Logo
>

Melihat Proyeksi Saham BBCA, Bisa Tembus ke Level Rp9.000?

Harga saham BBCA tertekan isu pengambilalihan pemerintah, analis sebut peluang teknikal menuju Rp9.000 tetap terbuka

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Melihat Proyeksi Saham BBCA, Bisa Tembus ke Level Rp9.000?
Pergerakan harga saham PT Bank Central Asia Tbk atau BCA (BBCA) akan dipengaruhi sentimen penting dalam waktu dekat ini. (Foto: Dok. KabarBursa)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pergerakan harga saham PT Bank Central Asia Tbk atau BCA (BBCA) akan dipengaruhi sentimen penting dalam waktu dekat ini.

    Analis sekaligus Founder Republik Investor, Hendra Wardana mengatakan sentimen yang bakal dirasakan  BBCA ialah wacana pengambilalihan saham PT Bank Central Asia Tbk oleh pemerintah. 

    Hendra menyebut kabar mengejutkan ini langsung menjadi momok bagi pergerakan saham BBCA yang pada perdagangan Selasa, 19 Agustus 2025 terkoreksi 2,30 persen ke level 8.500. Pelemahan ini sekaligus menyeret Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke level 7.800. 

    "Secara bobot, memang sulit dipungkiri bahwa tekanan di BBCA berkontribusi besar pada pelemahan indeks, meski faktor lain seperti kekhawatiran atas stabilitas politik, pelemahan rupiah, dan aksi profit taking di saham perbankan lain turut memperdalam tekanan pasar," ujar Hendra dalam risetnya yang diterima Kabarbursa.com, Selasa, 19 Agustus 2025.

    Hendra memandang jika wacana pengambilalihan ini benar terjadi, risiko yang akan dihadapi cukup besar. Bagi BBCA, lanjut dia, ketidakpastian bisa muncul terkait independensi manajemen dan arah bisnis jika intervensi politik semakin kental. 

    Sementara bagi IHSG, volatilitas indeks akan meningkat karena besarnya bobot kapitalisasi BBCA, sehingga guncangan harga berpotensi memengaruhi kepercayaan investor secara lebih luas. 

    "Bagi pemegang saham BBCA, risiko terbesar terletak pada sentimen jangka pendek, di mana harga bisa tertekan meskipun secara fundamental bank ini tetap sehat dengan profitabilitas yang kuat dan likuiditas tinggi," ujarnya. 

    Meski demikian, koreksi tajam kali ini justru bisa membuka peluang. Secara teknikal, Hendra melihat saham BBCA berpotensi menguji area gap di 8.300 sebelum kembali ke level resistance 9.000. 

    Menariknya, meskipun harga terkoreksi, investor asing masih mencatatkan net buy sebesar Rp80 miliar yang menandakan kepercayaan jangka panjang belum pudar. 

    "Dengan demikian, bagi investor menengah-panjang, BBCA tetap menjadi saham defensif unggulan dengan rekomendasi buy on weakness dan target harga di kisaran 9.200–9.500," ungkapnya. 

    Sementara itu, arah IHSG ke depan setelah menembus 7.800 akan sangat ditentukan oleh kombinasi faktor domestik dan global. Menurut Hendra, dari eksternal, stabilitas rupiah, arah suku bunga global, serta arus dana asing ke sektor perbankan dan komoditas akan menjadi penentu. 

    "Secara teknikal, support IHSG berada di level 7.750 dengan resistance terdekat di 7.950. Artinya, ruang koreksi memang masih ada, tetapi peluang rebound juga terbuka apabila sentimen positif kembali masuk ke pasar," pungkasnya.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.