Logo
>

Kepercayaan Pasar Turun, Adhi Karya Sulit Terbitkan Obligasi

Ditulis oleh Ayyubi Kholid
Kepercayaan Pasar Turun, Adhi Karya Sulit Terbitkan Obligasi
PT Adhi Karya (Persero) Tbk atau (ADHI). (Foto: doc ADHI)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Minimnya kepercayaan investor terhadap perusahaan BUMN sektor konstruksi menjadi tantangan besar bagi PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) dalam menerbitkan obligasi.

    Tantangan ini diungkapkan oleh Direktur Utama Adhi Karya, Entus Asnawi Mukhson, dalam rapat bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, Rabu, 5 Maret 2025. Ia menyoroti rendahnya minat pasar terhadap instrumen pendanaan yang diterbitkan perseroan, salah satunya obligasi.

    "Situasi di market ini memang kepercayaan publik kepada karya ini memang sedang rendah-rendahnya. Sehingga kami untuk minta restructure obligasi saja demikian sulitnya," ujar Entus.

    Kondisi tersebut tercermin dari penerbitan obligasi Adhi Karya pada tahun 2024 yang bernilai Rp1 triliun. Dari total tersebut, hanya Rp102 miliar yang terserap oleh investor.

    "Tahun lalu kami jatuh tempo obligasi Rp1 triliun yang bisa diterbitkan itu hanya Rp102 miliar. Dari angka hampir Rp1 triliun. Jadi hanya 10 persen. Itu pun 10 persen itu dari Taspen bukan dari publik," jelasnya.

    Menurutnya, situasi ini membuat Adhi Karya semakin bergantung pada dukungan pemerintah. Entus menilai bahwa kepercayaan publik terhadap sektor konstruksi telah mencapai titik terendah. Ia berharap, jika memungkinkan, penerbitan obligasi atau instrumen pendanaan lainnya dapat memperoleh penjaminan dari pemerintah agar perseroan tetap bisa memanfaatkan dana dari masyarakat

    "Kalau dari publik kelihatannya memang sudah di titik nadir ini kepercayaan ke mana ke konstruksi. Saya kira kalau memungkinkan untuk penerbitan obligasi atau apapun mungkin bisa kami mendapatkan penjaminan dari pemerintah. Supaya juga masih bisa tetap menggunakan dana dari masyarakat," tambahnya.

    Selain itu, akses pendanaan dari sektor perbankan pun kian ketat. Ia menyebutkan bahwa total utang obligasi dan perbankan yang sebelumnya mencapai Rp11 triliun kini telah turun menjadi Rp9 triliun.

    "Dan utang obligasi maupun utang bank ini kami turunnya juga cukup ekstrem. Dari yang sebelumnya Rp11 triliun sekarang tinggal Rp9 triliun konsolidasi. Jadi kira-kira Rp2,5 triliun turunnya," ungkapnya.

    Sebagai upaya mendapatkan pendanaan, Adhi Karya telah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan IV pada tahun 2024 dengan tiga seri, masing-masing bertenor 3, 5, dan 7 tahun.

    Sebagian besar dana yang diperoleh dari penerbitan tersebut sekitar 45 persen akan digunakan untuk melunasi obligasi berkelanjutan III tahap II tahun 2021. Sementara sisanya akan dialokasikan sebagai modal kerja untuk proyek-proyek yang tengah berjalan.

    Pangkas Utang Rp25 Triliun

    Pada kesempatan yang sama, Entus juga melaporkan adanya penurunan utang pada tahun 2024 dengan total kewajiban mencapai Rp25,4 triliun. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 18,95 persen dibandingkan tahun sebelumnya, di mana utang perseroan tercatat sebesar Rp31,3 triliun.

    Direktur Utama Adhi Karya, Entus Asnawi Mukhson mengklaim, tren penurunan utang ini mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang semakin membaik. Dari total utang tersebut, sekitar Rp9 triliun merupakan pinjaman perbankan.

