Logo
>

Kinerja Unilever Indonesia di Tengah Pasar Lesu: Laba UNVR Bisa Bertahan?

Laba bersih meningkat signifikan sebesar 117 persen secara tahunan dan 28,5 persen secara kuartalan

Ditulis oleh Desty Luthfiani
Kinerja Unilever Indonesia di Tengah Pasar Lesu: Laba UNVR Bisa Bertahan?
Hall Bursa Efek Indonesia. Foto: Dok KabarBursa.com

KABARBURSA.COM – PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) melaporkan kinerja pada kuartal ketiga 2025 dengan pertumbuhan dua digit di seluruh lini bisnis, menandai kembalinya tren pertumbuhan yang stabil setelah periode penyesuaian pada tahun sebelumnya.

Berdasarkan laporan keuangan interim perseroan membukukan penjualan bersih sebesar Rp9,4 triliun dan laba bersih mencapai Rp1,2 triliun untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2025 (tidak diaudit).

Penjualan bersih UNVR tumbuh 12,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan naik 7,7 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Laba bersih meningkat signifikan sebesar 117 persen secara tahunan dan 28,5 persen secara kuartalan. Margin kotor tercatat sebesar 49,2 persen, naik 366 basis poin dibandingkan tahun lalu dan meningkat 115 basis poin dari kuartal II 2025. Laba sebelum pajak naik 16,2 persen dengan peningkatan 787 basis poin secara tahunan, sedangkan penjualan domestik tumbuh 12,7 persen.

Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap, mengatakan kinerja kuartal ketiga mencerminkan hasil nyata dari langkah-langkah perbaikan struktural dan disiplin eksekusi yang telah dilakukan selama setahun terakhir. “Kami mulai melihat dampak positif dari transformasi bisnis. Momentum ini dibangun di atas fondasi yang lebih kuat dan fokus eksekusi yang tajam di tengah dinamika pasar,” ujarnya di Jakarta, Kamis, 23 Oktober 2025.

Perseroan menegaskan komitmennya untuk tumbuh secara berkelanjutan di paruh kedua 2025 dengan strategi berbasis tiga pilar utama: kategori, saluran, dan biaya . Ketiganya menjadi fondasi bagi pertumbuhan berkualitas jangka panjang yang menyeimbangkan profitabilitas dan daya saing merek.

Perkuat Portofolio Lewat Inovasi Produk

Banjie menjelaskan pada pilar kategori, Unilever terus memperkuat portofolio di segmen dengan potensi pertumbuhan tinggi melalui inovasi produk, strategi harga, dan optimalisasi kemasan. Hingga September 2025, lebih dari 85 persen merek di bawah Unilever telah meluncurkan inovasi baru. 

Empat belas merek utama seperti Pepsodent, Bango, Royco, Sunlight, Molto, Vaseline, Close Up, Glow & Lovely, Rexona, Tresemme, Dove, Zwitsal, Wipol, dan Clear mencatatkan pertumbuhan positif dan berkontribusi sekitar 65 persen terhadap total penjualan. Pertumbuhan penjualan inti atau Underlying Sales Growth (USG) mencapai 6,8 persen sepanjang 2025, dengan kontribusi kategori Home & Personal Care serta Foods & Refreshment yang terus meningkat.

Pada pilar saluran, Unilever memperluas jangkauan distribusi dan memperkuat eksekusi pasar. Perseroan mencatat ekspansi jangkauan ritel hingga 18 persen, peningkatan tenaga penjualan sebesar 19 persen, dan penambahan variasi produk hingga 16 persen. Platform penjualan digital Sahabat Warung juga menjadi salah satu penggerak utama pertumbuhan, terutama di kanal e-commerce dan segmen Health & Beauty yang mencatat lonjakan permintaan signifikan.

