KABARBURSA.COM – PT Madusari Murni Indah Tbk, berkode emiten MOLI, masih punya rasa manis yang mumpuni. Laporan kinerja keuangannya menguat hampir dua kali lipat dan harga sahamnya terbang lebih dari 10 persen. Keduanya merupakan kombinasi yang pas untuk potensi kenaikan yang lebih besar.
Harga saham MOLI saat ini berada di level 320. Kinerja keuangannya pun menunjukkan perbaikan yang relatif solid dan terstruktur. Laba bersihnya melonjak hampir dua kali lipat, menjadi Rp55,89 miliar. Angka ini tumbuh 90,4 persen secara tahunan.
Pertumbuhan laba ini terlihat lebih berkualitas karena tidak hanya bersumber dari kenaikan pendapatan, tetapi juga dari perbaikan margin dan efisiensi biaya. Pendapatan bersih memang hanya naik moderat 3,6 persen menjadi Rp1,08 triliun, namun laba bruto mampu tumbuh jauh lebih tinggi, yaitu sebesar 18,6 persen.
Di sini, ada peningkatan margin kotor yang signifikan, baik dari sisi harga jual maupun pengendalian biaya produksi.
Perbaikan ini semakin terlihat pada level operasional. Laba usaha melonjak 58,7 persen menjadi Rp89,33 miliar. Artinya, sisi bisnis inti MOLI bekerja jauh lebih efisien dibandingkan tahun sebelumnya.
Di saat yang sama, beban keuangan turun tajam lebih dari 40 persen seiring penurunan saldo pinjaman bank. Data-data ini menjadi kombinasi margin yang membaik dan menjadi pendorong utama lonjakan laba bersih, bukan faktor non-operasional yang sifatnya temporer.
Dari sisi struktur neraca, arah perbaikan juga cukup jelas. Total aset memang menyusut menjadi Rp1,7 triliun, tetapi penurunan ini diikuti dengan perampingan liabilitas yang jauh lebih agresif, dari Rp578,32 miliar menjadi Rp293,60 miliar.
Ekuitas justru meningkat menjadi Rp1,41 triliun. Artinya, MOLI berhasil memperkuat struktur permodalan dengan menurunkan leverage secara signifikan.
Neraca yang lebih sehat ini memberi ruang fleksibilitas yang lebih besar bagi perusahaan untuk menjaga profitabilitas ke depan, sekaligus menurunkan risiko keuangan.
Bid Menyebar di Area 316-300
Kinerja tersebut tercermin langsung pada laba per saham yang melonjak dari Rp8,53 menjadi Rp16,45. Kenaikan EPS hampir 93 persen ini memberi pembenaran fundamental atas re-rating harga saham, terutama bagi investor yang memperhatikan pertumbuhan kualitas laba, bukan sekadar angka pendapatan.
Respons pasar terhadap laporan keuangan ini terlihat pada struktur orderbook. Di level harga 320, antrean bid terlihat cukup rapi dan berlapis di area 316 hingga 300. Bid tidak terkonsentrasi ekstrem di satu harga, melainkan menyebar bertahap, yang menunjukkan minat beli yang relatif organik. Ini berbeda dengan pola spekulatif yang biasanya hanya bertumpu pada satu harga tertentu.
Di sisi lain, antrean offer memang mulai menebal di area 322 hingga 330, menandakan adanya aksi ambil untung jangka pendek setelah lonjakan dua digit dalam sehari.
Struktur seperti ini mencerminkan fase yang cukup sehat setelah reli cepat. Harga tidak langsung ditarik turun, tetapi ditahan di area atas sambil pasar mencerna informasi fundamental terbaru. Selama bid di area 310–300 tetap terjaga dan tidak runtuh, koreksi yang terjadi lebih berpotensi bersifat konsolidasi daripada pembalikan tren.
Lantas, apakah MOLI masih berpotensi naik?
Ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu keberlanjutan margin dan efisiensi yang sudah tercapai di 9M25. Dengan struktur utang yang jauh lebih ringan, tekanan beban keuangan ke depan relatif kecil, sehingga laba berpotensi lebih stabil.
Kedua, terkait dengan perilaku pasar pasca reli. Jika volume tetap terjaga dan bid tidak menghilang, ruang kenaikan lanjutan masih terbuka, meskipun tidak lagi secepat hari ini.
Secara keseluruhan, kenaikan harga MOLI saat ini memiliki dasar fundamental yang lebih kuat dibandingkan sekadar euforia sesaat. Kinerja laba yang melonjak, neraca yang semakin sehat, serta orderbook yang relatif seimbang menunjukkan bahwa pasar sedang melakukan penyesuaian nilai, bukan sekadar spekulasi kosong.
Namun setelah lonjakan dua digit, pasar juga wajar memasuki fase uji ketahanan, di mana konsolidasi menjadi bagian dari proses sebelum arah berikutnya benar-benar ditentukan.(*)