Logo
>

Meneropong Prospek Saham TLKM untuk Jangka Pendek hingga Panjang

Jika ya, ada potensi rebound menuju resistance terdekat. Jika tidak, koreksi bisa berlanjut ke area 3.000-2.900

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Meneropong Prospek Saham TLKM untuk Jangka Pendek hingga Panjang
Fokus pada level support harian di angka 3.100. Sedangkan investor jangka menengah-panjang

KABARBURSA.COM - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dinilai menjadi salah satu saham yang layak dikoleksi para investor untuk jangka pendek, menengah, hingga panjang. 

Pada perdagangan Jumat, 29 Agustus 2025, saham TLKM ditutup di zona merah setelah melemah 1,57 persen atau 50 poin ke level 3.130. Meski begitu, saham telekomunikasi ini masih cukup direkomendasikan untuk dibeli. 

Pengamat pasar modal, Wahyu Laksono mengatakan support terdekat TLKM saat ini sedang dalam fase koreksi. Fokus utama adalah mengamati apakah harga mampu bertahan di atas support 3.100. 

"Jika ya, ada potensi rebound menuju resistance terdekat. Jika tidak, koreksi bisa berlanjut ke area 3.000-2.900," ujar dia kepada Kabarbursa.com dikutip, Sabtu, 30 Agustus 2025.

Wahyu menjelaskan level 3.250-3.300 menjadi resistance terdekat yang harus dilewati TLKM untuk kembali melanjutkan kenaikan. Menurutnya, area ini merupakan puncak dari kenaikan terakhir.

Jika berhasil menembus 3.300, kata dia, target selanjutnya adalah 3.400-3.500. Area ini merupakan resistance historis yang penting dan akan menjadi area penentuan apakah TLKM bisa memulai tren naik jangka menengah.

Bagi investor jangka pendek, Wahyu menyarankan untuk fokus pada level support harian di angka 3.100. Sedangkan investor jangka menengah-panjang, ia menyebut support kuat saham TLKM berada di level 3.000-2.900 atau bahkan di 2700 jika terjadi koreksi dalam. 

"Area ini bisa menjadi titik masuk yang baik dengan risk-reward ratio yang menarik," ungkapnya. 

Lebih jauh Wahyu menjelaskan jika Telkom adalah salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia dengan fundamental yang kuat. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi digital, lanjut dia, Telkom memiliki potensi jangka panjang yang solid.

Namun, Wahyu mengingatkan bahwa saham TLKM tidak lepas dari risiko, seperti persaingan, regulasi, dan kondisi pasar. Jika investor memiliki horizon investasi jangka panjang dan percaya pada prospek industri telekomunikasi, menurutnya TLKM bisa menjadi pilihan yang menarik. 

"Namun, lakukan riset lebih lanjut dan pertimbangkan toleransi risiko investor," pungkasnya. 

Genjot Ekosistem Digital, Telkom Investasi Infrastruktur Rp9,5 Triliun

Sebelumnya diberitakan, Telkom telah mengalokasikan belanja modal sebesar Rp9,5 triliun hingga semester I 2025, yaitu lebih dari 50 persen di antaranya untuk memperluas jaringan fiber optik, menara telekomunikasi, dan penguatan backbone digital seperti satelit dan kabel bawah laut.

Aset strategis seperti Infranexia dan NeutraDC juga disiapkan untuk mendukung pertumbuhan hyperscale dan kebutuhan edge data center yang makin meningkat akibat adopsi AI.

Secara keuangan, kinerja Telkom tetap solid. Perseroan membukukan pendapatan konsolidasi Rp73 triliun pada kuartal II 2025, dengan laba bersih mencapai Rp11 triliun dan margin EBITDA 49,5 persen, salah satu yang tertinggi di sektor telekomunikasi nasional.

Inisiatif UMK Digital Fest juga sejalan dengan arah strategis Sovereign Wealth Fund Indonesia, Danantara, yang mendorong pelaku usaha mikro untuk terhubung ke ekosistem pembiayaan dan investasi makro. 

Dalam hal ini, Telkom sebagai BUMN strategis mengambil peran kunci dalam membangun jembatan antara sektor mikro dan lanskap digital nasional.

“Digitalisasi bukan sekadar infrastruktur, tapi tentang keadilan akses dan akselerasi peluang. Mimpi kami adalah agar UMKM Indonesia tak hanya naik kelas, tapi mampu bersaing secara global,” ujar Henry Christiadi, Direktur Human Capital Management Telkom, dalam pembukaan UMK Digital Fest 2025.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Hutama Prayoga

Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.