    "Utang ini sekarang (utang) Rp25,4 triliun dan Rp9 triliun itu utang bank," kata Entus dalam rapat dengan pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu 5 Maret 2025.

    Selain utang bank, Adhi Karya juga memiliki utang usaha sebesar Rp10 triliun serta kewajiban lainnya, termasuk uang muka kontrak dan liabilitas lain. Jika ditotal, utang yang berkaitan langsung dengan mitra kerja mencapai Rp 10,5 triliun.

    "Jadi totalnya kalau yang terkait dengan mitra kerja itu Rp10,5 triliun," jelasnya.

    Meski demikian, Entus optimistis perusahaan masih mampu mempertahankan kinerja positif. Sepanjang 2024, Adhi Karya membukukan pendapatan Rp25 triliun, yang bersumber dari proyek JO sebesar Rp11,7 triliun serta NJO yang mencapai Rp13,3 triliun.

    Dari sisi laba, perusahaan mencatat keuntungan bersih Rp 252 miliar, dengan laba dari JO meningkat hingga 89 persen pada tahun ini. Namun, EBITDA Adhi Karya mengalami penurunan 13,40 persen menjadi Rp1,57 triliun. Sementara itu, nilai aset perseroan juga mengalami koreksi menjadi Rp35 triliun, lebih rendah dibandingkan Rp40,4 triliun pada 2023.

    "Untuk aset 2023 itu nilai asetnya Rp40,4 triliun. Nah kemudian di 2024 ini turun ke Rp35 triliun karena memang ada penyelesaian pembayaran untuk pekerjaan-pekerjaan yang sumber dananya dari perbankan maupun pembayaran-pembayaran ke suplayer," ujarnya.

    Bangun Infrastruktur Air

    PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) terus berkomitmen dalam pembangunan infrastruktur air yang berkelanjutan, salah satunya melalui proyek bendungan. Pembangunan ini bertujuan untuk mendukung swasembada pangan dengan menyediakan layanan irigasi bagi sektor pertanian, guna mewujudkan ketahanan pangan nasional yang lebih mandiri dan kuat.

    Selain itu, keberadaan infrastruktur ini berpotensi meningkatkan kesejahteraan petani serta mengurangi ketergantungan terhadap impor di masa mendatang, sehingga memberikan dampak positif bagi masyarakat luas.

    Mengacu pada keterbukaan informasi, Sekretaris Perusahaan ADHI, Rozi Sparta, mengungkapkan bahwa hingga saat ini ADHI telah menyelesaikan pembangunan sebanyak 17 proyek bendungan dan 14 proyek irigasi dalam kurun waktu 15 tahun terakhir.

    Rozi menjelaskan bahwa beberapa proyek tersebut mencakup Bendungan Leuwikeris yang menyediakan irigasi bagi 11.200 hektare lahan, Bendungan Margatiga dengan cakupan irigasi 16.558 hektare, Bendungan Way Sekampung yang melayani area seluas 55.000 hektare, Bendungan Ameroro yang mengairi 3.362 hektare, serta Bendungan Sadawarna dengan kapasitas irigasi 4.284 hektare. "Selain itu, terdapat pula irigasi Tapin dengan manfaat irigasi seluas 5.472 hektare," ujarnya pada Rabu, 22 Januari 2025.

    Selain proyek bendungan, ADHI juga berperan dalam penyediaan air bersih melalui sektor pengolahan air minum dengan membangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Beberapa di antaranya adalah SPAM Sepaku IKN dengan kapasitas 300 liter/detik, SPAM Regional Mebidang berkapasitas 1.100 liter/detik, SPAM KPBU Kota Dumai yang mencapai 450 liter/detik, SPAM Kamijoro Kulon Progo sebesar 475 liter/detik, serta SPAM Karian dengan kapasitas 1.500 liter/detik. Melalui pembangunan infrastruktur ini, ADHI juga berkontribusi secara sosial dengan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.

    "Pembangunan infrastruktur, merupakan fondasi bagi swasembada pangan yang kuat," tegas Rozi. (*

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Ayyubi Kholid

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.