Logo
>

Menatap Prospek Cuan Emiten Rokok di 2025, Untung Besar?

Ditulis oleh Yunila Wati
Menatap Prospek Cuan Emiten Rokok di 2025, Untung Besar?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Tahun akan berganti, sejumlah kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto akan terealisasi di 2025. Salah satunya terkait pembatalan kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT). Sejumlah analis memprediksi akan ada perubahan kinerja keuangan pada emiten rokok. Apakah itu potensi cuan?

    Ada dua emiten rokok yang cukup besar, yaitu Gudang Garam (GGRM) dan HM Sampoerna (HMSP). Saat ini, di perdagangan Bursa, keduanya sedang tidak baik-baik saja. Meskipun HMSP sudah membangun sebuah pabrik baru, namun pergerakan sahamnya masih lambat.

    Saham HMSP telah menunjukkan pergerakan yang menarik di tengah dinamika sektor industri rokok Indonesia. Dengan harga penutupan sebelumnya di Rp630 dan pergerakan hariannya berada di kisaran Rp635 hingga Rp640, saham ini mencerminkan volatilitas yang relatif rendah namun tetap menjanjikan peluang menarik bagi investor.

    Dalam setahun terakhir, harga saham HMSP berada di rentang Rp620 hingga Rp925, menandakan adanya tekanan yang signifikan, namun juga kesempatan bagi para pelaku pasar untuk mendapatkan keuntungan di level-level harga tertentu.

    Secara fundamental, HMSP memiliki posisi yang cukup solid dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp73,86 triliun. Angka ini mencerminkan dominasi dan kepercayaan investor terhadap keberlanjutan bisnis emiten ini, meskipun sektor rokok menghadapi berbagai tantangan, mulai dari regulasi hingga perubahan preferensi konsumen.

    Salah satu daya tarik utama saham ini adalah rasio harga terhadap laba (P/E ratio) yang berada di level 10,38. Angka tersebut menunjukkan valuasi yang tergolong murah dibandingkan dengan potensi pendapatan yang dapat dihasilkan oleh perusahaan, saham HMSP menjadikan menarik untuk dipertimbangkan sebagai bagian dari portofolio jangka panjang.

    Tidak hanya itu, HMSP juga menawarkan tingkat hasil dividen yang luar biasa, yakni 10,91 persen. Dividen yang tinggi ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam memberikan keuntungan langsung kepada pemegang saham.

    Hal ini menjadikan HMSP bukan hanya menarik bagi investor yang mencari apresiasi harga saham, tetapi juga bagi mereka yang mengutamakan pendapatan pasif dari investasi mereka.

    Sementara itu, stabilitas tarif cukai hasil tembakau yang diputuskan pemerintah untuk 2025 memberikan prospek positif. Kebijakan ini diharapkan dapat menjaga stabilitas harga rokok di pasar, mendorong daya beli konsumen, dan pada akhirnya meningkatkan volume penjualan. Ditambah lagi, beban biaya yang lebih terkendali dapat membuka peluang bagi perusahaan untuk memperbesar margin keuntungannya.

    Namun, di tengah sentimen positif ini, tantangan tetap ada. HMSP perlu beradaptasi dengan tren konsumen yang semakin tertarik pada produk tembakau alternatif dan menghadapi kebijakan anti-rokok yang semakin ketat. Meski begitu, posisi dominan HMSP di segmen rokok mesin dan kuatnya portofolio merek yang dimiliki memberikan landasan yang kokoh untuk menghadapi tekanan tersebut.

    Secara keseluruhan, saham HMSP menawarkan kombinasi menarik antara potensi pertumbuhan, stabilitas fundamental, dan imbal hasil dividen yang tinggi. Dengan stabilitas tarif cukai yang mendukung dan strategi perusahaan yang fokus pada inovasi serta efisiensi, HMSP berpotensi menjadi salah satu pilihan utama di sektor consumer goods bagi investor yang memiliki perspektif jangka panjang. Namun, pemantauan terhadap kondisi pasar dan regulasi tetap diperlukan untuk meminimalkan risiko yang ada

    Bagaimana dengan saham GGRM?

    Saham GGRM pun cukup menarik untuk diperhatikan. Dengan harga penutupan terakhir di Rp13.225, pergerakan saham GGRM dalam hari perdagangan terbaru menunjukkan rentang harga Rp13.025 hingga Rp13.350. Performa ini menggambarkan volatilitas ringan, tetapi tetap dalam batas yang mencerminkan kepercayaan pasar terhadap stabilitas perusahaan.

    Sepanjang tahun 2024, saham GGRM diperdagangkan dalam rentang Rp12.500 hingga Rp21.350, menandakan tekanan pada sisi harga sekaligus peluang bagi investor dengan pendekatan jangka panjang. Kapitalisasi pasar perusahaan sebesar Rp25,45 triliun mencerminkan posisi signifikan di pasar, namun masih menghadapi tekanan dari persaingan serta kebijakan cukai.

    Dengan rasio harga terhadap laba (P/E) di angka 13,68, valuasi GGRM berada di level yang masih menarik, terutama untuk emiten dengan rekam jejak yang kuat di segmen rokok kretek. Meskipun dividen belum diumumkan, stabilitas harga dan kinerja fundamental perusahaan tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor institusional maupun ritel.

