Logo
>

LUCY Umumkan Pengunduran Diri Wulan Guritno sebagai Komisaris

Ditulis oleh Syahrianto
LUCY Umumkan Pengunduran Diri Wulan Guritno sebagai Komisaris

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Lima Dua Lima Tiga Tbk. (LUCY), perusahaan yang mengelola restoran dan bar di bawah nama Lucy in The Sky, mengumumkan bahwa Wulan Guritno atau Sri Wulandari telah mengundurkan diri dari posisinya sebagai komisaris independen perusahaan pada 12 Agustus 2024.

    Dalam keterbukaan informasi yang dirilis pada hari Senin, 26 Agustus 2024, manajemen perusahaan mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima surat pengunduran diri dari Sri Wulandari sebagai komisaris independen.

    Perusahaan akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk memilih komisaris independen yang baru. Wulan Guritno telah menjabat sebagai komisaris independen sejak Desember 2020 dan masa jabatannya seharusnya berlanjut hingga 2025 sesuai dengan anggaran dasar perusahaan.

    Sebelum bergabung dengan perusahaan, Wulan Guritno memiliki berbagai pengalaman, termasuk sebagai Pendiri dan Direktur Pemasaran di Andalan Boga Jaya sejak 2016, serta Pendiri di PT Alkimia Kreatif Sejahtera (Alkimia Production) pada 2015. Dia juga mendirikan Yayasan "Bracelet of Hope" untuk penderita kanker pada 2014 dan PT Agra Abyudaya Nusantara ("Poetre") pada 2009. Wulan Guritno menyelesaikan pendidikannya di Italia Conty Academy of Theatre Arts, Barbican - London pada 1997.

    Saat ini, PT Lima Dua Lima Tiga Tbk. (LUCY) dikendalikan oleh PT Delta Wibawa Bersama (DWB), yang menguasai 48,25 persen saham LUCY, atau sebanyak 512.875.000 lembar saham. Pemegang saham terbesar kedua adalah Dimas Wibowo, yang memegang 147.867.100 saham atau sekitar 13,91 persen dari total saham perusahaan. Dimas Wibowo juga merupakan pengendali dari PT Delta Wibawa Bersama, perusahaan properti yang memiliki saham mayoritas di LUCY.

    Kinerja Keuangan LUCY

    PT Lima Dua Lima Tiga, yang dikenal dengan nama Lucy In The Sky (LUCY), mencatat kerugian sebesar Rp6,95 miliar pada paruh pertama 2024, mengalami penurunan drastis sebesar 488 persen dibandingkan laba Rp1,79 miliar yang diraih pada periode yang sama tahun lalu. Meskipun mengalami kerugian, laba per saham perusahaan yang dipimpin oleh Wulan Guritno meningkat menjadi Rp5,18 dari sebelumnya Rp1,63.

    Pendapatan perusahaan tercatat sebesar Rp39,21 miliar, turun 6,62 persen dari Rp41,99 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Beban pokok pendapatan menurun menjadi Rp12,96 miliar, dibandingkan Rp17,10 miliar tahun lalu. Laba kotor meningkat menjadi Rp26,24 miliar, naik 5,42 persen dari Rp24,89 miliar pada tahun lalu.

    Namun, beban umum dan administrasi meningkat menjadi Rp1,4 miliar dari sebelumnya Rp389,88 juta. Beban operasi juga mengalami kenaikan signifikan menjadi Rp34,71 miliar, dibandingkan dengan Rp25,95 miliar tahun lalu. Rugi usaha tercatat sebesar Rp8,46 miliar, jauh lebih besar dibandingkan kerugian Rp1,05 miliar pada tahun lalu.

    Pendapatan lain-lain turun menjadi Rp1,51 miliar dari Rp3,52 miliar, dengan pendapatan lain-lain yang lebih rendah di angka Rp1,58 miliar dibandingkan Rp4,25 miliar tahun lalu. Pendapatan keuangan turun menjadi Rp11,21 juta dari Rp26,20 juta, sedangkan beban keuangan menurun menjadi Rp78,40 juta dari Rp757,29 juta pada tahun lalu.

    Ekuitas perusahaan meningkat secara signifikan menjadi Rp98,39 miliar dari Rp45,10 miliar pada akhir 2023. Defisit meningkat menjadi Rp6,07 miliar, mencatat kenaikan sebesar 6.170 persen dari surplus Rp101,58 juta pada akhir tahun lalu. Total liabilitas naik sedikit menjadi Rp61,47 miliar dari Rp60,87 miliar, sementara total aset melonjak menjadi Rp159,09 miliar dari Rp105,97 miliar.

    Perombakan Direksi dan Komisaris

    Adapun sebelumnya, pemegang saham LUCY menyetujui perombakan susunan anggota dewan komisaris dan direksi perseroan.

    "Menyetujui memberhentikan dengan hormat Bapak Surya Andarurachman Putra dari jabatannya selaku Direktur Utama dan Bapak Hermansyah dari jabatannya selaku Direktur Perseroan yang berlaku efektif sejak ditutupnya Rapat ini dengan disertai ucapan terima kasih dan penghargaan atas pengabdian dan jasa-jasanyakepada Perseroan selama masa baktinya," tulis pengumuman.

    Selain itu, pemegang saham LUCY juga memberikan pembebasan dan pelunasan (acquit et de charge) atas tindakan pengawasan yang telah dilakukannya terhitung sejak tanggal pengangkatannya sampai dengan tanggal penutupan Rapat, selama tindakan tersebut tercermin dalam laporan keuangan Perseroan.

    "Menyetujui mengangkat Bapak Hermansyah sebagai Komisaris Perseroan dan Bapak Andharu Haryo Nugroho sebagai Direktur Utama Perseroan yang baru terhitung sejak ditutupnya Rapat," tambah pengumuman tersebut.

    Dengan perombakan tersebut, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan menjadi sebagai berikut:

    Dewan Komisaris

    • Komisaris Utama: Billy Sabarto
    • Komisaris: Hermansyah
    • Komisaris Independen: Sri Wulandari

    Dewan Direksi

    • Direktur Utama: Andharu Haryo Nugroho
    • Direktur: Randy Suherman. (*)
    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.