KABARBURSA.COM - PT Alamtri Resources Indonesia Tbk, yang sebelumnya dikenal sebagai PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), mengumumkan indikasi jadwal Penawaran Umum oleh Pemegang Saham (PUPS) terhadap anak usahanya, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI).
Langkah ini menjadi bagian penting dalam upaya divestasi bisnis batu bara termal, sejalan dengan fokus strategis Alamtri untuk memperkuat diversifikasi portofolio usaha.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Sekretaris Perusahaan Alamtri Resources Indonesia, Mahardika Putranto, jadwal PUPS akan bergantung pada pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Berikut adalah rincian jadwal indikatif yang telah diumumkan:
- Perkiraan Tanggal Efektif OJK: 26 November 2024
- Tanggal Cum Hak Membeli Saham:- Pasar Reguler dan Negosiasi: 26 November 2024
- Pasar Tunai: 29 November 2024
 
- Tanggal Ex Hak Membeli Saham:- Pasar Reguler dan Negosiasi: 28 November 2024
- Pasar Tunai: 2 Desember 2024
 
- Perkiraan Tanggal Pencatatan (Recording Date): 29 November 2024
- Masa Penawaran Umum oleh Pemegang Saham: 6–10 Desember 2024
- Distribusi Saham Secara Elektronik: 9–11 Desember 2024
Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) AADI
AADI sendiri sedang mempersiapkan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) dengan melepas sebanyak 778,68 juta saham atau 10 persen dari total modal disetor. Saham ini ditawarkan dengan nilai nominal Rp3.125 per saham, dalam rentang harga penawaran Rp4.590 hingga Rp5.900 per saham selama masa book building (12–18 November 2024).
Dari aksi ini, AADI berpotensi menghimpun dana maksimal sebesar Rp4,59 triliun.
Saat ini, ADRO menguasai 99,99 persen saham AADI dengan kepemilikan sebesar 7,01 miliar saham, sedangkan 0,01 persen sisanya dimiliki oleh PT Adaro Strategic Investments (ASI).
Pasca-IPO, struktur kepemilikan AADI akan berubah, di mana masyarakat akan memiliki 10 persen saham, sementara kepemilikan ADRO tetap pada angka 7,01 miliar saham.
Namun, perubahan terbesar akan terjadi setelah pelaksanaan PUPS. ADRO berencana menawarkan seluruh kepemilikannya kepada pemegang saham ADRO yang tercatat pada tanggal tertentu, yang akan ditetapkan dalam prospektus PUPS.
Proyeksi Kepemilikan Pasca-PUPS
Jika seluruh pemegang saham ADRO berpartisipasi dalam PUPS sesuai rasio yang ditentukan, susunan kepemilikan AADI akan berubah sebagai berikut:
- PT Adaro Strategic Investments (ASI): 3,2 miliar saham (41,10 persen)
- Garibaldi Thohir: 450,36 juta saham (5,78 persen)
- Publik:- Pemegang saham ADRO non-pengendali: 3,35 miliar saham (43,12 persen)
- Pemegang saham IPO AADI: 778,68 juta saham (10 persen)
 
Dengan demikian, ADRO tidak lagi memiliki saham di AADI, dan struktur permodalan AADI akan lebih terbuka dengan porsi publik mencapai 53,12 persen.
Transformasi dan Fokus Strategis Alamtri
Perubahan nama dari PT Adaro Energy Indonesia Tbk menjadi PT Alamtri Resources Indonesia Tbk mencerminkan pergeseran strategis perusahaan menuju diversifikasi usaha di luar batu bara.
Melalui divestasi segmen usaha batu bara termal AADI, Alamtri Resources dapat memfokuskan sumber dayanya untuk mendukung ekspansi ke sektor energi terbarukan dan pengelolaan sumber daya berkelanjutan.
Aksi korporasi ini tidak hanya menciptakan peluang investasi bagi pemegang saham, tetapi juga menjadi tonggak penting dalam perjalanan transformasi Alamtri Resources.
Dengan strategi ini, perusahaan berpotensi meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham sekaligus memperkuat daya saing di pasar energi yang terus berkembang.
