Logo
>

Longsor Sepekan, IHSG Turun ke Level 6.983: Ini Daftar Top Losers

Ditulis oleh Yunila Wati
Longsor Sepekan, IHSG Turun ke Level 6.983: Ini Daftar Top Losers

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami tekanan berat setelah mencatatkan pelemahan sebesar 4,65 persen dalam sepekan terakhir. IHSG yang sebelumnya bertengger di level 7.324 kini harus terpuruk ke level 6.983 berdasarkan data Bursa Efek Indonesia periode 16-20 Desember 2024.

    Kondisi ini menunjukkan betapa sentimen pasar sedang tidak berpihak, diiringi aksi jual besar-besaran yang berdampak signifikan pada sejumlah saham di bursa.

    Sepuluh saham teratas yang menyandang status top losers menjadi penyumbang utama pelemahan IHSG. Saham PT Mineral Sumberdaya Mandiri Tbk (AKSI) menjadi pemberat terbesar dengan koreksi tajam 41,45 persen. Harga saham AKSI yang sebelumnya berada di level Rp304 anjlok menjadi Rp178 per lembar.

    Kondisi serupa juga menimpa PT Sunter Lakeside Hotel Tbk (SNLK), yang longsor 38,27 persen dalam sepekan, turun dari Rp980 menjadi Rp605 per lembar.

    Di sektor jasa pengiriman, PT SAP Express Tbk (SAPX) turut melemah drastis dengan penurunan sebesar 30,15 persen. Saham perusahaan yang bergerak di layanan ekspedisi ini jatuh dari Rp1.360 menjadi Rp950 per lembar, mencerminkan tekanan besar pada sektor logistik.

    Penurunan signifikan juga dialami oleh PT Jakarta International Hotel dan Development Tbk (JIHD), yang susut 26,46 persen dari Rp1.795 menjadi Rp1.320 per lembar.

    Kondisi serupa terjadi pada PT Pudjiadi & Sons Tbk (PNSE), yang mencatatkan pelemahan 25,85 persen. Harga sahamnya melorot dari Rp1.025 menjadi Rp760 per lembar, mengindikasikan tantangan berat di sektor properti dan perhotelan.

    Tak ketinggalan, PT MNC Vision Tbk (MSKY) sebagai emiten televisi berlangganan juga mengalami tekanan besar dengan penurunan 25,33 persen menjadi Rp56 dari sebelumnya Rp75 per lembar saham.

    Tekanan turut dialami PT Satu Visi Putra Tbk (VISI), yang bergerak di sektor investasi. Sahamnya menurun 22,41 persen menjadi Rp90 dari Rp116 per lembar.

    Sementara itu, PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST) yang bergerak di industri baja mengalami penurunan 21,37 persen dari Rp117 menjadi Rp92 per lembar.

    Pada sektor tambang dan energi, PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) tidak luput dari tekanan dengan koreksi sebesar 21,19 persen, membuat harga sahamnya turun dari Rp302 menjadi Rp238 per lembar.

    Di sektor perdagangan, PT Indah Prakasa Sentosa Tbk (INPS) melemah hingga 21,12 persen, dari Rp161 menjadi Rp127 per lembar saham.

    Sepekan terakhir mencerminkan kerapuhan IHSG di tengah sentimen global maupun domestik yang kurang bersahabat. Tekanan besar pada saham-saham top losers menunjukkan adanya aksi jual yang signifikan, baik dari investor lokal maupun asing. Jika kondisi ini terus berlanjut, diperlukan langkah cepat dari pelaku pasar dan otoritas terkait untuk menjaga stabilitas, guna menghindari pelemahan lebih lanjut di pasar modal Indonesia.

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di sesi pertama perdagangan Jumat, 20 Desember 2024, mengalami penguatan tipis, sebesar 0,36 persen atau naik 18 poin dari posisi pembukaan di level 6.977 menjadi 6.995.

    Selama sesi pagi, IHSG sempat menyentuh titik tertinggi di 7.017 yang berada di zona hijau, sementara level terendahnya berada di 6.931 di zona merah. Pergerakan ini menunjukkan dinamika pasar yang cukup aktif sepanjang sesi pertama perdagangan.

    Total sebanyak 286 emiten berada di zona hijau, mengindikasikan penguatan, sementara 253 emiten melemah, dan 225 emiten stagnan. Penguatan IHSG secara keseluruhan ditopang oleh kinerja positif dari beberapa sektor utama.

    Sektor properti memimpin penguatan dengan kenaikan 0,45 persen ke level 742. Sektor teknologi juga mencatatkan hasil positif dengan kenaikan 0,34 persen ke level 3.992, disusul oleh sektor energi yang tumbuh 0,38 persen ke level 2.633.

    Sektor konsumer non-primer mengalami kenaikan 0,23 persen ke level 705, sementara sektor keuangan mencatatkan penguatan tipis sebesar 0,09 persen menjadi 1.382.

    Namun, pergerakan IHSG tidak sepenuhnya diwarnai optimisme. Lima sektor mengalami pelemahan, dengan sektor industri mencatat koreksi terbesar sebesar 0,65 persen ke level 1.017. Koreksi juga terjadi pada sektor transportasi yang turun 0,3 persen ke level 1.266, serta sektor infrastruktur yang melemah 0,45 persen menjadi 1.423. Sektor kesehatan turut terkoreksi 0,56 persen ke level 1.347, sementara sektor bahan baku dan konsumer primer masing-masing turun 0,08 persen ke level 1.238 dan 815.

    Dari sisi nilai transaksi, lima emiten mencatatkan aktivitas perdagangan paling tinggi selama sesi pertama. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) berada di urutan teratas dengan nilai transaksi mencapai Rp423,35 miliar, disusul oleh PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang mencatat transaksi senilai Rp304,23 miliar.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79