KABARBURSA.COM – Laju saham emiten Mayapada Group memberi dampak signifikan terhadap posisi kekayaan pendirinya, Dato Sri Tahir.
Forbes Real-Time Billionaires per Rabu, 17 September 2025 mencatat nilai kekayaan Tahir & family melonjak 6,13 persen menjadi USD10,3 miliar atau setara Rp169 triliun.
Kenaikan ini setara tambahan USD596 juta hanya dalam satu hari. Forbes menempatkan Tahir di peringkat ke-294 orang terkaya dunia, naik dibanding daftar sebelumnya yang mencatat posisinya di bawah 300 besar.
Katalis utama penguatan ini berasal dari valuasi saham-saham Mayapada Group di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data perdagangan menunjukkan kenaikan harga saham PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) dari Rp308 menjadi Rp302 per saham, PT Sejahteraraya Anugerahjaya Tbk (SRAJ) dari Rp9.700 ke Rp9.925, PT Maha Properti Indonesia Tbk (MPRO) dari Rp4.620 ke Rp4.940, dan PT Sona Topas Tourism Industry Tbk (SONA) dari Rp4.800 ke Rp4.940.
Akumulasi kenaikan kapitalisasi pasar emiten Mayapada Group mendorong nilai bersih kekayaan Tahir. Tercatat total kapitalisasi pasar konsolidasi mencapai Rp183,24 triliun atau USD8,86 miliar, naik dari USD8,58 miliar sehari sebelumnya.
Dalam daftar 50 orang terkaya Indonesia 2024, Tahir menduduki peringkat ke-8 dengan kekayaan USD5,3 miliar. Lonjakan terbaru menunjukkan peningkatan signifikan, seiring pemulihan harga saham sektor perbankan, properti, dan kesehatan yang menjadi portofolio utama Tahir.
Mayapada Group menguasai sejumlah lini bisnis melalui Bank Mayapada di sektor perbankan, SRAJ di sektor rumah sakit, MPRO di properti, serta SONA di pariwisata dan ritel. Pergerakan positif saham-saham tersebut menjadi katalis baru yang memperkokoh posisi Tahir di daftar miliarder dunia.
Gerak Emiten Mayapada Group
Perdagangan saham emiten Mayapada Group pada Rabu, 17 September 2025 menunjukkan pergerakan bervariasi di empat lini bisnis utama.
Saham MAYA ditutup melemah 3,90 persen ke Rp296 per saham. Saham perbankan ini sempat menyentuh Rp316 sebelum berbalik turun, dengan nilai transaksi Rp6 miliar dari total 198,53 ribu lot. Meski terkoreksi, saham MAYA masih mencatat lonjakan kuat dalam sepekan terakhir, usai menembus Rp326 pada 15 September.
Di sektor kesehatan, SRAJ justru menguat signifikan. Saham rumah sakit ini ditutup naik 5,61 persen ke Rp9.875 per saham dengan nilai transaksi Rp3,02 miliar. Penguatan SRAJ sejalan dengan tren konsisten sejak awal bulan, setelah mencetak kenaikan beruntun hingga menembus level Rp9.000.
Sementara itu, MPRO melanjutkan tren positif dengan kenaikan 7,36 persen ke Rp4.960 per saham. Saham properti ini diperdagangkan sebanyak 339,3 ribu lot dengan nilai transaksi Rp1,64 miliar, sekaligus menutup perdagangan di level tertinggi hariannya.
Di sisi lain, SONA terkoreksi 1,87 persen ke Rp4.710 per saham. Volume transaksi mencapai 39,2 ribu lot senilai Rp179,1 miliar. Meski turun tipis, saham SONA masih lebih tinggi dibanding posisi awal bulan yang sempat berada di kisaran Rp4.040.
Kombinasi pergerakan saham keempat emiten tersebut memperlihatkan soliditas portofolio Mayapada Group. Perkembangan ini menjadi katalis utama yang memperkokoh posisi Tahir & family dalam jajaran miliarder dunia versi Forbes. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.