Logo
>

Melihat Proyeksi PTBA Usai Raup Rp42,76 Triliun

Research Analyst Lotus Andalan Sekuritas, Muhammad Thoriq Fadilla mengatakan PTBA memiliki optimisme dalam memperluas pangsa pasar dan meningkatkan efisiensi operasional.

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Melihat Proyeksi PTBA Usai Raup Rp42,76 Triliun
Kantor Bukit Asam Tbk. Foto: Dok PTBA

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Bukit Asam Tbk atau PTBA, sukses membukukan pendapatan Rp42,76 triliun di tahun 2024. Namun, analis memperkirakan perusahaan dengan kode saham PTBA ini memiliki rintangan usai mencetak catatan positif ini. 

    Research Analyst Lotus Andalan Sekuritas Muhammad Thoriq Fadilla, mengatakan PTBA memiliki optimisme dalam memperluas pangsa pasar dan meningkatkan efisiensi operasional.

    Sikap optimisme tersebut diungkapkan Thoriq setelah PTBA menargetkan peningkatan produksi batu bara hingga 50 juta ton pada tahun 2025, naik 16,55 persen dari tahun sebelumnya. 

    "Namun, keberhasilan realisasi target ini akan sangat bergantung pada kondisi pasar global dan domestik, termasuk fluktuasi harga batu bara dan permintaan dari negara-negara pengimpor utama.

    Seperti diberitakan Kabarbursa.com beberapa waktu lalu, target 50 juta ton tersebut sejalan dengan rekor penjualan batu bara PTBA pada 2024 yang mencapai 42,9 juta ton, tumbuh 16 persen secara tahunan (year-on-year).

    Kendati demikian, Thoriq melihat  terdapat sejumlah tantangan yang harus dihadapi PTBA di tahun ini. Salah satu rintangan utamanya adalah penyesuaian tarif royalti untuk komoditas mineral dan batu bara. 

    Menurut dia, kenaikan tarif royalti ini diperkirakan akan memberikan tekanan terhadap emiten batu bara seperti PTBA . Selain itu, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga dapat mempengaruhi biaya operasional dan pendapatan perusahaan . 

    "Untuk mengatasi tantangan ini, PTBA perlu memperkuat efisiensi operasional dan mencari peluang diversifikasi usaha guna menjaga profitabilitas," tandas Thoriq. 

    Pemerintah Indonesia sendiri memastikan akan menaikkan tarif royalti pada sektor pertambangan mineral dan batu bara (minerba) sebagai bagian dari strategi untuk meningkatkan penerimaan negara. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan bahwa langkah ini merupakan bagian dari kajian pemerintah dalam mencari sumber-sumber pendapatan baru yang lebih optimal.

    Dalam upaya ini, pemerintah tengah merevisi beberapa regulasi, termasuk Peraturan Pemerintah (PP) No 26 Tahun 2022 yang mengatur jenis dan tarif atas penerimaan negara bukan pajak (PNBP) di lingkungan Kementerian ESDM, serta PP No. 15 Tahun 2022 yang berkaitan dengan perpajakan dan PNBP di bidang usaha pertambangan batu bara. 

    Revisi aturan ini bertujuan untuk menyesuaikan tarif royalti pada berbagai komoditas tambang seperti batu bara, timah, tembaga, nikel, emas, perak, dan platina.

    Raih Laba Bersih Rp5,10 Triliun pada 2024

    Adapun berkat pendapatan positif Rp42,76 triliun, PTBA juga sukses meraup laba bersih sebesar Rp5,10 triliun EBITDA Rp8,30 triliun pada 2024.

    "Total aset perusahaan per 31 Desember 2024 sebesar Rp41,79 triliun, tumbuh 8 persen secara tahunan," Corporate Secretary Bukit Asam Niko Chandra dalam keterangan resmi dikutip Kamis, 10 April 2025.

    Niko membeberkan, kenaikan pendapatan Bukit Asam didorong oleh  penjualan ekspor yang mencapai 20,26 juta ton atau naik 30 persen secara tahunan. 

    Dikatakannya lagi, penjualan domestik turut meningkat sebesar 6 persen secara tahunan menjadi 22,64 juta ton. Adapun total penjualan pada 2024 mencapai 42,89 juta ton atau tumbuh 16 persen secara tahunan. 

