Logo
>

Melihat Peluang Pulihnya UNVR di Tengah Hancurnya Harga Saham

Ditulis oleh Yunila Wati
Melihat Peluang Pulihnya UNVR di Tengah Hancurnya Harga Saham

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Perdagangan PT Unilever Tbk dengan kode saham UNVR di pasar bursa, terus terkoreksi tajam. Per Jumat, 13 September 2024, kembali terpuruk -0,90 persen dengan harga jual saham Rp2.200.

    Saham UNVR telah turun 38,31 persen year-to-date dan 10,98 persen dalam sebulan terakhir, dengan level terendah mencapai Rp2.170, terendah dalam 10 tahun terakhir. Penurunan tajam ini menunjukkan sentimen pasar yang negatif terhadap saham tersebut.

    Dengan transaksi 28,64 juta saham dan nilai transaksi Rp62,86 miliar, serta net sell asing sebesar Rp13,5 miliar, menunjukkan adanya tekanan jual dari investor asing. Ini bisa mencerminkan keprihatinan investor terhadap prospek jangka pendek perusahaan.

    Kinerja Keuangan dan Operasional

    Volume penjualan UNVR terus menunjukkan pertumbuhan yang lemah sejak kuartal IV-2023. Kinerja ini melanjutkan tren penurunan yang berlanjut hingga kuartal II-2024, meskipun perusahaan telah melakukan promosi dan penyesuaian harga.

    Meskipun laba bersih turun 11 persen yoy menjadi Rp2,5 triliun pada semester I-2024, ini masih sesuai dengan ekspektasi analis. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mungkin masih mampu menjaga profitabilitas meski menghadapi tantangan.

    Ada dua hal yang menyebabkan buruknya kinerja keuangan dan operasional UNVR. Kabarbursa.com melihat dua indikator yaitu sentimen konsumen dan daya beli serta harga komoditas, memberikan pengaruh signifikan.

    Sentimen konsumen yang negatif dan daya beli yang lemah, diperburuk oleh isu geopolitik berkepanjangan, mempengaruhi permintaan produk UNVR. Ini menyebabkan konsumen beralih ke produk pesaing yang menawarkan nilai lebih baik.

    Harga komoditas yang rendah memberikan dorongan pada margin kotor UNVR, tetapi ini tidak cukup untuk mengimbangi penurunan volume penjualan dan harga jual rata-rata.

    Proyeksi dan Asumsi Analis

    Pertumbuhan volume dan harga jual, juga rencana promosi serta pemotongan harga, membuat analis melihat adanya hal baik bagi pertumbuhan PT Unilever Tbk. BRI Danareksa Sekuritas memproyeksikan pertumbuhan volume UNVR yang lebih rendah, menjadi -0,2 persen untuk 2024 dan 1 persen untuk 2025. Asumsi harga jual rata-rata juga diturunkan, yang berdampak negatif pada pendapatan.

    Karenanya, UNVR berencana untuk terus melaksanakan promosi dan pemotongan harga untuk mendukung volume penjualan. Ini bisa membantu meningkatkan daya tarik produk dalam jangka pendek, tetapi mungkin mempengaruhi margin keuntungan.

    Peluang Pertumbuhan di Masa Depan

    Tiga hal yang perlu dilakukan oleh UNVR dapat dlihat dari tiga indikator pendukung, yaitu inisiatif promosi dan inovasi, pemulihan ekonomi, dan pengelolaan biaya dan margin. Terus melakukan promosi dan penyesuaian harga dapat membantu meningkatkan daya tarik produk UNVR dalam jangka pendek. Inovasi produk dan strategi pemasaran yang lebih agresif bisa menjadi kunci untuk menarik kembali konsumen dan meningkatkan volume penjualan.

    Jika sentimen konsumen membaik dan daya beli meningkat, UNVR dapat melihat perbaikan dalam kinerja penjualannya. Pemulihan ekonomi dan stabilisasi geopolitik dapat mendukung prospek jangka panjang perusahaan.

    Mengelola biaya dan mempertahankan margin keuntungan di tengah harga komoditas yang fluktuatif akan penting untuk menjaga profitabilitas.

    Jadi, eskipun saat ini UNVR menghadapi tantangan signifikan seperti penurunan volume penjualan, sentimen pasar yang negatif, dan daya beli yang lemah, perusahaan masih memiliki beberapa peluang untuk pemulihan. Inisiatif promosi, penyesuaian harga, dan inovasi produk bisa membantu memperbaiki kinerja jangka pendek. Namun, pertumbuhan volume yang lebih rendah dan penurunan harga jual rata-rata adalah indikator bahwa UNVR perlu mengatasi tantangan operasional dan pasar untuk memastikan pertumbuhan berkelanjutan.

