Logo
>

Konsumsi Minyak Global Tumbuh Segini, RI Berapa Persen?

Ditulis oleh Syahrianto
Konsumsi Minyak Global Tumbuh Segini, RI Berapa Persen?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Energy Market Reports melaporkan bahwa konsumsi minyak bumi global mengalami pertumbuhan 2 persen secara tahunan (year on year/yoy), mencapai 100 juta barel per hari (bph) pada tahun 2023. Hal ini menandakan peningkatan signifikan dari konsumsi di tahun 2022, yang tercatat sebesar 97,3 juta bph.

    Dari data tersebut, tren pertumbuhan konsumsi minyak global cukup jelas terlihat. Pertumbuhan ini didorong oleh berbagai faktor, seperti pemulihan ekonomi global pascapandemi Covid-19, peningkatan permintaan transportasi, dan peningkatan aktivitas industri.

    Namun, peningkatan konsumsi minyak ini juga menimbulkan kekhawatiran terkait emisi gas rumah kaca dan dampak perubahan iklim. Oleh karena itu, penting untuk terus memantau perkembangan konsumsi minyak global dan beralih ke sumber energi yang lebih berkelanjutan di masa depan.

    Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA) memperkirakan permintaan minyak global akan mencapai puncaknya pada dekade ini. Prediksi ini merupakan yang pertama kalinya di tengah meningkatnya popularitas mobil listrik dan pelemahan ekonomi China.

    Berdasarkan pemaparan dalam World Energy Outlook tahunan IEA, dunia akan mengonsumsi minyak sebanyak 102 juta bph pada akhir tahun 2020-an, dan volumenya akan turun menjadi 97 juta barel per hari pada pertengahan abad ini, menurut skenario dasar, yang disebut Stated Policies Scenario.

    Menurut IEA, permintaan minyak di industri petrokimia, penerbangan dan pelayaran akan terus meningkat hingga 2050 namun hal ini tidak akan cukup untuk mengimbangi penurunan permintaan dari transportasi jalan raya di tengah peningkatan penjualan kendaraan listrik yang luar biasa. China, yang selama bertahun-tahun telah mendorong pertumbuhan konsumsi minyak mentah global, akan mengalami penurunan selera dalam beberapa tahun ke depan, dengan total konsumsi menurun dalam jangka panjang.

    Sementara itu, konsumsi minyak global akan mengikuti jalur yang sama dengan permintaan hidrokarbon lainnya. “Kita berada di jalur yang tepat untuk melihat semua bahan bakar fosil mencapai puncaknya sebelum tahun 2030,” kata IEA.

    Konsumsi Minyak Indonesia

    Konsumsi minyak mentah Indonesia pada tahun 2023 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2022. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi minyak mentah Indonesia pada tahun 2023 mencapai 1,45 juta bph. Angka ini naik 3,1 persen dari konsumsi tahun 2022 yang sebesar 1,41 juta bph.

    Peningkatan konsumsi terutama didorong oleh meningkatnya permintaan bahan bakar minyak (BBM), khususnya bensin dan solar. Namun untuk memenuhi permintaan domestik, Indonesia meningkatkan impor minyak mentah. Pada periode Januari-September 2023, impor minyak mentah mencapai 40,8 juta ton, meningkat 10 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2022. Impor minyak mentah Indonesia berasal dari berbagai negara, dengan Malaysia, Arab Saudi, dan Thailand sebagai pemasok utama.

    Sementara itu, produksi minyak mentah domestik Indonesia mengalami penurunan di tahun 2023, mencapai 785.000 barel per hari pada September 2023. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti penuaan lapangan minyak dan penurunan investasi di sektor hulu migas.

    Sayangnya, konsumsi ini dapat memberikan dampak terhadap Indonesia seperti ketergantungan energi yang membuat peningkatan konsumsi minyak mentah sampai menunjukkan ketergantungan Indonesia pada impor energi. Selain itu, impor minyak mentah yang tinggi menyumbang terhadap defisit neraca perdagangan Indonesia. Yang terakhir, efek gas rumah kaca (GRK) yang disebabkan akibat pembakaran BBM menghasilkan emisi gas rumah kaca, yang berkontribusi terhadap perubahan iklim.

    AS Konsumsi Terbanyak

    Amerika Serikat (AS) tercatat sepanjang tahun 2023, rata-rata konsumsi minyak mentah mencapai 19,1 juta bph. Angka ini meningkat 1,7 persen dibandingkan konsumsi tahun 2022 yang sebesar 18,8 juta bph.

    Sektor transportasi merupakan konsumen terbesar minyak mentah di AS, dengan konsumsi rata-rata 13,3 juta bph di tahun 2023. Hal ini termasuk konsumsi untuk bahan bakar mobil, truk, pesawat, dan kereta api.

    Sektor industri merupakan konsumen minyak mentah terbesar kedua di AS, dengan konsumsi rata-rata 3,8 juta bph di tahun 2023. Minyak mentah digunakan sebagai bahan baku untuk berbagai produk industri, seperti plastik, pupuk, dan obat-obatan.

    Sektor pembangkit listrik merupakan konsumen minyak mentah terbesar ketiga di AS, dengan konsumsi rata-rata 2 juta bph di tahun 2023. Minyak mentah digunakan untuk membangkitkan listrik, terutama di wilayah yang tidak memiliki akses ke sumber energi lain.

    Sektor lain, seperti sektor perumahan dan komersial, mengkonsumsi rata-rata 0,8 juta bph minyak mentah di tahun 2023.

    Konsumsi minyak mentah di AS diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan, didorong oleh pertumbuhan ekonomi dan populasi. Peningkatan konsumsi minyak mentah menimbulkan kekhawatiran terkait emisi gas rumah kaca dan dampak perubahan iklim.

    Pemerintah AS sedang mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan efisiensi energi dan mengembangkan sumber energi terbarukan untuk mengurangi ketergantungan pada minyak mentah. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.