KABARBURSA.COM - Akio Toyoda telah ditunjuk kembali sebagai Chairman Toyota Motor Corp pada pertemuan tahunan perusahaan tersebut. Namun, produsen mobil Jepang ini menghadapi tantangan serius dari pemegang saham terkait dengan kepemimpinan Toyoda dalam hal tata kelola dan penyelidikan terhadap sertifikasi keselamatan kendaraan yang sedang berlangsung.
Para pemegang saham juga mengutarakan keberatan terhadap usulan untuk meningkatkan transparansi Toyota mengenai kegiatan lobi mereka, terutama terkait penolakan terhadap mandat kendaraan listrik dan peraturan emisi yang lebih ketat di beberapa pasar utama.
Walaupun terpilihnya kembali Toyoda pada Selasa, 18 Juni 2024 telah diantisipasi, tingkat persetujuan dari pemegang saham dianggap sebagai indikator penting mengenai dukungan terhadap manajemen dan strategi perusahaan. Meskipun Toyota telah memperoleh kesuksesan dengan pendekatan hati-hati terhadap elektrifikasi penuh, permintaan yang tinggi terhadap kendaraan hibrida, serta kasus-kasus penipuan sertifikasi kendaraan di kalangan produsen mobil Jepang, menjadi beban tambahan menjelang pertemuan tersebut.
"Untuk saya, tata kelola adalah tentang pengawasan, pengendalian, dan manajemen. Kita perlu mengembalikan kekuasaan pengambilan keputusan dari manajemen puncak ke tingkat pabrik, agar setiap orang dapat berpartisipasi dalam proses tersebut," kata Toyoda dalam menjawab pertanyaan dari pemegang saham
Hasil akhir dari pemungutan suara pemegang saham, yang akan diumumkan pada Rabu, akan menjadi indikasi kuat mengenai tingkat dukungan terhadap Toyoda, yang sebelumnya mencatatkan tingkat persetujuan terendah pada tahun lalu.
Awal tahun ini, dua afiliasi Toyota mendapat peringatan dari regulator karena masalah serupa terkait sertifikasi. Pada bulan Januari, Toyoda, yang juga cucu dari pendiri perusahaan, berkomitmen untuk membangun kembali kepercayaan pelanggan dan menyerukan agar semua anggota tim "kembali ke dasar."
Namun, masalah baru terkait sertifikasi kendaraan yang mengakibatkan penangguhan pengiriman enam model di lima produsen mobil, menjadi bayang-bayang di pertemuan tahunan ini. Pada Mei, Institutional Shareholder Services dan Glass Lewis merekomendasikan para investor untuk menentang pengangkatan kembali Toyoda, menyoroti masalah sertifikasi dan kurangnya independensi di dewan.
Sistem Pensiun Pegawai Negeri California dan Sistem Pensiun Guru Negara Bagian California, dua dana pensiun terbesar di AS, juga menentang terpilihnya kembali Toyoda, bersama dengan Chief Executive Officer Koji Sato. Sato sendiri telah meminta maaf atas masalah sertifikasi yang terjadi.
"Kami memproduksi dan menjual mobil tanpa mengikuti proses sertifikasi yang benar. Kami sedang berupaya untuk mengubah budaya ini," ujar dia kepada pemegang saham.
Rapat pemegang saham di Jepang sering kali hanya menjadi formalitas, dengan para direktur yang didukung oleh perusahaan umumnya memenangkan mayoritas suara. Namun, pertemuan tahunan ini juga menjadi wadah bagi pemegang saham institusional untuk menyoroti isu-isu penting seperti perubahan iklim dan tata kelola perusahaan.
Pertemuan pemegang saham tahun lalu juga menjadi ujian bagi strategi Toyota terkait kendaraan listrik, dengan beberapa pihak yang menentang Toyoda karena pendekatannya yang multi-jalur, yang dianggap membuat Toyota tertinggal dari pesaing globalnya dalam transisi ke kendaraan listrik.
Toyota telah lama dikritik karena mencoba mempertahankan berbagai pilihan bagi pelanggan dengan mengembangkan berbagai jenis powertrain, termasuk mesin pembakaran internal, motor listrik baterai, dan sel bahan bakar hidrogen. Pada bulan Mei, mereka bahkan mengungkapkan prototipe mesin karbon netral yang dirancang untuk menggunakan berbagai bahan bakar.
Meskipun tekanan untuk bergerak lebih cepat ke kendaraan listrik semakin kuat, Toyota dan pesaing domestiknya mengakui bahwa mesin pembakaran internal masih memiliki peran penting dalam industri ini, terutama mengingat kembalinya popularitas kendaraan hibrida dan perlambatan pertumbuhan pasar kendaraan listrik.
Dengan demikian, meskipun Toyoda telah menghadapi tantangan yang signifikan menjelang pertemuan tahunan ini, Toyota tetap berkomitmen untuk menavigasi perubahan industri dan menjaga posisinya sebagai pemimpin global dalam mobil.
Sebelumnya diberitakan, industri otomotif Jepang mengalami goncangan besar setelah terkuaknya skandal penggunaan data palsu untuk mengesahkan beberapa model kendaraan. Penemuan kecurangan yang diungkap oleh kementerian transportasi ini cukup mengguncang pasar saham dan memunculkan keraguan di kalangan investor terhadap keandalan industri otomotif Jepang yang selama ini dianggap sebagai salah satu yang terdepan di dunia.
Toyota, raksasa otomotif Jepang, menjadi salah satu yang paling terpukul oleh skandal ini. Saham Toyota mengalami penurunan lebih dari 5,4 persen dalam sepekan setelah skandal terungkap pada 3 Juni 2024. Kerugian nilai pasar mencapai 2,45 triliun yen Jepang atau sekitar 15,62 miliar dolar dalam satu minggu saja. Namun, ada tanda-tanda pemulihan seiring dengan saham Toyota yang kembali menguat.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.