Logo
>

Kalbe Farma Gandeng Perusahaan China Bangun Pabrik Obat

Ditulis oleh KabarBursa.com
Kalbe Farma Gandeng Perusahaan China Bangun Pabrik Obat

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), melalui anak perusahaannya, PT Global Chemindo Megatrading (GCM), mengumumkan kerja sama strategis dengan perusahaan asal China, Lian SGP Holding Pte Ltd. (Lian SGP), yang merupakan anak perusahaan dari Livzon Pharmaceutical Group Inc. China (Livzon Group).

    Kerja sama ini bertujuan untuk membangun pabrik bahan baku obat dengan nilai investasi awal sebesar Rp650 miliar.

    Pabrik yang akan dibangun ini direncanakan untuk memproduksi berbagai bahan baku yang diperlukan dalam industri farmasi.

    Proyek ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik secara khusus, serta mendukung industri farmasi Indonesia dengan menyediakan bahan baku berkualitas tinggi.

    Dalam kolaborasi ini, Kalbe Farma dan Lian SGP telah membentuk perusahaan patungan bernama PT Livzon Pharma Indonesia. Perusahaan patungan ini akan fokus pada produksi bahan aktif farmasi (API) dan bahan baku farmasi lainnya. Selain memenuhi kebutuhan pasar ekspor, perusahaan ini juga akan memperhatikan potensi pasar dalam negeri.

    Stanley Handiono Angkasa, Presiden Direktur PT Global Chemindo Megatrading, menjelaskan bahwa kerja sama ini merupakan langkah penting dalam meningkatkan kemampuan perusahaan dalam memproduksi API.

    "Kami menyambut baik kolaborasi dengan Livzon Group, yang merupakan salah satu produsen bahan baku obat terbesar di China. Kerja sama ini merupakan bagian dari upaya kami untuk mendukung inisiatif Pemerintah Indonesia dalam memperkuat produksi bahan baku aktif farmasi domestik," kata Stanley dalam keterangan pers pada Selasa, 30 Juli 2024.

    Stanley menambahkan, bahwa pembangunan pabrik API di Indonesia diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan memperkuat ketahanan kesehatan nasional.

    "API memegang peranan penting dalam industri farmasi. Selain meningkatkan industri farmasi Indonesia, proyek ini juga diharapkan dapat memperbesar kontribusi ekspor, memungkinkan transfer teknologi, serta membangun kapasitas penelitian dan pengembangan di Tanah Air," ujarnya.

    Sementara itu, Tang Yanggang, CEO Livzon Pharmaceutical Group, menyebutkan bahwa perusahaan patungan ini merupakan langkah strategis bagi Livzon dalam memperluas jangkauan pasar di Asia Tenggara.

    "Dengan menggabungkan keahlian teknologi Livzon dengan pengetahuan pasar yang dimiliki Kalbe Farma, kami percaya dapat menyediakan produk farmasi berkualitas tinggi. Kami berharap ini akan berkontribusi positif bagi sektor kesehatan di Indonesia dan kawasan sekitarnya," ujar Tang Yanggang.

    Dengan investasi ini, PT Kalbe Farma dan Lian SGP berharap dapat menciptakan dampak signifikan dalam industri farmasi di Indonesia, sekaligus berkontribusi pada pengembangan sektor kesehatan global.

    Harga Obat di Indonesia Termahal di ASEAN

    Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat kesal dengan fakta bahwa harga obat-obatan dan alat kesehatan di Indonesia terlalu tinggi. Oleh karena itu, hari ini, Selasa, 2 Juli 2024, dia mengadakan rapat internal untuk mencari solusi agar harga-harga ini bisa diturunkan.

    Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, yang juga hadir dalam rapat tersebut, menyatakan bahwa Presiden Jokowi telah menginstruksikan untuk menjadikan harga alat kesehatan (alkes) dan obat-obatan di Indonesia lebih murah dibandingkan dengan Malaysia.

    "Kami harus bisa menyeragamkan harga alat kesehatan dan obat-obatan dengan negara tetangga. Saat ini, harga-harga tersebut di Indonesia terlalu mahal," kata Budi Gunadi setelah rapat di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa, 2 Juni 2024.

    Menurut Budi Gunadi, perbedaan harga antara obat-obatan di Indonesia dengan Malaysia bisa mencapai tiga hingga lima kali lipat.

    "Perbedaannya mencapai 300 persen hingga 500 persen," ungkapnya.

    Untuk itu, Budi Gunadi mengatakan bahwa semua kementerian terkait diminta untuk mencari solusi guna menekan harga obat-obatan dan alat kesehatan. Dia menyoroti adanya inefisiensi dalam sistem perdagangan di sektor kesehatan, yang menjadi fokus perhatian Jokowi.

    "Kami akan melakukan kajian mendalam untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa yang bisa menurunkan harga obat-obatan. Apakah ada masalah dalam tata kelola, sistem pembelian yang tidak efisien, atau transparansi biaya yang harus ditingkatkan," jelas Budi Gunadi.

    Rencananya, dua minggu mendatang akan diadakan rapat lanjutan setelah seluruh kementerian dan lembaga terlibat melakukan evaluasi menyeluruh.

    "Saat ini kita harus mencari kombinasi solusi terbaik untuk menurunkan harga seefisien mungkin. Ini bukan hanya soal pajak, tapi juga bagaimana kita bisa meningkatkan industri dalam negeri agar lebih kompetitif," tambahnya.

    Budi Gunadi juga menyampaikan pesan dari Jokowi agar tata kelola industri kesehatan dalam negeri diperbaiki, sehingga mampu bertahan ketika menghadapi tantangan seperti pandemi COVID-19 lalu.

    "Dengan demikian, kami berharap industri obat-obatan dan kesehatan dalam negeri dapat memperbaiki kualitas regulasinya agar lebih konsisten dan mampu menghadapi tantangan di masa depan," tutup Budi Gunadi. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi