KABARBURSA.COM - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali mengerem laju transaksi dengan menjatuhkan suspensi pada saham PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA), PT Arkora Hydro Tbk (ARKO), serta PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU).
Langkah pembekuan sementara ini diambil setelah otoritas bursa mencermati lonjakan harga saham ketiganya yang meningkat secara kumulatif dan mencolok.
Penangguhan diberlakukan di pasar reguler maupun pasar tunai mulai hari ini, Jumat 28 November 2025, tanpa jeda.
Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono, menegaskan bahwa langkah tersebut merupakan bentuk proteksi bagi investor sekaligus mekanisme cooling down untuk meredam euforia pasar.
Ia menambahkan, jeda perdagangan diperlukan agar para pelaku pasar memperoleh ruang yang cukup untuk mencerna informasi dan menimbang setiap keputusan investasi secara lebih jernih.Yulianto juga mengingatkan seluruh pihak untuk senantiasa mencermati setiap bentuk keterbukaan informasi yang dipublikasikan perseroan, ujarnya dalam keterangan tertulis.
Di sisi lain, BEI resmi mengakhiri masa suspensi atau melakukan unsuspension terhadap perdagangan saham PT Personel Alih Daya Tbk (PADA), PT Bhakti Multi Artha Tbk (BHAT), serta PT Bintang Oto Global Tbk (BOGA).
Pembukaan kembali perdagangan tiga emiten tersebut dimulai sejak sesi I di pasar reguler maupun pasar tunai pada hari ini, Kamis.
Posisi IHSG Naik tipis 1,88 Poin
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membuka perdagangan Jumat, 28 November 2025, dengan pergerakan yang sangat berhati-hati. Pembukaan indeks di 8.555,66 sempat memberikan sinyal optimisme tipis setelah terjadinya tekanan pada sesi sebelumnya. Namun, pasar cepat kembali menunjukkan pola wait-and-see.
Hal ini terlihat dari posisi IHSG yang hanya naik tipis 1,88 poin atau 0,02 persen ke level 8.547,74 pada menit-menit awal perdagangan.
Kenaikan yang sangat terbatas ini menggambarkan bahwa pelaku pasar belum memiliki keberanian penuh untuk mendorong indeks lebih jauh lagi, meskipun IHSG sempat menyentuh level tertinggi intraday di 8.572,36.
Level terendah awal sesi berada di 8.536,52, yang artinya ada tarik-menarik antara buyer yang mencoba mengangkat harga dengan seller yang masih mendominasi ritme perdagangan.
Sumber keraguan pasar langsung terlihat ketika data arus dana asing diperiksa lebih dalam. Aktivitas investor asing pada Kamis, 27 November 2025 menunjukkan dominasi tekanan jual yang sangat signifikan.
Asing mencatatkan pembelian Rp5,39 triliun, tetapi penjualan mencapai Rp6,27 triliun. Dengan demikian, net foreign sell tembus Rp884,36 miliar. Angka ini cukup besar untuk menciptakan hambatan bagi indeks sejak awal sesi hari ini.
Dari sisi nilai transaksi, asing hanya berkontribusi 23,09 persen, jauh di bawah dominasi pelaku domestik yang mencapai 76,91 persen. Besarnya proporsi transaksi domestik ini menandakan bahwa penggerak utama IHSG pagi ini datang dari dana lokal, bukan dari investor global.
Namun, dominasi domestik tidak otomatis mengangkat indeks, sebab tekanan distribusi terlihat lebih kuat.
Dari sisi volume, gambaran yang sama muncul. Asing membeli 7,28 miliar lembar saham, tetapi menjual 9,66 miliar lembar. Kesenjangan ini mengonfirmasi distribusi lanjutan yang membebani indeks sejak sesi pembukaan.
Investor domestik memang mencatatkan volume beli 39,80 miliar lembar, tetapi volume jual domestik juga besar di 37,43 miliar lembar. Artinya, meski dana lokal aktif, mereka tidak cukup agresif untuk mengimbangi keluarnya dana asing.
Frekuensi transaksi menambah lapisan konteks penting. Asing mencatatkan 333,54 ribu kali transaksi beli dan 535,01 ribu kali transaksi jual. Artinya, aktivitas keluar terjadi lebih cepat dan lebih sering dan ini merupakan ciri tipikal pasar yang sedang dilanda tekanan distribusi.
Sementara itu, pelaku domestik membukukan lebih dari 2,6 juta transaksi beli dan 2,43 juta transaksi jual. Dalam hal ini, pasar lokal sedang menjaga likuiditas, tetapi tetap dalam kondisi berhati-hati.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.