Logo
>

Ketegangan Politik Picu Penurunan IHSG dan Rupiah, ini Kata Pengamat

Ditulis oleh Syahrianto
Ketegangan Politik Picu Penurunan IHSG dan Rupiah, ini Kata Pengamat

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pasar saham dan mata uang Indonesia mengalami penurunan setelah sebelumnya menunjukkan kinerja positif. Hal ini disebabkan oleh situasi politik domestik yang sedang memanas.

    Pada perdagangan hari ini, Kamis, 22 Agustus 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka turun hampir 1 persen pada level 7.514, memasuki zona merah. Sementara itu, rupiah juga melewati level support terkuat pagi ini, menjadi salah satu mata uang dengan penurunan terdalam di Asia pada Rp15.580/USD, mencatat pelemahan sebesar 0,61 persen dibandingkan kemarin.

    IHSG mengalami penurunan signifikan pada pembukaan perdagangan hari ini, terpengaruh oleh faktor makroekonomi serta situasi politik yang sedang berlangsung. Pada pukul 09.11 WIB, IHSG melemah 68,08 poin atau 0,90 persen menjadi 7.486,52.

    Indeks dibuka stagnan di level 7.554,59 pada sesi pertama, yang juga merupakan titik tertinggi hari ini. Namun, IHSG kemudian mengalami penurunan hingga mencapai level terendah di 7.479,61.

    Nilai transaksi saat ini tercatat sebesar Rp1,49 triliun dengan volume perdagangan mencapai 2,37 miliar saham dan frekuensi transaksi sebanyak 126.655 kali. Dari total saham yang diperdagangkan, 103 saham mengalami kenaikan, 171 saham stagnan, dan 320 saham mengalami penurunan.

    Pergerakan IHSG dipengaruhi oleh berbagai sentimen, termasuk kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan kebijakan The Fed. Namun, ketegangan politik yang saat ini memicu aksi demonstrasi dari berbagai pihak hingga besok juga berkontribusi terhadap sentimen negatif di pasar.

    Ahmad Mikail, ekonom dari Sucor Sekuritas, mengungkapkan bahwa ketidakpastian politik saat ini menimbulkan kecemasan di kalangan investor. Jika keputusan DPR berbeda dengan putusan Mahkamah Konstitusi, ada kemungkinan Pilkada dapat dibatalkan.

    "Ketidakpastian politik saat ini membuat investor khawatir. Jika DPR mengambil keputusan yang bertentangan dengan Mahkamah Konstitusi, ada kemungkinan Pilkada harus diulang," jelas Ahmad.

    "Apabila ada permohonan judicial review ke Mahkamah Konstitusi, hasil Pilkada bisa saja dibatalkan jika bertentangan dengan keputusan MK, menambah ketidakpastian politik," tambahnya.

    Rupiah telah mengalami pelemahan sejak penutupan perdagangan sore kemarin. Pagi ini, rupiah berada pada level Rp15.580/USD, mencatat penurunan sebesar 0,61 persen dibandingkan kemarin. Sementara itu, mata uang Asia lainnya seperti baht, won, dan rupee juga mengalami penurunan, dengan indeks dolar AS sedikit menguat menjadi 101,23.

    Pada 21 Agustus 2024, rupiah ditutup melemah pada level Rp15.499 per dolar AS, turun 64 poin atau 0,41 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya di Rp15.435 per dolar AS.

    Ibrahim Assuaibi, Direktur Laba Forexindo Berjangka, menjelaskan bahwa penguatan indeks dolar AS hari ini dipicu oleh kehati-hatian pasar menjelang pidato utama Jerome Powell pada simposium Jackson Hole, Kansas City.

    "Pidato Powell akan diperhatikan dengan seksama untuk petunjuk mengenai kemungkinan penurunan suku bunga acuan bulan depan. Pasar juga menanti apakah suku bunga acuan akan terus diturunkan pada pertemuan The Fed berikutnya," ungkap Ibrahim.

    Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, baru-baru ini menyelesaikan perjalanan diplomatiknya untuk menengahi gencatan senjata di Gaza di tengah konflik Israel-Hamas. Meskipun ini memberikan harapan untuk proposal perdamaian AS, ketidakpastian di pasar keuangan global tetap ada.

    Selain itu, pelaku pasar juga menantikan sesi khusus parlemen Jepang pada 23 Agustus 2024, di mana Gubernur Bank of Japan (BOJ), Kazuo Ueda, akan memberikan keterangan. Perhatian akan tertuju pada nada kebijakan Ueda, terutama setelah wakilnya, Shinichi Uchida, menunjukkan sikap dovish awal bulan ini.

    Di pasar surat utang negara, setelah reli belakangan ini, terlihat adanya tekanan jual. Tingkat imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) mayoritas naik, menunjukkan adanya tekanan jual pada obligasi negara.

    Yield SBN tenor pendek, 1Y dan 2Y, masing-masing naik ke 6,504 persen dan 6,534 persen, sementara tenor 5Y dan 10Y juga naik ke 6,510 persen dan 6,630 persen. Yield SBN tenor panjang, seperti SBN-15 dan 20, juga naik tipis ke 6,768 persen dan 6,844 persen.

    Bank investasi besar asal AS, Wells Fargo, memperkirakan bahwa sentimen terhadap rupiah dan obligasi pemerintah mungkin dipengaruhi oleh kerusuhan politik, meskipun dampaknya mungkin hanya bersifat jangka pendek.

    Analis Wells Fargo, Brendan McKenna, menilai bahwa risiko sosial di Indonesia hari ini belum menunjukkan pola yang sama seperti di Sri Lanka atau Bangladesh. "Pendorong utama bagi aset di pasar keuangan RI adalah kemungkinan penurunan bunga The Fed dan arah kebijakan fiskal pemerintah, yang mendukung sentimen positif dan aliran modal masuk ke pasar surat utang RI," jelas McKenna.

    Analis lokal juga mengakui adanya risiko terkait isu Pilkada. Lionel Priyadi, analis dari Mega Capital Sekuritas, mengatakan bahwa ada risiko dari revisi UU Pilkada yang dapat memicu kerusuhan sosial. Namun, informasi yang tersedia saat ini belum cukup untuk menentukan kemungkinan terjadinya kerusuhan sosial.

    Aksi Demonstrasi

    Sementara itu, berbagai elemen masyarakat seperti kaum buruh, mahasiswa, hingga aktivis bakal turun ke jalanan untuk melakukan aksi demonstrasi "Peringatan Darurat" untuk "Kawal Putusan Mahkamah Konstitusi" (MK) terkait Pilkada Serentak.

    Aksi demonstrasi pada hari ini akan berfokus di tiga lokasi, yaitu di depan Gedung DPR RI dan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK). Di samping itu, ada juga aksi Kamisan yang bakal dilaksanakan di depan Istana Presiden, Jakarta.

    Partai Buruh berencana unjuk rasa dan mengajak seluruh elemen turun ke jalan guna menanggapi langkah Baleg DPR RI terhadap putusan MK soal Pilkada 2024. Lokasi demo akan dipusatkan di depan gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Selatan. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.