Logo
>

Lo Kheng Hong Seruk Saham Gajah Tunggal, Seberapa Menarik?

Ditulis oleh Yunila Wati
Lo Kheng Hong Seruk Saham Gajah Tunggal, Seberapa Menarik?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Saham PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) mencuri perhatian di pasar modal pada perdagangan 9 Desember 2024. Harga saham emiten ini melonjak 5,45 persen ke level Rp1.160, didorong oleh tingginya aktivitas transaksi.

    Tercatat, sebanyak 12,58 juta saham diperdagangkan dalam 1.938 kali transaksi dengan total nilai Rp14,3 miliar. Yang menarik, investor asing juga ikut berkontribusi dalam lonjakan ini, mencatatkan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp3,41 miliar dari total transaksi pembelian Rp4,41 miliar.

    Kenaikan ini didukung oleh valuasi saham GJTL yang tergolong murah. Rasio price to book value (PBV) berada di angka 0,44 kali, sedangkan price to earnings ratio (PER) hanya 3,07 kali (annualized). Dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp4,04 triliun, saham ini menawarkan potensi besar bagi investor yang mencari emiten undervalued.

    Salah satu nama besar yang menjadi pemegang saham GJTL adalah investor kawakan Lo Kheng Hong. Hingga 30 September 2024, ia tercatat memiliki 181.183.000 saham atau setara dengan 5,199 persen kepemilikan.

    Langkah Lo Kheng Hong, yang dikenal piawai dalam memilih saham undervalued, semakin memperkuat daya tarik GJTL di mata investor lain.

    Dari sisi kinerja keuangan, Gajah Tunggal berhasil mencetak laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp988,55 miliar sepanjang sembilan bulan pertama 2024. Angka ini menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 41,36 persen dibandingkan dengan laba bersih Rp699,27 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

    Dengan earning per share (EPS) mencapai Rp378 per saham (annualized), saham GJTL memberikan nilai tambah yang menarik bagi para pemegang sahamnya.

    Kinerja positif ini mencerminkan kemampuan Gajah Tunggal untuk tetap bertumbuh meski di tengah tantangan pasar. Lonjakan harga saham pada perdagangan terakhir menjadi cerminan dari optimisme investor terhadap prospek bisnis perusahaan ini, terutama dengan fundamental yang solid dan daya tarik valuasi yang rendah.

    Dengan dukungan dari investor institusi dan ritel, termasuk aksi beli yang kuat dari investor asing, GJTL memiliki potensi untuk terus melanjutkan tren positifnya di masa mendatang.

    Apa kata Warren Buffett?

    Transaksi yang terjadi pada perdagangan Senin, 9 Desember 2024, terhadap saham Gajah Tunggal, cukup menarik perhatian. Apalagi, ada nama besar Lo Kheng Hong dalam transaksi tersebut.

    Lo biasanya menjadi dasar bagi sejumlah investor untuk berinvestasi, membeli sebuah saham. Namun, sebenarnya seberapa menarik saham GJTL?

    Menggunakan pendekatan investasi ala Warren Buffett, yang sering kali menitikberatkan pada nilai intrinsik perusahaan, margin of safety, dan fundamental yang kuat. Dalam menganalisis saham PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), bisa melihat sejumlah indikator menarik yang dapat menjadi dasar keputusan investasi berdasarkan filosofi Buffett.

    Gajah Tunggal menunjukkan valuasi yang sangat menarik dengan rasio Price to Earnings (PER) TTM sebesar 2,76 kali dan Price to Book Value (PBV) hanya 0,44 kali. Angka ini menunjukkan bahwa saham diperdagangkan jauh di bawah nilai buku per sahamnya, yaitu Rp2.623,94.

    Dengan laba per saham (EPS) tahunan mencapai Rp421,97, earning yield TTM perusahaan berada pada tingkat yang sangat tinggi, yakni 36,22 persen. Ini jauh melampaui rata-rata yield pasar, menunjukkan potensi pengembalian yang signifikan bagi pemegang saham.

    Selain valuasi, kinerja keuangan perusahaan solid. Gajah Tunggal mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 20,94 persen secara tahunan (YoY) pada kuartal terakhir, dengan margin laba bersih 8,41 persen.

    Arus kas operasional yang positif, mencapai Rp2,023 triliun TTM, memberikan keyakinan akan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban operasional dan keuangan. Beban utang juga terkendali, dengan rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) sebesar 0,48 dan rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas hanya 0,42. Hal ini mencerminkan struktur modal yang sehat dan pengelolaan keuangan yang prudent.

    Gajah Tunggal juga memiliki keunggulan daya tahan bisnis yang sejalan dengan prinsip Buffett tentang "economic moat." Perusahaan telah mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pemain utama di industri ban, sebuah sektor yang meskipun kompetitif, tetap memiliki permintaan stabil karena kebutuhan transportasi.

    Margin keuntungan kotor perusahaan berada di 20,74 persen, menunjukkan efisiensi dalam pengelolaan biaya produksi.

    Faktor lain yang patut diperhatikan adalah dividend yield sebesar 4,29 persen, dengan payout ratio yang cukup konservatif di 13,22 persen. Ini menunjukkan bahwa perusahaan tetap menyisihkan laba untuk diinvestasikan kembali ke dalam bisnis, sambil memberikan imbal hasil kepada pemegang saham.

    Dari perspektif Buffett, Gajah Tunggal menawarkan kombinasi yang kuat dari valuasi yang rendah, kinerja keuangan yang solid, dan prospek jangka panjang yang stabil. Meski harga sahamnya telah meningkat 16,50 persen dalam setahun terakhir, valuasinya tetap menarik dibandingkan rata-rata pasar.

    Dengan posisi saat ini di Rp1.160, saham ini masih memiliki potensi kenaikan signifikan menuju nilai intrinsiknya yang lebih tinggi.

    Berdasarkan analisis ini, saham GJTL layak dipertimbangkan untuk investasi jangka panjang, terutama bagi investor yang mencari perusahaan undervalued dengan fundamental yang kuat.

    Namun, seperti prinsip Buffett, investor harus tetap bersikap sabar dan melakukan riset tambahan untuk memastikan bahwa saham ini benar-benar sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi pribadi.(*)

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan  Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79