Logo
>

Melirik Kinerja PGEO, Saham Moncer dan Fundamental Solid

Saham PGEO melonjak hingga 76,92 persen dalam enam bulan terakhir, di tengah peresmian proyek energi terbarukan PLTP Gunung Tiga oleh Presiden Prabowo.

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Melirik Kinerja PGEO, Saham Moncer dan Fundamental Solid
PT Pertamina geothermal Energy Tbk (PGEO). Foto: Dok PGEO.

KABARBURSA.COM - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) membukukan kinerja yang cukup impresif dari sisi keuangan maupun pergerakan harga saham dalam beberapa bulan terakhir.

Mengutip data Stockbit, Senin, 4 Agustus 2025, saham PGEO melesat hingga 76,92 persen dalam enam bulan terakhir dan mencatat kenaikan 72,19 persen sejak awal tahun (YtD). Sementara di tiga bulan terakhir, lonjakan harga saham bahkan mencapai 75,96 persen.

Namun, di tengah tren naik tersebut, harga saham PGEO mengalami sedikit koreksi harian dan mingguan, masing-masing turun 4,45 persen dalam satu hari dan 4,73 persen dalam sepekan terakhir.

Adapun pada perdagangan Senin, 4 Agustus 2025, saham PGEO ditutup di zona merah usai melemah sebesar 4,45 persen atau turun 75 poin ke level 1.610

Dari sisi profitabilitas, PGEO terpantau memiliki margin keuntungan yang terbilang  tinggi. Margin laba kotor tercatat sebesar 61,06 persen, sedangkan margin laba operasional berada di angka 52,61 persen.

Sementara itu, margin laba bersih kuartalan PGEO mencapai 36,37 persen, hal ini menunjukkan efisiensi dan kekuatan operasional yang solid.

Pengembalian terhadap ekuitas Return on Equity (ROE) tercatat sebesar 6,79 persen sedangkan pengembalian terhadap aset (Return on Assets (ROA) mencapai 4,33 persen.

Dari sisi struktur keuangan, PGEO tergolong sangat sehat. Rasio lancar (current ratio) tercatat di angka 2,90 dan rasio cepat (quick ratio) di 2,80. Kedua data ini menunjukan jika likuiditas PGEO yang sangat baik. Selain itu, Debt to equity ratio hanya sebesar 0,40, menandakan tingkat utang yang tergolong rendah.

Proyek Energi Terbarukan PGEO Diresmikan Prabowo

Sebelumnya diberitakan, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto meresmikan pembangunan dan pengoperasian proyek energi baru terbarukan (EBT) yang tersebar di 15 provinsi. Salah satu proyek yang diresmikan adalah eksplorasi PLTP Gunung Tiga berkapasitas 55 megawatt (MW) milik PGEO. 

Peresmian dilakukan secara simbolis dari Bondowoso, Jawa Timur, sebagai bagian dari upaya mempercepat transisi energi bersih nasional. PLTP Gunung Tiga menjadi langkah strategis dalam mencapai target kapasitas panas bumi nasional sebesar 5,2 gigawatt (GW) pada periode 2025–2034.

“Ketersediaan energi adalah bagian penting dari kedaulatan bangsa. Indonesia patut bersyukur memiliki sumber energi terbarukan yang luar biasa. Hari ini bukti kemampuan bangsa menuju swasembada energi,” kata Presiden Prabowo dalam sambutannya, Senin, 30 Juni 2025.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan proyek pembangkit EBT mendorong pertumbuhan industri lokal dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 40 persen dan menyerap lebih dari 9.500 tenaga kerja secara nasional.

Sebagai bagian dari rangkaian acara, PGE menggelar peletakan batu pertama eksplorasi PLTP Gunung Tiga di Lampung. Acara ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Marindo Kurniawan, perwakilan Direktorat Panas Bumi Kementerian ESDM Bambang Purbiantoro, Wakil Bupati Tanggamus Agus Suranto, dan Direktur Operasional PGE Ahmad Yani.

Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Julfi Hadi menyebut Gunung Tiga berada di Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Gunung Waypanas, bersama PLTP Ulubelu.

“Eksplorasi ini bertujuan mengonfirmasi potensi cadangan panas bumi sebagai sumber energi lokal untuk memperkuat ketahanan energi dan mendukung bauran EBT nasional,” ujar Julfi.

Menurut Julfi, pembangunan infrastruktur PLTP dimulai pada April 2025. Gunung Tiga memiliki karakteristik geotermal yang andal dan tidak tergantung cuaca, menjadikannya cocok untuk pembangkit listrik.

Eksplorasi dilakukan secara bertahap melalui tiga sumur, dengan standar keselamatan tinggi serta perlindungan lingkungan yang ketat. Seluruh proses telah melalui kajian AMDAL dan akan diawasi ketat untuk meminimalkan dampak terhadap ekosistem.

“Kami percaya potensi besar ini akan membawa PGE berkontribusi signifikan dalam membangun ekosistem energi hijau berkelanjutan,” tambah Julfi.

PGE saat ini mengelola kapasitas terpasang 672,5 MW dari enam wilayah operasi. Perusahaan menargetkan kapasitas mencapai 1 GW dalam dua tahun dan 1,7 GW pada 2034. Selain Lumut Balai Unit 2, proyek strategis lain seperti PLTP Hululais Unit 1 & 2 (110 MW) dan proyek co-generation 230 MW juga tengah dikembangkan.

Di sisi eksplorasi, PGE telah mengidentifikasi potensi panas bumi sebesar 3 GW dari 10 WKP yang dikelola mandiri. Ini mempertegas komitmen perusahaan dalam memperkuat ketahanan energi nasional berbasis sumber daya terbarukan.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Hutama Prayoga

Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.