    Rata-rata volume perdagangan harian sebesar 459.030 lot mencerminkan likuiditas yang cukup baik, sekaligus menandakan adanya minat aktif dari pelaku pasar. Dalam konteks makro, kebijakan pemerintah yang mempertahankan tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada 2025 memberikan peluang bagi GGRM untuk mempertahankan margin keuntungan. Hal ini juga mendukung stabilitas harga produk rokok, sehingga volume penjualan berpotensi meningkat.

    Namun demikian, perubahan preferensi konsumen ke arah produk tembakau alternatif dan ketatnya kampanye anti-rokok masih menjadi tantangan bagi GGRM. Perusahaan perlu beradaptasi dengan melakukan diversifikasi produk serta meningkatkan efisiensi operasional agar tetap kompetitif di tengah kondisi pasar yang berubah.

    Dengan latar belakang tersebut, saham GGRM menawarkan prospek stabil untuk investor yang mencari emiten mapan dengan peluang perbaikan kinerja seiring dukungan dari kebijakan fiskal serta daya beli masyarakat. Sentimen ini dapat menjadi pemacu untuk pembentukan tren positif dalam jangka menengah hingga panjang, terutama jika perusahaan berhasil memanfaatkan stabilitas cukai untuk memperkuat posisinya di pasar.

    Peluang Cuan GGRM dan HMSP

    Di sisi lain, keputusan pemerintah untuk tidak menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada 2025 memberikan harapan baru bagi sektor industri rokok. Langkah ini tertuang dalam dua regulasi terbaru, yaitu Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 96 Tahun 2024 tentang tarif cukai untuk rokok elektrik dan produk tembakau lainnya, serta PMK Nomor 97 Tahun 2024 yang mengatur tarif cukai untuk sigaret, cerutu, rokok daun, dan tembakau iris.

    Stabilnya tarif cukai tembakau memberikan peluang besar bagi emiten rokok seperti PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) untuk meningkatkan kinerja operasional mereka. Dengan tidak adanya kenaikan cukai, harga rokok diperkirakan tetap stabil, sehingga daya beli masyarakat, khususnya perokok aktif, tidak akan terganggu. Hal ini membuka peluang bagi emiten rokok untuk meningkatkan volume penjualan, terutama di segmen rokok kretek yang menjadi andalan utama.

    Tidak hanya itu, stabilnya tarif cukai memberikan ruang bagi emiten untuk menekan beban biaya yang selama ini menjadi komponen terbesar dalam struktur harga rokok. Dengan beban yang lebih terkendali, margin keuntungan berpotensi mengalami peningkatan. Dalam kondisi ini, emiten memiliki fleksibilitas yang lebih besar untuk mengalokasikan sumber daya ke arah pemasaran dan inovasi produk. Strategi tersebut diharapkan mampu mempertahankan loyalitas konsumen sekaligus menarik pasar baru.

    Meski begitu, stabilitas cukai bukan satu-satunya faktor yang akan memengaruhi industri rokok pada tahun mendatang. Kondisi ekonomi makro seperti inflasi dan tingkat pengangguran akan tetap menjadi elemen kunci yang memengaruhi daya beli masyarakat secara keseluruhan. Selain itu, sektor ini juga harus menghadapi tantangan dari perubahan preferensi konsumen yang semakin melirik produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik dan tembakau yang dipanaskan. Tren ini dapat memengaruhi pangsa pasar emiten tradisional.

    Risiko lain yang juga membayangi adalah semakin masifnya kampanye anti-rokok, termasuk regulasi baru terkait pembatasan iklan dan distribusi, serta perubahan aturan dalam pengemasan produk. Namun, di tengah tekanan tersebut, langkah pemerintah untuk mempertahankan tarif cukai tetap menjadi peluang strategis bagi HMSP dan GGRM.

    Rekomendasi Saham

    Hendra Wardana dari Stoknow.id, dalam analisisnya yang dikutip Kabarbursa.com pada Senin, 23 Desember 2024, merekomendasikan investor untuk mengambil posisi speculative buy terhadap kedua emiten ini. Dengan target harga Rp710 untuk HMSP dan Rp14.225 untuk GGRM, ia optimis bahwa stabilitas cukai dapat memberi kedua perusahaan ruang untuk memperbaiki kinerja operasional mereka.

    HMSP unggul dengan posisi dominannya di segmen rokok mesin berkat portofolio merek-merek kuat. Di sisi lain, GGRM memiliki keunggulan di segmen rokok kretek dengan jaringan distribusi luas yang mampu mencapai berbagai lapisan konsumen.

    Meski ada banyak peluang yang terlihat, penting untuk terus memantau perubahan daya beli masyarakat dan regulasi baru yang mungkin muncul. Kedua faktor tersebut berpotensi memengaruhi prospek jangka panjang sektor ini secara signifikan. Namun, untuk saat ini, kebijakan stabilitas cukai menjadi langkah awal yang positif untuk memberikan nafas segar bagi industri rokok di Indonesia.(*)

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79