    Investor harus memantau kinerja kuartalan mendatang dan perkembangan pasar untuk mengevaluasi apakah strategi perusahaan akan cukup efektif dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang pertumbuhan.

    Analisa Warren Buffett

    Untuk menganalisis masa depan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menggunakan metodologi Warren Buffett, dapat digunakan pendekatan yang berfokus pada nilai intrinsik perusahaan dan kesehatan keuangan jangka panjang.

    Unilever adalah salah satu perusahaan barang konsumen terbesar di dunia dengan merek-merek yang dikenal luas. Keunggulan kompetitif yang kuat biasanya didasarkan pada kekuatan merek, posisi pasar yang dominan, dan kemampuan untuk mempertahankan margin keuntungan yang baik.

    Diversifikasi produk dan inovasi dalam kategori barang konsumen memberikan keuntungan tambahan. Namun, perlu diidentifikasi apakah UNVR memiliki inovasi yang cukup dan kemampuannya untuk beradaptasi dengan perubahan pasar.

    Profitabilitas

    Gross Profit Margin (49.48 perse ) dan Net Profit Margin (11.36 persen) menunjukkan perusahaan memiliki profitabilitas yang baik, meskipun margin keuntungan bersih relatif rendah dibandingkan dengan margin kotor.

    Return on Equity yang sangat tinggi (157.87 persen) menunjukkan perusahaan mampu menghasilkan laba yang sangat besar relatif terhadap ekuitasnya. Ini adalah indikator positif dari profitabilitas dan efisiensi perusahaan.

    Kesehatan Keuangan

    Current Ratio (0.61) dan Quick Ratio (0.43) menunjukkan bahwa perusahaan mungkin menghadapi tantangan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Keduanya berada di bawah 1, yang mengindikasikan masalah likuiditas.

    Dengan Total Liabilities/Equity yang sangat tinggi (5.91) dan Financial Leverage (6.91), UNVR tampaknya menggunakan utang dalam jumlah besar. Ini dapat meningkatkan risiko keuangan jika pendapatan atau arus kas perusahaan terganggu.

    Skor 0.70 menunjukkan risiko kebangkrutan yang lebih tinggi, sehingga perlu perhatian lebih lanjut mengenai kesehatan keuangan jangka panjang perusahaan.

    Arus Kas dan Investasi:

    Positif dan kuat (5,053 B) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan uang tunai yang cukup untuk investasi dan pembayaran dividen. Pengeluaran modal (676 B) yang relatif kecil dibandingkan dengan arus kas dari operasi menunjukkan perusahaan mungkin sedang mempertahankan posisi likuid yang kuat dengan sedikit investasi dalam ekspansi.

    Penilaian dan Harga Wajar

    PE Ratio (17.01 dan 17.27) menunjukkan bahwa saham saat ini diperdagangkan pada valuasi yang relatif wajar dibandingkan dengan rata-rata industri dan perkiraan laba di masa depan.

    Rasio PEG negatif (-1.77) menunjukkan bahwa ada potensi pertumbuhan yang diharapkan di masa depan, tetapi perlu diselidiki lebih lanjut mengapa rasio tersebut negatif, apakah karena penurunan pertumbuhan yang diharapkan.

    Valuasi harga saham terhadap nilai buku dan arus kas menunjukkan bahwa saham mungkin terlalu mahal relatif terhadap nilai buku perusahaan dan arus kas yang dihasilkan.

    Risiko dan Pertimbangan Tambahan

    Penurunan harga saham yang signifikan (-37.68 persen Year to Date dan -38.72 persen 1 Tahun) menunjukkan volatilitas pasar atau masalah fundamental yang perlu dianalisis lebih lanjut.

    Payout Ratio (108.26 persen) menunjukkan bahwa perusahaan membayar lebih dari yang dihasilkan dari laba, yang mungkin tidak berkelanjutan dalam jangka panjang.

    Berdasarkan analisis data keuangan dan prinsip Warren Buffett, Kabarbursa.com, Minggu, 15 September 2024, melihat beberapa hal:

    1. Kelebihan: UNVR memiliki keuntungan kompetitif yang kuat, profitabilitas yang baik, dan menghasilkan arus kas yang positif.
    2. Kekurangan: Likuiditas rendah, penggunaan utang yang tinggi, risiko kebangkrutan yang meningkat, dan valuasi yang relatif tinggi dibandingkan dengan nilai buku dan arus kas.

    Jadi, perlu perhatian khusus pada kesehatan keuangan jangka pendek dan risiko terkait utang tinggi. Meskipun perusahaan memiliki potensi keuntungan, harga saham saat ini mungkin tidak mencerminkan nilai intrinsik yang wajar mengingat risiko-risiko yang ada.(*)

     

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79