KABARBURSA.COM - Pasar batu bara global dinilai akan terpengaruh setelah Donald Trump resmi menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) untuk kedua kalinya. Sebagaimana diketahui, Donald Trump resmi dilantik menjadi Presiden AS pada Senin, 20 Januari 2025 waktu setempat di Gedung Capitol AS.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Arinda Izzaty, mengatakan ekonomi global dan permintaan batu bara bisa terdampak pasca Trump berkuasa di Negeri Paman Sam. Hal ini tidak lepas dari kekhawatiran konflik perdagangan yang meningkat antara AS dengan Tiongkok, seperti yang terjadi di era Trump sebelumnya.
"Mengingat Tiongkok adalah konsumen utama batu bara global, ketegangan ini bisa berdampak pada pergerakan harga batu bara internasional," ujar Arinda kepada Kabarbursa.com di Jakarta, Selasa, 21 Januari 2025.
Faktor lainnya yang membuat pasar batu bara global tersulut ialah dukungan Trump terhadap bahan bakar fosil. Namun perlu diingat, kata Arinda, bahwa konsumsi batu bara domestik AS tidak banyak mempengaruhi ekspor Indonesia.
"China juga sedang meningkatkan produksi batu bara, akan tetapi batu baranya dijual dengan harga diskon di tengah akan dimulainya perang dagang dengan AS," jelasnya.
Lebih lanjut Arinda menuturkan, kemenangan Trump bisa menjadi katalis positif asalkan produsen batu bara dapat meningkatkan ekspornya ke Negara Paman Sam.
"Akan tetapi, terdapat beberapa risiko seperti kenaikan tarif impor yang akan diberikan oleh Donald Trump," pungkasnya.
Berikut ini rekomendasi beberapa saham di sektor batu bara oleh Pilarmas Investindo Sekuritas:
1. PT Bukit Asam Tbk (PTBA)
- Diversifikasi bisnis, seperti proyek hilirisasi batu bara ke produk gasifikasi.
- Dividen yield tinggi yang menarik bagi investor jangka panjang.
- Kinerja keuangan yang solid meskipun menghadapi volatilitas harga batu bara.
2. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)
- Fokus pada batu bara berkualitas tinggi yang memiliki pasar tetap.
- Cadangan kas yang kuat mendukung pembagian dividen konsisten.
Terpisah, VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi, menjelaskan saat ini harga batu bara sedang mengalami tren penurunan paska fokus pada net-zero emissions.
"Sehingga, jika Trump menghidupkan kembali batu bara dengan mencabut kebijakan Clean Power Plan (CPP) seperti periode sebelumnya, akan berdampak pada demand batu bara kembali," jelas Oktavianus kepada Kabarbursa.com, Selasa, 21 Januari 2025.
Menurut dia, Kiwoom masih berpandangan neutral untuk sektor energi, khususnya batu bara. Hal ini seiring dengan transisi menuju energi bersih dan terbarukan.
"Meski demikian, sentimen positif juga datang dari China yang mengumumkan kenaikan konsumsi sebesar 1,5 persen menjadi 4,82 miliar ton di tahun 2025," pungkasnya.
Untuk saham pilihan Kiwoom Sekuritas dari emiten batu bara adalah:
- PTBA, dengan rekomendasi buy TP: 3.370
- ENRG, rekomendasi buy TP: 248
- AADI, buy TP: 11.500
Pergerakan Saham Sektor Batu Bara
Pada perdagangan hari ini, saham PTBA mencatatkan kenaikan yang signifikan di pasar dengan persentase peningkatan sebesar 1,13 persen.
Aktivitas perdagangan saham perusahaan ini menunjukkan volume transaksi sebanyak 2,72 juta lembar saham, sementara rata-rata volume transaksi berada di angka 9,96 juta lembar. Hingga pukul 10:57 WIB, tren positif ini menandakan minat yang kuat dari para investor terhadap saham PTBA pada hari ini.
Saham ITMG juga mengalami penguatan hari ini dengan mencatatkan kenaikan sebesar 0,58 persen dibandingkan penutupan sebelumnya. Saham ini dibuka pada harga Rp26.025 dan mencapai level tertinggi di Rp26.200, sementara level terendahnya berada di Rp25.950.
Dengan volume transaksi sebesar 2 ribu lot, nilai transaksi hari ini mencapai Rp4,9 miliar, sedangkan harga rata-rata tercatat di Rp26.069. Level batas atas ada di Rp31.075, sementara batas bawahnya di Rp20.725. Pergerakan saham ini mencerminkan minat yang stabil di tengah sentimen pasar saat ini.
Berbeda dengan ITMG dan PTBA, saham ENRG justru menunjukkan pelemahan dengan mencatat penurunan sebesar 3,23 persen dari harga penutupan sebelumnya di Rp248.
Saham ini dibuka pada level yang sama, yaitu Rp248, sebelum akhirnya menyentuh harga tertinggi di Rp250 dan terendah di Rp238 sepanjang sesi perdagangan.
Volume transaksi tercatat mencapai 322 ribu lot dengan nilai total sebesar Rp7,9 miliar. Harga rata-rata perdagangan saham berada di Rp244. Level batas atas yang dapat dicapai oleh saham ini adalah Rp310, sedangkan batas bawahnya berada di Rp186. Pergerakan ini mencerminkan tekanan jual yang mendominasi pasar terhadap saham ENRG pada hari ini.
Perusahaan juga sedang menyiapkan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 24 Januari 2025. RUPSLB itu meminta persetujuan atas rencana buyback saham.
Begitu pula dengan saham AADI, mencatat penurunan sebesar 0,84 persen pada perdagangan hari ini. Harga terakhir berada di Rp8.850, sementara pada hari sebelumnya harga ditutup di Rp8.925.
Saham ini dibuka sedikit lebih tinggi di Rp8.975 dan sempat menyentuh level tertinggi di Rp9.000, sebelum turun ke level terendahnya di Rp8.750 sepanjang sesi perdagangan.
Aktivitas perdagangan menunjukkan volume sebesar 91 ribu lot, menghasilkan total nilai transaksi sebesar Rp80,3 miliar, sementara harga rata-rata berada di Rp8.852. Dengan batas atas harga di level Rp10.700 dan batas bawah di Rp7.150, pergerakan saham AADI hari ini mencerminkan tekanan jual yang mempengaruhi tren perdagangannya.(*)