    "Penjualan batu bara PTBA didominasi oleh pasar domestik. Namun secara bauran, porsi ekspor semakin meningkat. Saat ini, porsi pasar domestik sebesar 53 persen dan ekspor 47 persen," jelasnya. 

    Lebih lanjut Niko mengatakan, Bukit Asam sukses merealisasikan belanja modal sebesar Rp2,35 triliun sepanjang tahun lalu, meningkat 17 persen secara tahunan. 

    Perlu diketahui, belanja modal tersebut diutamakan untuk pengembangan bisnis, di antaranya pengembangan angkutan batu bara Tanjung Enim - Keramasan. 

    Niko memandang kinerja positif Bukit Asam sepanjang 2024 dibarengi dengan banyaknya rintangan. Salah satunya koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar. 

    Dia menyebut, rata-rata indeks harga batu bara ICI-3 terkoreksi 12 persen secara tahunan dari USD84,76 per ton pada 2023 menjadi USD74,19 per ton pada 2024.

    "Sedangkan rata-rata indeks harga batu bara Newcastle terkoreksi 22 persen secara tahunan menjadi USD134,85 per ton pada 2024, dari USD172,79 per ton pada 2023," pungkasnya.

    Saham Menguat Signifikan 

    Saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatatkan penguatan signifikan sebesar 6,91 persen pada hari perdagangan terakhir, ditutup di level Rp2.630 per saham, naik 170 poin dari harga pembukaan di Rp2.550. Lonjakan harga ini menandai optimisme pelaku pasar terhadap prospek perusahaan, terlebih di tengah dinamika sektor energi dan batu bara yang masih menjadi penopang utama ekspor Indonesia.

    Sepanjang sesi perdagangan, saham PTBA sempat menyentuh level tertinggi harian di Rp2.640 dan terendah di Rp2.530, menunjukkan adanya minat beli yang cukup kuat meskipun sempat terjadi koreksi tipis di awal perdagangan. Dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp30,30 triliun, PTBA masih mempertahankan posisinya sebagai salah satu emiten tambang batu bara terbesar di Indonesia.

    Menariknya, rasio price to earnings (P/E) PTBA saat ini berada di angka 5,93—menunjukkan valuasi yang masih relatif murah dibandingkan dengan rata-rata sektor, yang bisa menjadi daya tarik bagi investor berburu saham dengan potensi rebound dan dividen tinggi. 

    Tak hanya itu, dividend yield yang mencapai 15,12 persen menjadi magnet utama bagi investor yang mengincar pendapatan pasif dari portofolio sahamnya. Ini mengindikasikan bahwa PTBA memiliki kebijakan pembagian dividen yang sangat atraktif, hasil dari laba bersih yang solid dan manajemen keuangan yang konservatif.

    Secara teknikal, level harga saat ini masih berada di bawah harga tertinggi dalam 52 minggu terakhir yaitu Rp3.180, memberikan ruang apresiasi harga yang cukup besar ke depan. Sementara itu, level terendah dalam setahun berada di Rp2.250, menjadikan area support tersebut sebagai batas bawah yang cukup kuat secara historis.

    Katalis positif terhadap pergerakan saham PTBA juga datang dari tren harga batu bara global yang mulai menunjukkan pemulihan, serta kebijakan energi nasional yang masih memberi ruang bagi batu bara sebagai sumber energi transisi. Di tengah ketidakpastian global dan tekanan sektor energi terbarukan, PTBA dinilai sebagai salah satu emiten tambang yang mampu menjaga kestabilan operasional, didukung oleh cadangan tambang yang besar dan efisiensi biaya produksi.

    Dengan performa keuangan yang solid, komitmen terhadap pembagian dividen yang tinggi, serta valuasi yang menarik, saham PTBA menjadi salah satu kandidat kuat bagi investor yang menginginkan keseimbangan antara potensi pertumbuhan dan pendapatan tetap. Namun, investor tetap perlu mewaspadai volatilitas harga batu bara dan arah kebijakan energi ke depan yang dapat memengaruhi kinerja jangka panjang emiten ini.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.