KABARBURSA.COM - PT Kedawung Setia Industrial Tbk dengan kode saham KDSI, telah mengantongi izin untuk melakukan aksi stock split. Izin tersebut didapat usai digelarnya Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat, 25 Oktober 2024.
Perusahaan mendapatkan persetujuan untuk melaksanakan pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 1:4. Rapat ini dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili 85,53 persen saham dengan hak suara sah, atau setara dengan 346.395.400 saham.
Dengan ratio stock split 1:4, maka harga saham yang semula dijual Rp500 per lembar saham, akan menjadi Rp125 per lembar sahamnya.
Setelah dilaksanakan stock split, jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh akan meningkat dari 405 juta saham menjadi 1,62 miliar saham. Modal dasar perseroan juga meningkat, dari Rp300 miliar yang terdiri dari 600 juta saham dengan nominal Rp500 per saham, menjadi 2,4 miliar saham dengan nominal Rp125 per saham.
Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan likuiditas saham KDSI di pasar, karena nilai nominal yang lebih kecil dapat menarik minat investor ritel untuk berinvestasi. Dengan harga saham yang lebih terjangkau, perusahaan berharap jumlah transaksi saham di bursa akan meningkat, sehingga memperkuat posisi saham KDSI di pasar modal.
Pasca stock split, struktur pemegang saham tidak akan mengalami perubahan signifikan dari sisi kepemilikan, namun jumlah saham yang dipegang akan meningkat secara proporsional. Berikut adalah susunan pemegang saham setelah stock split:
- Kita Subur Bersama: Memiliki 1.271.567.200 saham, dengan nilai total nominal Rp158,945 miliar.
- Masyarakat umum: Memiliki 348.432.800 saham, yang jika digabungkan dengan kepemilikan Kita Subur Bersama, jumlah total saham yang ditempatkan dan disetor penuh mencapai 1,62 miliar saham atau senilai Rp202,5 miliar.
Menurut Corporate Secretary KDSI, Andi Subroto, implementasi dari stock split ini akan dijalankan oleh Direksi perusahaan sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku. Selain itu, penyesuaian juga akan dilakukan terhadap pasal dalam Anggaran Dasar perusahaan, yakni Pasal 4 Ayat 1 dan Ayat 2, untuk mencerminkan perubahan akibat pemecahan saham ini.
Stock split ini merupakan strategi perusahaan untuk meningkatkan likuiditas dan daya tarik saham KDSI di kalangan investor ritel. Dengan nilai nominal saham yang lebih rendah, lebih banyak investor yang diharapkan dapat terlibat dalam perdagangan saham KDSI, yang pada akhirnya akan memperkuat posisi perusahaan di pasar modal dan mendukung pertumbuhan jangka panjang.
Stock split ini tidak hanya akan menguntungkan para investor, tetapi juga memungkinkan KDSI untuk lebih fleksibel dalam mengelola permodalan dan melanjutkan strategi bisnis perusahaan ke depannya.
PT Kedawung Setia Industrial Tbk (KDSI) adalah perusahaan yang berfokus pada produksi peralatan rumah tangga berlapis enamel, seperti panci, wajan, dan teko.
Selain itu, KDSI juga memproduksi barang konstruksi berlapis enamel yang digunakan untuk atap stadion dan kubah masjid, serta tikar plastik berbahan polipropilen.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1973 dan berkantor pusat di Surabaya, Jawa Timur. Produk-produk KDSI telah memasuki pasar internasional sejak tahun 1987, dengan Amerika Serikat sebagai pasar ekspor pertama.
