KABARBURSA.COM - PT KGI Sekuritas Indonesia menerbitkan dua waran terstruktur baru, BBCAHDCF5A dan TLKMHDCF5A, dengan aset dasar dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).
Penerbitan ini menandai awal dari rencana ambisius perusahaan untuk memperkenalkan 100 waran terstruktur sepanjang tahun 2024. Pada gilirannya ini akan memajukan pasar modal Indonesia dengan peluang investasi yang dinamis.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) telah memberikan persetujuan kepada KGI Sekuritas Indonesia sebagai penerbit dan penyedia likuiditas, sehingga dapat meluncurkan produk investasi baru ini, yaitu waran terstruktur.
Adapun waran terstruktur adalah surat berharga yang diterbitkan oleh lembaga keuangan, yang memberikan hak kepada pembeli untuk membeli atau menjual aset dasar pada harga dan tanggal yang telah ditentukan.
Waran baru dari KGI Sekuritas Indonesia bertujuan untuk memenuhi kebutuhan investasi yang beragam dan kompleks dari para investor di Indonesia.
"Kami memahami bahwa para investor membutuhkan berbagai opsi investasi untuk menavigasi berbagai lingkungan pasar dan tujuan investasi. Produk waran terstruktur PT KGI Sekuritas Indonesia akan memberikan pilihan lebih banyak bagi para investor Indonesia, membantu mereka mencapai alokasi aset yang optimal," kata Antony, Presiden Direktur PT KGI Sekuritas Indonesia.
Penawaran awal ini mencakup BBCAHDCF5A dengan saham dasar dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), sedangkan TLKMHDCF5A dengan saham dasar dari PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM). Waran terstruktur ini akan jatuh tempo pada 20 Januari 2025 sehingga memberikan jangka waktu investasi selama 6 bulan.
Adapun periode penawaran berlangsung dari 10 Juli hingga 16 Juli, dengan tanggal pencatatan pertama pada 19 Juli.
"Yang menarik adalah bahwa kedua waran terstruktur yang kami terbitkan, harga pelaksanaannya dekat dengan harga saham dasar (underlying) sehingga sangat bernilai dan menguntungkan investor," terangnya.
Saat melakukan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO), harga pelaksanaan TLKMHDCF5A ditetapkan sebesar Rp3.000 atau dalam kondisi In-the-Money (ITM). Yang artinya, harga acuan saham dasar lebih tinggi dibanding harga pelaksanaan. Sedangkan harga pelaksanaan BBCAHDCF5A ditetapkan sebesar Rp10.000 atau dekat dengan harga saham dasar (underlying).
Likuiditas Tinggi di Pasar
PT KGI Sekuritas Indonesia menekankan komitmennya untuk menyediakan produk berkualitas tinggi dan memastikan likuiditas yang tinggi di pasar.
"Waran terstruktur kami dirancang dengan harga yang kompetitif, volatilitas yang stabil, dan dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat," tambahnya.
Antony menambahkan inisiatif ini sejalan dengan tujuan kami untuk menciptakan pasar modal Indonesia yang lebih dinamis dan maju.
Sebelumnya, KGI Sekuritas Indonesia mencatat total transaksi saham sampai dengan bulan Juni 2024 mencapai Rp14 triliun.
Anthony Kristianto menyampaikan nilai transaksi ini mengalami penurunan sekitar 30 persen jika dibandingkan dengan total transaksi saham pada Juni tahun lalu.
"Total transaksi saham sampai dengan juni 2024 sebesar Rp14 triliun. Sementara total transaksi pada Juni 2023 berkisar Rp20 triliun, sehingga bisa dikatakan mengalami penurunan," katanya.
Meski begitu, ia tetap optimistis kinerja akan bertumbuh kedepannya. Anthony mengatakan perusahaan sedang dalam proses merekrut bagian pemasaran digital untuk mengoptimalkan platform sosial media dan melakukan beberapa kampanye di berbagai situs web marketing, serta meluncurkan online trading terbaru.
Dengan demikian, Anthony mengatakan perusahaan yakin dapat mencapai target nilai transaksi saham di akhir tahun sebesar saham di akhir 2024 sebesar 27 triliun
"Perusahaan memproyeksikan peningkatan transaksi dengan meluncurkan sistem online trading baru serta melakukan penjualan waran terstruktur," lanjutnya.
Di sisi lain, terkait pendapatan usaha, perusahaan ini mencatat per Juni 2024 pendapat usaha mencapai Rp33 miliar dengan komposisi pendapatan dari kegiatan perantara pedagang efek sebesar Rp27 miliar dan pendapatan kegiatan penjaminan emisi efek sebesar Rp6 miliar.
Namun demikian, KGI Sekuritas Indonesia mencatat total transaksi saham sampai dengan bulan Juni 2024 mencapai Rp14 triliun.
Anthony Kristianto menyampaikan nilai transaksi ini mengalami penurunan sekitar 30 persen jika dibandingkan dengan total transaksi saham pada Juni tahun lalu.
"Total transaksi saham sampai dengan juni 2024 sebesar Rp14 triliun. Sementara total transaksi pada Juni 2023 berkisar Rp20 triliun, sehingga bisa dikatakan mengalami penurunan," katanya.
Meski begitu, ia tetap optimistis kinerja akan bertumbuh kedepannya. Anthony mengatakan perusahaan sedang dalam proses merekrut bagian pemasaran digital untuk mengoptimalkan platform sosial media dan melakukan beberapa kampanye di berbagai situs web marketing, serta meluncurkan online trading terbaru. (yun/*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.