Saham ADRO Terus Tergerus
Rencana spin off AADI membuat saham ADRO terus tergerus. Selama sepekan kemarin, harga saham ADRO menunjukkan penurunan sebesar -1,08 persen, dengan penurunan absolut sebesar 40 poin dari harga sebelumnya, yang menetapkan harga akhir pekan di Rp3.670.
Penurunan ini mencerminkan dinamika pasar yang beragam terhadap kinerja dan prospek perusahaan, terutama di tengah rencana strategis perusahaan seperti divestasi segmen batu bara melalui PUPS dan IPO anak usahanya, AADI.
Namun, selama seminggu terakhir, volume perdagangan ADRO mencapai 283,96 juta saham, yang cukup tinggi dibandingkan rata-rata volume mingguan 97,91 juta saham.
Lonjakan volume perdagangan ini mengindikasikan meningkatnya aktivitas investor, kemungkinan besar dipicu oleh sentimen aksi korporasi besar seperti rencana penawaran umum saham AADI dan ekspektasi terkait restrukturisasi portofolio ADRO.
Begitu pula dengan saham hariannya. Terhitung hingga Selasa, 26 November 2024 pukul 16.14 WIB, saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) mengalami penurunan yang cukup signifikan sebesar -2,65 persen, turun 100 poin menjadi Rp3.670.
Penurunan ini mencerminkan adanya tekanan jual yang cukup besar di pasar, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk reaksi pasar terhadap isu-isu terkini terkait perusahaan atau sentimen negatif yang sedang melanda sektor energi.
Dalam hal volume perdagangan, saham ADRO tercatat mengalami aktivitas yang tinggi dengan total volume mencapai 283,96 juta saham, jauh di atas rata-rata volume harian 97,91 juta saham. Lonjakan volume perdagangan ini menunjukkan bahwa ada banyak pergerakan di pasar yang mempengaruhi harga saham ADRO hari ini.
Biasanya, volume yang tinggi ini menandakan adanya ketidakpastian atau perubahan besar dalam sentimen pasar yang mendorong para investor untuk melakukan transaksi jual-beli dalam jumlah besar.
Laba Bersih Turun 3 Persen
Dalam laporan keuangannya, ADRO mencatatkan laba bersih turun hingga 3 persen. Walau begitu, laba bersih tersebut lebih baik dari ekspektasi perseroan.
Untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada September 2024 (9M24), laba bersih perusahaan tercatat sebesar USD1,2 miliar selama 9M24, melebihi ekspektasi analis Stockbit dan konsensus pasar.
Pada kuartal ketiga 2024 (3Q24), ADRO berhasil mencatatkan laba bersih sebesar USD404 juta, naik 17,1 persen YoY dan stabil dibandingkan kuartal sebelumnya (-0,1 persen QoQ).
Hasil ini memberikan kontribusi signifikan terhadap total laba bersih perusahaan selama 9M24. Meski secara tahunan laba bersih turun, hasil ini tetap melampaui ekspektasi, mencapai 82 persen dari proyeksi Stockbit dan 96 persen dari konsensus pasar untuk keseluruhan tahun fiskal 2024 (FY24F).
Mengutip data yang disampaikan investment analyst Stockbit Hendriko Gani, pada Kamis, 31 Oktober 2024, pendapatan Adaro selama 9M24 mencatatkan penurunan sebesar 10,6 persen YoY, namun hasil tersebut jauh lebih baik dibandingkan proyeksi awal yang memperkirakan penurunan pendapatan sebesar 12,8 persen YoY oleh Stockbit dan 19,3 persen YoY oleh konsensus.
Pendapatan perusahaan pada 3Q24 turun sebesar 3,3 persen secara kuartalan, namun tetap dianggap positif karena hasil ini mengindikasikan adanya peningkatan volume penjualan batu bara. Sementara harga batu bara Indonesia (Indonesian Coal Index/ICI) cenderung stagnan pada kuartal ketiga, volume penjualan yang stabil berhasil menjaga kinerja pendapatan ADRO.
