomi dan netralitas karbon, yang harus diwujudkan secara simultan oleh para pelaku industri di setiap negara di Asia,” ungkapnya.

    Sementara itu, President ERIA, Prof. Tatsuya Watanabe, menekankan bahwa keberhasilan transisi menuju ekonomi berkelanjutan di Asia sangat bergantung pada kemampuan setiap negara untuk mengintegrasikan teknologi yang tepat, sambil tetap mempertimbangkan kebutuhan dan tantangan spesifik yang mereka hadapi.

    “Negara-negara di Asia memiliki tujuan bersama untuk mencapai pertumbuhan ekonomi optimal dengan tetap memperhatikan kebutuhan spesifik setiap negara. Salah satu fokus utama kami adalah bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan untuk mendukung transisi menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan,” ujarnya.

    Ketua ASEAN-BAC Laos 2024, Oudet Souvannavong, menyatakan bahwa pertemuan ini tidak hanya membahas teknologi, tetapi juga menekankan pentingnya kolaborasi antar negara-negara Asia.

    “Kolaborasi ini membutuhkan dukungan teknologi dan pendanaan yang memadai agar dapat diwujudkan secara efektif,” ujarnya.

    AZEC Advocacy Group Roundtable mengumpulkan para pemimpin bisnis, pemerintah, dan pakar energi untuk berbagi pengetahuan dan solusi terkait transisi energi. Fokus utama agenda mencakup diskusi tentang lanskap dan tantangan transisi energi di Asia, pengembangan kerangka kerja nasional dan regional yang efektif, serta skema pembiayaan yang optimal.

     Inisiatif ini juga menunjukkan komitmen Kadin Indonesia dalam mendukung target emisi nol pada tahun 2060 atau lebih cepat, sesuai dengan komitmen nasional Indonesia di bawah UNFCCC.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Dian Finka

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.