Sementara itu, pada pilar biaya, Unilever terus mendorong efisiensi dan produktivitas melalui transformasi digital dan pengelolaan rantai pasok yang disiplin. Inisiatif produktivitas di seluruh lini operasi membantu menjaga margin kotor dan memungkinkan reinvestasi pada prioritas pertumbuhan utama. Rasio belanja iklan dan promosi tetap stabil di level 8,8 persen dari total penjualan, memperlihatkan komitmen perusahaan dalam menjaga ekuitas merek serta memperkuat keterlibatan konsumen.

Benjie menegaskan bahwa fokus manajemen kini adalah memperkuat fondasi pertumbuhan jangka panjang di tengah perubahan lanskap industri. “Kami menutup tahun 2025 dengan tujuan yang jelas: menyederhanakan portofolio, berinvestasi pada merek unggulan, dan membangun keunggulan eksekusi yang berkelanjutan,” katanya.

 Ia menegaskan komitmen mereka adalah tumbuh secara bertanggung jawab dan terus melayani keluarga Indonesia melalui merek-merek yang memberikan performa unggul dan menjadikan kehidupan sehari-hari lebih baik.

Fondasi Bisnis Lebih Efisien

Menjelang akhir 2025, Unilever Indonesia juga menargetkan penyelesaian proses pemisahan unit bisnis es krim sebagai langkah strategis memperkuat ketangkasan organisasi dan fokus portofolio. Langkah ini diyakini akan memperkuat posisi perseroan dalam menghadapi tahun 2026 dengan fondasi bisnis yang lebih efisien dan berorientasi pada pertumbuhan berkelanjutan.

Unilever Indonesia telah beroperasi sejak 1933 dan menjadi perusahaan publik sejak 1982. Saat ini, perseroan memiliki lebih dari 4.000 karyawan dengan delapan pabrik yang berlokasi di Cikarang dan Rungkut, memproduksi berbagai merek unggulan di segmen Home & Personal Care, Foods & Refreshment, serta Beauty & Wellbeing.

Menilik data perdagangannya saat ini saham UNTR berada di level Rp2.220 perlembarnya. Emiten ini juga mengalami tren bullish selama tiga bulan terakhir dari harga Rp1.525.

Sementara pada data keuangannya, sembilan bulan pertama tahun 2025. Emiten barang konsumsi ini membukukan laba bersih sebesar Rp3,69 triliun hingga akhir September 2025, tumbuh 9,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,37 triliun. Kenaikan ini menandai pemulihan setelah dua tahun terakhir mengalami penurunan laba.

Berdasarkan laporan keuangan, Unilever Indonesia membukukan laba bersih Rp1,24 triliun pada kuartal I, Rp918 miliar pada kuartal II, dan Rp1,18 triliun pada kuartal III 2025. Kinerja tersebut jauh lebih baik dibandingkan kuartal III 2024 yang hanya mencapai Rp543 miliar, menunjukkan adanya perbaikan signifikan dalam profitabilitas dan efisiensi operasional.

Secara tahunan (annualised), laba bersih Unilever tercatat sebesar Rp4,45 triliun, naik dari Rp3,36 triliun pada 2024, meskipun masih di bawah capaian 2023 yang mencapai Rp4,80 triliun. Peningkatan laba tahunan ini memperlihatkan efektivitas strategi portofolio dan efisiensi biaya yang mulai memberikan hasil nyata.

Dari sisi profitabilitas, Unilever mencatat dividen per saham sebesar Rp88 dengan payout ratio 75,49 persen, menurun dibandingkan 99,66 persen pada 2024 dan 111,25 persen pada 2023. Dividend yield tercatat 3,98 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan 5,64 persen pada tahun sebelumnya, mencerminkan penyesuaian terhadap kenaikan harga saham perseroan di pasar.

Kapitalisasi pasar Unilever Indonesia saat ini mencapai Rp84,69 triliun dengan jumlah saham beredar 38,15 miliar lembar dan free float sebesar 14,05 persen. Struktur modal tersebut menunjukkan stabilitas kinerja jangka panjang di tengah persaingan ketat industri barang konsumsi cepat saji (FMCG).(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Desty Luthfiani

Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".