Adaro Energy Indonesia juga menunjukkan kemampuan untuk menjaga efisiensi operasionalnya. Meskipun margin laba kotor mengalami sedikit penurunan dari 37,9 persen pada 2Q24 menjadi 37,1 persen pada 3Q24, margin kotor selama 9M24 tetap kuat di level 39,5 persen, hanya sedikit turun dari 39,9 persen pada 9M23.
Realisasi ini lebih baik dari perkiraan Stockbit yang memproyeksikan margin kotor sebesar 38,4 persen untuk tahun penuh 2024.
Analisis Stockbit menyebutkan bahwa penurunan margin laba kotor tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh kenaikan biaya operasional, tetapi cash cost ADRO masih lebih rendah dari estimasi awal di kisaran USD48,5 per ton, meskipun diperkirakan mengalami kenaikan secara kuartalan.
IPO atau PUPS, Cuan Mana?
Dalam rangka spin-off ini, AADI akan menawarkan sahamnya kepada publik melalui dua mekanisme yang berbeda, yaitu Initial Public Offering (IPO) dan Penawaran Umum oleh Pemegang Saham (PUPS).
Menurut Head of Research Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas, jika investor memilih untuk membeli saham AADI pada saat IPO, pilihan ini dapat menjadi lebih menarik.
IPO AADI menawarkan saham dalam rentang harga yang cukup kompetitif, yaitu antara Rp4.590 hingga Rp5.900 per saham, dengan jumlah saham yang dilepas ke publik sebanyak 778,68 juta lembar.
Meskipun demikian, Sukarno juga menyarankan agar para investor mempertimbangkan bahwa dalam IPO ini ada ketidakpastian terkait dengan jumlah saham yang bisa diperoleh, mengingat permintaan yang tinggi pada masa penawaran.
Sebaliknya, jika investor memilih untuk membeli saham AADI melalui mekanisme PUPS yang dilakukan oleh ADRO, ada potensi untuk mendapatkan lebih banyak saham AADI.
PUPS, yang melibatkan penawaran saham dari ADRO kepada pemegang saham ADRO, memberikan kesempatan kepada investor yang sudah tercatat dalam daftar pemegang saham ADRO untuk membeli saham AADI.
Skema PUPS ini bisa lebih menguntungkan bagi investor yang ingin memperoleh lebih banyak saham AADI dengan harga yang relatif lebih murah.
Namun, ada potensi dampak negatif dari skema ini, yaitu harga saham ADRO diperkirakan akan mengalami penurunan setelah tanggal cum date, mengingat adanya potensi dividen yield yang hilang pasca penawaran.
Meskipun demikian, keuntungan jangka panjang dari membeli saham AADI pada harga yang lebih rendah bisa lebih menarik, terlebih dengan prospek pembagian dividen yang menguntungkan di tahun depan, yang dapat mendorong harga saham AADI naik signifikan setelah IPO.
Rangkaian jadwal untuk kedua mekanisme ini sudah ditetapkan. Masa penawaran umum untuk IPO AADI dijadwalkan berlangsung dari 29 November hingga 3 Desember 2024, dengan tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 5 Desember 2024.
Sementara itu, PUPS akan dimulai dengan cum hak membeli saham di pasar reguler dan negosiasi pada 26 November 2024, dan dilanjutkan dengan tanggal ex hak pada 28 November 2024.
Masa penawaran umum untuk PUPS akan berlangsung dari 6 hingga 10 Desember 2024, dan distribusi saham secara elektronik diperkirakan terjadi pada 9 hingga 11 Desember 2024.
Bagi investor yang mencari peluang dengan potensi imbal hasil yang baik, masing-masing skema IPO dan PUPS memiliki daya tarik tersendiri. Memilih antara kedua opsi ini akan bergantung pada profil risiko dan strategi investasi masing-masing individu.
Investor yang ingin lebih banyak memperoleh saham AADI dengan harga lebih rendah dapat mempertimbangkan PUPS, sementara mereka yang lebih mengutamakan transparansi dan kepastian jumlah saham yang diperoleh bisa lebih memilih untuk terlibat dalam IPO.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.
 
      