Logo
>

Laba Bersih Turun, Langkah Berat DEWA di 2025

Ditulis oleh Yunila Wati
Laba Bersih Turun, Langkah Berat DEWA di 2025

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Darma Henwa Tbk (DEWA) mencatatkan kinerja keuangan yang kurang mengesankan selama sembilan bulan pertama 2024. Dalam laporan keuangan auditan kuartal III terlihat, perusahaan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp9,44 miliar, menurun 29,81 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp13,45 miliar.

    Penurunan laba bersih ini terjadi seiring dengan turunnya pendapatan perseroan menjadi Rp4,52 triliun, atau anjlok 16,60 persen dibandingkan Rp5,42 triliun pada kuartal III 2023. Beban pokok pendapatan juga mengalami penyusutan dari Rp5,1 triliun menjadi Rp4,22 triliun, namun hal ini tidak cukup untuk menopang laba kotor yang turun dari Rp315,33 miliar menjadi Rp296,59 miliar.

    Salah satu penopang kinerja keuangan adalah lonjakan penghasilan bunga, yang tumbuh 105,94 persen dari Rp1,85 miliar menjadi Rp3,81 miliar. Namun, pos ini diimbangi oleh rugi selisih kurs sebesar Rp25,96 miliar, yang berbanding terbalik dengan capaian surplus sebesar Rp6,31 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

    Selain itu, beban pajak penghasilan turut membengkak signifikan dari Rp5,92 miliar menjadi Rp46,04 miliar. Beban umum dan administrasi tercatat menurun dari Rp161,76 miliar menjadi Rp150,47 miliar, sementara beban keuangan juga berkurang dari Rp122,59 miliar menjadi Rp56,24 miliar.

    Di sisi lain, rugi atas pelepasan aset tetap yang mencapai Rp7,7 miliar serta peningkatan pada pos lain-lain dari Rp2,4 miliar menjadi Rp11,46 miliar, turut memberikan tekanan pada kinerja operasional. Hal ini menyebabkan laba usaha merosot dari Rp141,1 miliar menjadi Rp111,46 miliar.

    Secara keseluruhan, laba sebelum beban pajak penghasilan mencapai Rp55,5 miliar, tumbuh 186 persen dibandingkan Rp19,38 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Namun, beban pajak yang membengkak membatasi pertumbuhan laba periode berjalan menjadi Rp9,45 miliar, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp13,45 miliar.

    Dari sisi neraca, jumlah ekuitas DEWA naik tipis menjadi Rp3,29 triliun dari Rp3,28 triliun di akhir 2023. Defisit perusahaan tercatat berkurang sedikit menjadi Rp1,08 triliun dari sebelumnya Rp1,09 triliun. Liabilitas total mengalami penurunan dari Rp4,84 triliun menjadi Rp4,35 triliun, sementara total aset turun dari Rp8,13 triliun menjadi Rp7,65 triliun.

    Meski beberapa indikator keuangan menunjukkan tekanan, langkah efisiensi pada beban dan penyusutan liabilitas memberikan sinyal positif untuk keberlanjutan operasi. Namun, fluktuasi nilai tukar dan tingginya beban pajak masih menjadi tantangan besar bagi DEWA dalam menjaga profitabilitas. Perusahaan perlu melakukan penyesuaian strategis untuk mengatasi penurunan kinerja pendapatan dan optimalisasi aset untuk mengembalikan momentum pertumbuhan.

    Konversi Utang Menjadi Saham 

    PT Darma Henwa Tbk (DEWA) mengumumkan rencana terkait penyelesaian kewajiban finansial melalui mekanisme Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD).

    Direktur dan Sekretaris Perusahaan DEWA Ahmad Hilyadi mengungkapkan bahwa langkah PMTHMETD ini dilakukan dalam upaya memperbaiki struktur keuangan dan mengurangi beban utang perusahaan kepada para kreditur yang terafiliasi.

    “DEWA memiliki dua pos utang utama yang memenuhi persyaratan untuk dilakukan konversi melalui PMTHMETD, yakni utang kepada PT Madhani Talatah Nusantara (MTN) dan PT Andhesti Tungkas Pratama (ATP), yang totalnya mencapai lebih dari Rp1 triliun,” kata Ahmad dalam keterangan resminya, Selasa, 31 Desember 2024.

    Secara rinci, rencana ini mengarah pada penerbitan sebanyak 17.167.935.215 saham baru, yang setara dengan sekitar 44 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah PMTHMETD.

    Saham baru tersebut, ujar Ahmad, akan dijual kepada para kreditur, sebagai bagian dari proses penyelesaian kewajiban finansial perusahaan. Saham baru akan diterbitkan dengan harga Rp65 per saham.

    Adapun manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan PMTHMETD ini antara lain penurunan rasio utang terhadap ekuitas (DER) yang akan memperkuat neraca keuangan perusahaan, beban bunga yang harus dibayar perusahaan berkurang dengan konversi utang menjadi saham.

    “Selain itu, dengan menurunnya rasio utang, perusahaan diharapkan memiliki lebih banyak ruang untuk mencari pendanaan baru guna ekspansi dan pengembangan usaha di masa depan,” tegas Ahmad.

    Tak hanya itu, penyelesaian kewajiban utang dan pengurangan beban keuangan diharapkan akan meningkatkan nilai perusahaan bagi pemegang saham.

    Rencana PMTHMETD ini membutuhkan persetujuan dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), yang direncanakan pada 13 Februari 2025. Setelah mendapatkan persetujuan, pelaksanaan PMTHMETD akan dilakukan dengan jadwal yang diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Proses ini akan dilaksanakan paling lambat pada 31 Juli 2025.

    Setelah proses PMTHMETD selesai, DEWA berharap dapat mengurangi beban utang dan memperbaiki struktur permodalan, yang pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan fleksibilitas keuangan perusahaan serta meningkatkan nilai perusahaan di mata pemegang saham.

    Proses konversi utang menjadi saham ini akan membawa perusahaan lebih dekat ke tujuan finansialnya, sekaligus memberi kesempatan bagi para kreditur untuk menjadi pemegang saham dalam perusahaan yang telah mereka bantu restrukturisasinya.(*)

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79