Logo
>

KLBF Buyback Rp250 Miliar: Fundamental Kuat, Tekanan Teknis Masih Membayangi

Buyback Rp250 miliar Kalbe Farma memperkuat fundamental dan komitmen dividen, namun teknikal mingguan masih beri sinyal jual, membuat investor perlu cermat menentukan strategi.

Ditulis oleh Yunila Wati
KLBF Buyback Rp250 Miliar: Fundamental Kuat, Tekanan Teknis Masih Membayangi
Laboratorium PT Kalbe Farma Tbk. Foto: Dok KLBF.

Poin Penting :

KABARBURSA.COM - PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) kembali menegaskan komitmennya menjaga nilai pemegang saham melalui kombinasi pembagian dividen stabil dan program pembelian kembali saham (buyback). 

Sejak 2 September 2025, perusahaan memulai aksi buyback senilai Rp250 miliar untuk periode tiga bulan ke depan. Strategi ini berjalan beriringan dengan konsistensi dividen payout ratio sebesar 45–55 persen, di mana KLBF selama tiga tahun terakhir menyalurkan dividen stabil di level 52 persen.

Secara fundamental, buyback memiliki potensi memperkuat struktur keuangan dan persepsi pasar. KLBF mencatatkan posisi keuangan yang solid dengan debt to equity ratio hanya 0,03, current ratio 3,78, dan kas besar Rp3,8 triliun. 

Dengan belanja modal Rp1 triliun yang dialokasikan terutama untuk maintenance dan distribusi, ruang untuk buyback relatif aman tanpa mengganggu ekspansi bisnis. Di sisi profitabilitas, return on equity 15,23 persen dan margin laba bersih 10,91 persen menunjukkan efisiensi yang masih terjaga. 

Dengan demikian, dari sisi fundamental, buyback bisa dipandang sebagai langkah taktis memperkuat kepercayaan investor dan menjaga valuasi agar tidak terlalu tertekan.

Namun, realitas di lantai bursa berbicara lain. Sejak program buyback dimulai, saham KLBF justru mengalami tekanan. Harga yang sempat berada di kisaran Rp1.215 pada awal September, kini terkoreksi ke Rp1.180 per 12 September, bahkan turun 14,5 persen dalam sebulan terakhir. 

Sepanjang tahun berjalan (YtD), kinerjanya juga negatif dengan koreksi lebih dari 13 persen. Artinya, secara sentimen jangka pendek, aksi buyback belum cukup kuat untuk menahan gelombang jual yang lebih dominan, terutama dari investor asing yang tercatat lebih banyak melakukan aksi jual.

Dari sisi teknikal mingguan, kondisi saham KLBF menunjukkan sinyal yang kurang bersahabat. Rangkuman indikator teknikal dan moving average secara keseluruhan memberikan rekomendasi “Sangat Jual”. 

RSI berada di level 35, dekat dengan area oversold, sementara MACD masih berada di teritori negatif. Moving average jangka pendek hingga panjang seluruhnya menunjukkan tren menurun, dengan harga kini berada jauh di bawah MA50 hingga MA200. 

Tekanan ini memperlihatkan bahwa meski fundamental sehat, saham masih terjebak dalam tren bearish.

Lepas, Tahan, atau Beli?

Apakah buyback tetap membawa harapan? Jawabannya ya, dalam jangka menengah. Program buyback biasanya berfungsi menstabilkan harga ketika pasar mulai menemukan titik jenuh jual, apalagi KLBF punya rekam jejak konsistensi dividen yang menambah daya tarik bagi investor income. 

Namun untuk jangka pendek, tren teknikal yang lemah membuat risiko koreksi tambahan masih terbuka sebelum pasar kembali menilai fundamentalnya.

Bagi investor, keputusan strategi bisa dibedakan dari profil risiko. Bagi trader jangka pendek, tekanan teknikal memberi sinyal untuk lebih berhati-hati, bahkan cenderung hindari entry baru sampai sinyal pembalikan terlihat. 

Untuk jangka panjang dengan orientasi pada fundamental dan dividen, posisi harga yang tertekan bisa menjadi peluang akumulasi bertahap, mengingat valuasi relatif wajar dengan forward P/E 14,6 dan dividend yield 3,05 persen. 

Namun disiplin menunggu tanda teknikal stabil, misalnya harga mampu bertahan di atas Rp1.172 (pivot mingguan) atau muncul rebound volume signifikan, tetap disarankan agar momentum beli lebih terukur.

Dengan kata lain, buyback KLBF memperkuat cerita fundamental dan menjaga kepercayaan pemegang saham, tetapi dalam jangka pendek efeknya belum terasa di harga. 

Pasar masih menunggu sentimen makro yang lebih kondusif atau katalis tambahan dari kinerja kuartalan berikutnya sebelum saham ini kembali menarik di mata pelaku pasar.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79