Logo
>

Kumpulkan Laba Bersih Rp230 Miliar, Kenapa Ramayana (RALS) Masih Menarik untuk Dibeli?

Meski pendapatan turun, margin laba kotor membaik dan manajemen persediaan yang lebih efisien memperkuat prospek RALS di tengah perubahan perilaku belanja konsumen.

Ditulis oleh Yunila Wati
Kumpulkan Laba Bersih Rp230 Miliar, Kenapa Ramayana (RALS) Masih Menarik untuk Dibeli?
Ilustrasi.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Ramayana Lestari Sentosa atau RALS, berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp230 miliar pada semester pertama 2025. Angka ini memang turun 7,1 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, tetapi justru melampaui ekspektasi banyak pihak. 

    Realisasi tersebut mencapai 66 persen dari proyeksi internal analis dan 75 persen dari konsensus pasar, jauh di atas rata-rata pencapaian lima tahun terakhir yang hanya sekitar 55 persen.

    Di sisi lain, pendapatan bersih perseroan tercatat Rp1,5 triliun atau turun 9,8 persen secara tahunan dan berada sedikit di bawah perkiraan. Penurunan ini sejalan dengan penutupan empat gerai, setara dengan sekitar 4 persen dari total toko yang dioperasikan RALS pada paruh pertama tahun ini. 

    Efeknya, pertumbuhan penjualan toko yang sama (SSSG) diperkirakan berada di kisaran -2 persen yoy. Meski demikian, margin laba kotor (GPM) tetap stabil di level 29,7 persen, sementara rasio beban operasional terhadap penjualan berada di 21,7 persen. Hasilnya, margin EBIT bertahan di angka 8 persen. Kondisi ini mencerminkan ketahanan profitabilitas di tengah tekanan penjualan.

    Performa kuartal kedua 2025 juga menampilkan catatan yang cukup menarik. Meski penjualan anjlok 57,3 persen yoy menjadi Rp357 miliar akibat pergeseran musim Lebaran, margin laba kotor justru meningkat signifikan menjadi 33,1 peraen atau naik 197 basis poin dibanding tahun sebelumnya. 

    Peningkatan ini didorong perbaikan di segmen fashion outright serta efisiensi persediaan, tercermin dari turunnya rata-rata hari persediaan menjadi 41 hari dari sebelumnya 44 hari pada Juni 2024.

    Beban operasional terhadap penjualan memang meningkat ke level 36,1 persen, meskipun secara nominal turun 24,1 persen yoy. Hal ini terjadi karena penurunan penjualan lebih besar daripada penurunan beban operasional. 

    Namun, RALS berhasil mencatat keuntungan pajak sebesar Rp13 miliar dari pendapatan yang telah dikenakan pajak final. Alhasil, laba bersih kuartal kedua tetap positif di Rp12 miliar, meskipun terkoreksi 91,1 persen yoy dengan margin laba bersih 1,8 persen.

    Dengan mempertimbangkan seluruh faktor tersebut, para analis melihat rekomendasi “BUY” untuk saham RALS tetap dipertahankan dengan target harga Rp650 per saham, menggunakan valuasi 11 kali PE untuk tahun buku 2025 sesuai rata-rata tiga tahun terakhir. 

    Namun, investor juga perlu memperhatikan risiko yang mungkin muncul, terutama terkait tantangan model bisnis RALS di tengah perubahan perilaku belanja konsumen yang semakin cepat.

    Kendati pendapatan menurun, perbaikan margin dan manajemen persediaan yang lebih efisien memberi harapan bagi prospek RALS ke depan. Bagi investor jangka menengah hingga panjang, momentum ini bisa menjadi peluang untuk masuk di valuasi yang masih terbilang menarik.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79