Kesehatan Fundamental KDSI
Sebagai emiten yang berfokus pada peralatan rumah tangga, KDSI menjadi salah satu yang memiliki notasi khusus dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Mengutip data dari Stockbit, Minggu, 27 Oktober 2024, dan menganalisisnya menggunakan pendekatan Warren Buffett, dapat diperhatikan beberapa hal tentang KDSI sebagai berikut:
Kedawung menunjukkan profitabilitas yang solid dengan gross profit margin (TTM) sebesar 15,67 persen, yang menunjukkan bahwa perusahaan mampu mempertahankan margin keuntungan dari penjualan mereka. Operating profit margin dan net profit margin masing-masing sebesar 4,81 persen dan 2,98 persen, meskipun rendah, tetap positif dan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bersih.
Salah satu metrik penting yang sering digunakan Buffett adalah ROE. KDSI memiliki ROE sebesar 11,39 persen, yang mencerminkan tingkat pengembalian yang baik bagi pemegang saham dari modal yang diinvestasikan. Buffett sering mencari perusahaan dengan ROE tinggi, setidaknya di atas 12 persen, sehingga KDSI sedikit di bawah preferensi idealnya.
Tidak hanya itu, Buffett cenderung mencari perusahaan dengan pertumbuhan laba yang konsisten. Berdasarkan data KDSI, pendapatan tahunan menunjukkan pertumbuhan yang stabil dari Rp47 miliar pada 2016 menjadi Rp83 miliar pada 2024 (annualised), yang mencerminkan tren kenaikan yang sehat. Meskipun pertumbuhan laba bersih pada Q2 2024 (-3,19 persen) sedikit menurun secara YoY, tren historis menunjukkan perusahaan masih dapat mempertahankan pertumbuhan laba.
Hal lain yang menjadi pertimbangan Buffett adalah efektivitas manajemen dalam mengalokasikan modal. Dalam hal ini, Return on Capital Employed (ROCE) sebesar 16,67 persen dan Return on Invested Capital (ROIC) sebesar 13,93 persen menunjukkan bahwa manajemen KDSI mampu menghasilkan pengembalian yang sehat dari modal yang digunakan.
Arus kas KDSI tampak stabil. Perusahaan memiliki cash flow from operations (TTM) sebesar Rp137 miliar, yang menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan arus kas operasional yang positif. Free cash flow (TTM) sebesar Rp95 miliar juga merupakan indikator yang baik bahwa perusahaan memiliki dana yang cukup untuk digunakan untuk pertumbuhan, membayar utang, atau memberikan dividen kepada pemegang saham.
Berdasarkan data, price-to-earnings ratio (P/E) KDSI adalah 9,08 (annualised) dan 8,43 (TTM), yang berada di bawah rata-rata IHSG (6.91). Buffett sering mencari perusahaan dengan P/E di bawah 15, sehingga KDSI memenuhi kriteria ini sebagai saham yang undervalued. Selain itu, price-to-book ratio (P/B) sebesar 0,96 menunjukkan saham KDSI diperdagangkan di bawah nilai bukunya, yang merupakan sinyal positif dalam hal valuasi.
Terakhir, Buffett menyukai perusahaan yang mampu memberikan dividen kepada pemegang saham secara konsisten. KDSI memiliki dividend yield sebesar 5,32 persen dengan dividend payout ratio sebesar 48,34 persen, yang cukup seimbang. Ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengembalikan sebagian laba kepada pemegang saham tanpa mengorbankan pertumbuhan di masa depan.
Dengan kata lain, meskipun KDSI memiliki notasi khusus dari BEI, namun dari analisis di atas KDSI memiliki beberapa karakteristik yang sejalan dengan prinsip investasi Warren Buffett, terutama dalam hal valuasi yang wajar (P/E rendah), profitabilitas yang stabil, dan arus kas yang positif.
Namun, pertumbuhan laba yang sedikit melambat dan margin keuntungan yang tidak terlalu tinggi bisa menjadi area yang perlu diperhatikan lebih lanjut. Secara keseluruhan, KDSI tampak sebagai perusahaan yang layak dipertimbangkan, terutama bagi investor yang mencari saham undervalued dengan dividen yang menarik.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.