Logo
>

Laba Bersih Indofood Turun Sebesar 38,5 Persen

Ditulis oleh KabarBursa.com
Laba Bersih Indofood Turun Sebesar 38,5 Persen

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) melaporkan laba bersih sebesar Rp3,5 triliun untuk paruh pertama tahun 2024.

    Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 38,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, yang mencatatkan laba bersih sebesar Rp5,7 triliun.

    Meskipun laba bersih mengalami penurunan, perusahaan berhasil mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 7,2 persen. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada penurunan dalam keuntungan bersih, perusahaan tetap berhasil meningkatkan total pendapatannya.

    Peningkatan pendapatan ini bisa diartikan sebagai hasil dari upaya yang berhasil dalam memperluas pasar atau meningkatkan penjualan produk dan layanan mereka.

    Pada semester pertama tahun 2024, total pendapatan perusahaan mencapai Rp36,9 triliun, meningkat dari Rp34,4 triliun yang tercatat pada periode yang sama tahun lalu.

    Peningkatan pendapatan ini diikuti dengan kenaikan beban pokok penjualan. Beban pokok penjualan pada semester I-2024 meningkat menjadi Rp 22,9 triliun, dibandingkan dengan Rp 21,9 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Selisih antara pendapatan dan beban pokok penjualan menghasilkan laba bruto sebesar Rp 13,9 triliun pada semester I-2024, mengalami kenaikan dari Rp 12,5 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

    Beban penjualan dan distribusi pada kuartal kedua tahun 2024 mengalami kenaikan menjadi Rp3,8 triliun, meningkat dari Rp3,7 triliun pada kuartal kedua tahun sebelumnya.

    Beban umum dan administrasi juga meningkat menjadi Rp1,4 triliun. Dengan demikian, laba usaha pada kuartal II-2024 tercatat sebesar Rp8,8 triliun, meningkat dari Rp7 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

    Pada bulan Juni 2024, total aset ICBP mencapai Rp125,2 triliun, naik dari Rp119,2 triliun pada Desember 2023. Total aset terdiri dari aset lancar sebesar Rp41,7 triliun dan aset tidak lancar sebesar Rp83,4 triliun.

    Liabilitas atau utang per Juni 2024 tercatat sebesar Rp61,6 triliun, meningkat dibandingkan dengan Rp57,1 triliun pada Desember 2023.

    Liabilitas perusahaan terdiri dari dua komponen utama, yaitu liabilitas jangka panjang dan liabilitas jangka pendek.

    Liabilitas jangka panjang mencakup utang yang harus dilunasi dalam periode lebih dari satu tahun, sementara liabilitas jangka pendek terdiri dari utang yang jatuh tempo dalam waktu kurang dari satu tahun. Pembagian ini mencerminkan struktur utang perusahaan yang beragam dan dapat memberikan gambaran tentang strategi pengelolaan keuangan serta likuiditas jangka pendek dan jangka panjang perusahaan.

    PT Timah Laba Rp434,4 Miliar

    Sementara itu, dalam laporan keuangannya untuk Semester I-2024, PT Timah Tbk menunjukkan performa yang sangat positif dengan mencatat laba bersih sebesar Rp434,48 miliar.

    Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko perusahaan Fina Eliani mengungkapkan bahwa pencapaian tersebut tidak hanya memenuhi, tetapi melampaui target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

    Dengan capaian laba bersih ini, PT Timah berhasil mencapai 151 persen dari target yang telah direncanakan, menandakan kinerja yang jauh lebih baik dari yang diharapkan.

    Fina Eliani menjelaskan bahwa perusahaan mencatat pendapatan sebesar Rp5,21 triliun pada semester I 2024, mengalami kenaikan sebesar 14 persen dibandingkan dengan Rp4,57 triliun pada periode yang sama tahun 2023.

    Kenaikan pendapatan ini terjadi di tengah lonjakan harga jual rata-rata logam timah yang meningkat 13 persen, dari USD26.828 atau Rp435 juta (kurs Rp 16.246) per metrik ton pada semester I-2023, menjadi USD30.597 atau Rp497 juta per metrik ton pada semester I-2024.

    Di sisi lain, Fina mengatakan harga pokok pendapatan perseroan turun sebesar 4 persen dari Rp4, 6 triliun di semester I-2023 menjadi Rp3,99 triliun di semester I-2024. Walhasil, perseroan membukukan laba usaha sebesar Rp688 miliar dengan pencapaian EBITDA sebesar Rp1,21 triliun atau 227 persen dari semester I-2023.

    “Nilai aset Perseroan pada semester 1-2024 naik 3 persen menjadi Rp13,25 triliun dari Rp12,85 triliun pada posisi aset akhir tahun 2023. Sementara, posisi liabilitas Perseroan turun 2 persen sebesar Rp6,48 triliun, dibandingkan posisi akhir tahun 2023 sebesar Rp6,61 triliun dikarenakan berkurangnya interest bearing debt,” jelas Fina Eliani dalam siaran pers, Kamis, 1 Agustus 2024.

    Adapun posisi ekuitas perseroan sebesar Rp6,77 triliun, Fina mengatakan ini naik 8 persen dibandingkan posisi akhir tahun 2023 sebesar Rp6,24 triliun.

    Kinerja keuangan perseroan juga menunjukkan hasil yang baik, terlihat dari beberapa rasio keuangan penting di antaranya Quick Ratio sebesar 47,4 persen, Current Ratio sebesar 162,9 persen, Debt to Asset Ratio sebesar 48,9 persen, dan Debt to Equity Ratio sebesar 95,6 persen. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi