Logo
>

Kebijakan Diskon Tiket: Untungkan Maskapai, Tekan Pendapatan Bandara

Ditulis oleh Ayyubi Kholid
Kebijakan Diskon Tiket: Untungkan Maskapai, Tekan Pendapatan Bandara

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pemerintah kembali menggulirkan kebijakan diskon 10 persen untuk tiket pesawat pada periode Lebaran 2025. Stimulus ini disebut-sebut sebagai upaya mendorong mobilitas masyarakat sekaligus meningkatkan pertumbuhan ekonomi. 

    Pengamat penerbangan Gatot Rahardjo menilai bahwa maskapai tidak akan terlalu terdampak oleh program diskon ini. Sebab, potongan harga yang diberikan berasal dari biaya layanan bandara kepada penumpang (PJP2U) serta layanan ke maskapai (PJP4U), bukan dari komponen harga tiket yang menjadi pendapatan utama maskapai.

    "Kalau terkait program diskon tiket pesawat 10 persen itu bagi maskapai sebenarnya tidak banyak terdampak kok. Karena yang didiskon itu kan biaya layanan bandara ke penumpang (PJP2U) dan layanan ke maskapai (PJP4U). Jadi yang terdampak itu sebenarnya bandara karena pendapatannya berkurang 50 persen,” ujarnya kepada KabarBursa.com, Jumat 21 Februari 2025.

    Lebih lanjut, Gatot mengatakan bahwa diskon tiket pada Nataru kemarin meningkatkan jumlah penumpang sebesar 10 persen dibanding bulan biasa, sehingga pendapatan maskapai sebenarnya bertambah.

    "Dari sisi pendapatan, dengan diskon tiket pada Nataru kemarin jumlah penumpang naik 10 persen dibanding bulan biasa, jadi sebenarnya pendapatan maskapai bertambah,” ungkap dia.

    Gatot menjelaskan bahwa sebenarnya terdapat perbedaan pola perjalanan antara periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) dengan Lebaran. Menurutnya, saat Nataru, mayoritas masyarakat bepergian untuk berlibur, sehingga jumlah penumpang pesawat cenderung seimbang antara keberangkatan dan kepulangan. Sementara itu, pada Lebaran, perjalanan lebih didominasi oleh aktivitas mudik dan arus balik, yang menyebabkan ketimpangan jumlah penumpang. 

    Ia mencontohkan bahwa saat mudik, penerbangan dari Jakarta ke Yogyakarta bisa terisi penuh, sedangkan penerbangan sebaliknya hanya terisi sekitar 30-50 persen. Begitu pula saat arus balik, rute dari Yogyakarta ke Jakarta mengalami lonjakan penumpang hingga 100 persen, sementara dari Jakarta ke Yogyakarta justru menurun menjadi sekitar 30-50 persen.

    Namun, ia menegaskan bahwa selama diskon tiket dikomunikasikan dengan baik dan jauh-jauh hari, kebijakan ini tetap berpotensi meningkatkan jumlah penumpang secara keseluruhan.

    "Kalau ada diskon tiket dan dikomunikasikan jauh-jauh hari, ya bisa menambah jumlah penumpang," tegasnya.

    Kendati demikian, meski jumlah penumpang meningkat 10 persen pada periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025 akibat diskon serupa, bandara tetap mengalami kerugian. Sebab, tambahan jumlah penumpang tidak cukup untuk menutupi hilangnya pendapatan akibat pemotongan tarif layanan.

    “Hanya kalau untuk bandara, karena pendapatan dikurangi 50 persen sedangkan jumlah penumpang hanya bertambah 10 persen, maka masih ada pendapatan yang hilang 40 persen,” paparnya.

    Namun menurut Gatot kerugian yang dialami oleh Banda bukanlah masalah besar mengingat sebagian besarnya dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) 

    Gatot pun menduga pemerintah memiliki skema tertentu untuk menutup kerugian yang dialami bandara. “Tapi sebagian besar bandara itu BUMN atau dimiliki pemerintah (UPBU), jadi ya mungkin ada skema tersendiri dari pemerintah untuk membantu bandara,” tambah dia.

    Di sisi lain, efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah juga bisa berdampak pada sektor penerbangan. Pasalnya, sekitar 12 persen penumpang pesawat berasal dari kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN). Dengan adanya pembatasan anggaran perjalanan dinas, jumlah penumpang dari segmen ini dipastikan akan berkurang, terutama di luar periode liburan atau Lebaran.

    "Kalau soal efisiensi anggaran itu memang akan berdampak, karena penumpang pesawat yang ASN itu sekitar 12 persen, jadi jumlah penumpang dari ASN pasti akan berkurang untuk penerbangan di hari-hari biasa," kata Gatot.

    Bakal Ada Diskon Tiket 10 Persen

    Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengonfirmasi bahwa pemerintah tengah mengurus skema diskon tiket pesawat untuk periode libur lebaran 2025 mendatang.

    “Nanti kita sedang urus,” terangnya kepada wartawan saat ditemui di Hotel Westi, Jakarta Selatan, Rabu 19 Februari 2025.

    Sementara untuk besaran diskonnya, Airlangga mengaku akan melakukan pengecekan lebih lanjut terkait kepastian nominalnya. Meski begitu, ia memperkirakan skema yang diterapkan tidak jauh berbeda dari kebijakan saat Nataru lalu, di mana diskon tarif pesawat diberikan sebesar 10 persen.

    “Ya (10 persen) nanti kita cek lagi. Hampir sama kayak Nataru kemarin,” ungkap dia.

    Lebih lanjut, Airlangga memastikan bahwa seluruh maskapai penerbangan domestik akan terlibat dalam program ini. “Semua airline, untuk domestik, ya,” tandas dia.

    Presiden Prabowo Subianto berencana memberikan sejumlah stimulus menjelang Ramadan dan Idul Fitri 2025. Salah satu kebijakan yang dijanjikan adalah potongan harga tiket pesawat untuk meringankan biaya perjalanan masyarakat.

    Janji ini disampaikan Prabowo saat mengumumkan berbagai kebijakan ekonomi untuk kuartal pertama 2025 dalam konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta, Senin 17 Februari 2025. Dalam kesempatan itu, Prabowo memaparkan sejumlah program stimulus yang akan diterapkan saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Lebaran.

    “Stimulus HBKN Ramadan Lebaran: Diskon Harga Tiket Pesawat, Diskon Tarif Tol, Program Diskon Belanja seperti Harbolnas 2025, program EPIC Sales 2025, dan BINA Diskon 2025, Program Pariwisata Mudik Lebaran, Stabilisasi Harga Pangan,” ujar Prabowo.

    Wacana pemberian diskon tiket pesawat bukan pertama kali disampaikan oleh Prabowo. Sebelumnya, dalam Puncak Perayaan HUT Ke-17 Partai Gerindra yang digelar secara daring pada Sabtu, 15 Februari 2025, ia juga menekankan pentingnya menurunkan harga tiket pesawat.

    “Harga (tiket) pesawat terbang turun, dan harus turun lagi kalo bisa, kalo bisa,” kata Prabowo saat itu.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Ayyubi Kholid

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.