Logo
>

Lagi Merugi, Emiten BUMN WSBP Justru dapat Kontrak Baru Rp1,73 Triliun

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Lagi Merugi, Emiten BUMN WSBP Justru dapat Kontrak Baru Rp1,73 Triliun

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Meski tengah mengalami kerugian signifikan pada 2024, PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP) menunjukkan capaian positif dari sisi perolehan kontrak baru. Hingga September 2024, WSBP berhasil membukukan nilai kontrak baru (NKB) sebesar Rp1,73 triliun, setara dengan 75 persen dari target tahunan mereka sebesar Rp2,3 triliun.

    Corporate Secretary WSBP, Fandy Dewanto, mengatakan angka ini mencerminkan peningkatan sebesar 50,82 persen secara tahunan dibandingkan capaian Rp1,15 triliun pada periode yang sama di 2023. Fandy optimistis perusahaannya dapat mencapai target akhir tahun dengan perolehan kontrak sebesar itu pada kuartal III 2024.

    “Kinerja positif ini mencerminkan strategi yang tepat dalam menangkap peluang pasar dan memberikan solusi terbaik bagi para pelanggan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat, 11 Oktober 2024.

    Kontribusi terbesar terhadap perolehan kontrak baru datang dari lini bisnis Readymix dengan Rp674,91 miliar, diikuti oleh Produk Precast sebesar Rp624,93 miliar, serta Jasa Konstruksi sebesar Rp 432,28 miliar. Beberapa proyek utama yang menopang perolehan kontrak ini antara lain Pembangunan Container Yard di Batam, suplai untuk proyek Tol Ciawi-Sukabumi, serta Proyek LRT Jakarta Fase 1B.

    Fandy juga menyoroti pentingnya pengembangan bisnis penyewaan alat konstruksi yang berhasil menyumbang Rp13,65 miliar bagi perusahaan. Selain itu, WSBP telah menjalankan restrukturisasi utang melalui skema CFADS yang mencapai tahap empat dengan total pembayaran Rp320,85 miliar dan lebih dari 90 persen proses restrukturisasi ini telah berjalan lancar.

    "Keberhasilan ini tidak terlepas dari komitmen kami dalam menjaga efisiensi operasional, manajemen risiko yang baik, serta penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik," kata Fandy.

    Saham WSBP

    Dilansir dari Stockbit, harga saham WSBP mengalami penurunan sebesar 4,55 persen pada hari terakhir perdagangan kemarin. Saat ini, harga sahamnya berada di level Rp21 dari sebelumnya Rp22. Penurunan ini mencerminkan kepercayaan investor yang merosot, kemungkinan besar akibat tekanan kinerja keuangan perusahaan yang masih berada dalam tren negatif.

    Selama satu bulan terakhir, harga saham WSBP menunjukkan peningkatan sebesar 5 persen. Kenaikan ini sedikit membawa harapan di tengah kondisi keuangan yang sedang tidak baik. Bahkan, dalam rentang tiga bulan terakhir, harga saham WSBP mencatat kenaikan yang lebih signifikan, sebesar 16,67 persen.

    Namun, bila dilihat dalam periode yang lebih panjang, tren harga saham justru menunjukkan penurunan. Dalam enam bulan terakhir, harga saham turun 4,55 persen. Kondisi ini semakin terlihat jelas dalam satu tahun terakhir, di mana saham WSBP anjlok hingga 58 persen.

    Jika kita lihat lebih jauh, penurunan harga saham dalam tiga tahun terakhir mencapai 87,04 persen dan dalam lima tahun terakhir merosot drastis sebesar 93,56 persen. Angka ini menunjukkan penurunan yang sangat tajam dan menunjukkan bahwa secara historis, kinerja saham WSBP terus melemah.

    Adapun dalam tahun ini saja (year to date), harga saham WSBP mengalami penurunan sebesar 58 persen. Harga tertinggi saham WSBP dalam 52 minggu terakhir tercatat di angka Rp50, sedangkan harga terendahnya berada di Rp10. Tren penurunan ini mengindikasikan bahwa investor kehilangan kepercayaan terhadap prospek perusahaan dalam jangka panjang, meskipun sempat ada beberapa pergerakan positif dalam jangka pendek.

    Laba Bersih

    Pada tahun 2024, WSBP mencatat kerugian besar, terutama pada kuartal pertama dan kedua. Di kuartal I, perusahaan mencatat rugi sebesar Rp126 miliar, sedangkan pada kuartal II kerugian semakin membesar menjadi Rp343 miliar. Jika dibandingkan dengan kinerja pada tahun 2023, di mana WSBP masih mencatat laba sebesar Rp16 miliar pada kuartal I, dan rugi Rp280 miliar pada kuartal II, angka kerugian tahun ini jelas menunjukkan tren penurunan yang signifikan.

    Pada 2022, perusahaan masih membukukan pendapatan positif di kuartal I dan kuartal II masing-masing sebesar Rp277 miliar dan Rp1,705 triliun. Dengan perkiraan tahunan (annualized), perusahaan diprediksi mengalami kerugian total sebesar Rp937 miliar pada 2024, jauh lebih buruk dibandingkan dengan laba Rp6 miliar pada 2023.

    Valuasi

    Rasio harga terhadap laba (PE ratio) WSBP berada di angka negatif, menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kerugian besar. PE ratio tahunan tercatat di -1,23, sementara PE ratio TTM (Trailing Twelve Months) berada di -5,81. Ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu menghasilkan laba, dan harga sahamnya tidak dapat mencerminkan valuasi yang sehat.

    Sementara itu, rasio harga terhadap penjualan (price to sales ratio) berada di angka 0,66, menandakan valuasi yang rendah dibandingkan pendapatannya. Rasio harga terhadap nilai buku (price to book value) juga negatif di -1,02, mencerminkan bahwa aset perusahaan dinilai lebih rendah dibandingkan dengan kewajibannya.

    Solvabilitas

    Rasio likuiditas WSBP juga menunjukkan kondisi yang tidak baik. Rasio lancar (current ratio) berada di angka 0,61, yang artinya perusahaan kesulitan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio cepat (quick ratio) tercatat di angka 0,51, menandakan bahwa WSBP mungkin menghadapi masalah likuiditas lebih lanjut jika tidak segera meningkatkan arus kasnya. Selain itu, rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio) berada di -3,06, yang berarti perusahaan memiliki utang yang jauh lebih besar dibandingkan dengan ekuitasnya, mencerminkan risiko keuangan yang sangat tinggi.

    Profitabilitas

    Dalam hal profitabilitas, WSBP menghadapi tantangan berat. Return on Assets (ROA) selama 12 bulan terakhir berada di -4,83 persen, yang berarti perusahaan tidak mampu memanfaatkan asetnya dengan baik untuk menghasilkan laba. Namun, Return on Equity (ROE) berada di angka positif 17,52 persen, yang menunjukkan bahwa perusahaan masih mampu menghasilkan laba dari ekuitasnya, meskipun tingkat utangnya sangat tinggi. Sementara itu, margin laba bersih (Net Profit Margin) untuk kuartal ini berada di -88,67 persen, menandakan kerugian besar dari setiap pendapatan yang dihasilkan perusahaan.

    Dividen

    WSBP belum membagikan dividen untuk beberapa waktu, dengan catatan terakhir pada 6 Mei 2019. Tidak ada pembayaran dividen dalam 12 bulan terakhir (TTM), dan perusahaan belum memberikan indikasi bahwa dividen akan dibayarkan dalam waktu dekat, mengingat kondisi keuangannya yang sedang tertekan.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).