KABARBURSA.COM - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku optimis pasar modal 2025 akan lebih baik lantaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 kemarin ditutup dengan capaian yang jauh lebih Baik dibanding laporan pada semester pertama di tahun itu.
"Penerimaan negara yang sempat tertekan di semester pertama berhasil pulih signifikan di paruh kedua tahun ini," kata Sri Mulyani dalam pidatonya saat membuka Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) 2025 pada Kamis, 2 Januari 2024 mewakili Presiden RI Prabowo Subianto.
Menkeu sepakat pada periode 2024 kemarin terjadi dinamika yang cukup kompleks terutama pada kuartal pertama. Pada pembukaan awal di 2025 tersebut indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau. IHSG tercatat naik 0,41 persen ke posisi 7.109,25.
Sri Mulyani menjelaskan meski tidak mencapai target yang tinggi, penerimaan tetap tumbuh secara positif untuk memberikan fondasi yang kuat pada 2025. Menurutnya dalam kuartal pertama 2024 terjadi warning mengenai perubahan iklim, kemudian pemerintah membuat bantuan sosial terkait bencana El-Nino, periode yang sama juga ada Pemilu presiden. Namun Indonesia dianggap bisa melaluinya dengan baik. Selain itu, ada rencana pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dan ketahanan pangan turut berperan dalam memitigasi dampak tekanan ekonomi.
"Belanja pemerintah tumbuh di atas 6 persen secara keseluruhan dengan belanja Kementerian atau lembaga mencatat pertumbuhan dobel digit. Ini menunjukkan APBN sebagai instrumen fiskal yang adiptif," ucap dia.
Sri Mulyani mengatakan defisit APBN 2024 lebih kecil dari proyeksi awal yang mendekati angka yang diamanatkan undang-undang. Menurut dia hasil tersebut bakal mencerminkan pengelolaan fiskal yang sehat dan disiplin untuk menjadi modal melewati tantangan 2025 ini.
Sinergi antar lembaga juga diperlukan dalam perkembangan pasar modal. Dia berterima kasih kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Kementerian lembaga karena sudah kompak, menurut Sri pembukaan perdagangan BEI 2025 juga sebagai momentum optimis bahwa perekonomian Indonesia siap melanjutkan tren positif di tengah tantangan global.
Dominasi Anak Muda
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan positif terhadap investor di pasar modal Indonesia hingga akhir 2024. Kabar baiknya, mayoritas investor didominasi oleh anak muda.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi, mengatakan per 24 Desember 2024, Single Investor Identification (SID) mencatatkan kinerja gemilang dan melebihi target dengan bertambahnya 2,6 juta investor baru.
"Saat ini jumlah totalnya tercatat sebesar 14,81 juta SID,” kata Inarno, dalam keterangannya di Jakarta, Senin, 30 Desember 2024.
Inarno menegaskan, perkembangan positif tersebut membuktikan keberhasilan upaya inklusi keuangan yang telah dilakukan sejumlah stakeholder pasar modal Indonesia.
Lebih lanjut dia menyampaikan, jika mayoritas SID individu didominasi oleh generasi muda di bawah usia 40 tahun, yang mencapai lebih dari 79 persen dari total SID.
“Artinya, ada potensi besar dari generasi muda dalam mendorong pertumbuhan pasar modal di masa depan,” ujar dia.
Meski begitu, Inarno memperkirakan jika pasar modal Indonesia akan menghadapi berbagai tantangan yang dinamis pada 2025 mendatang. Karenanya, lanjut dia, OJK akan terus berkomitmen meningkatkan peran dalam menciptakan pasar modal yang lebih stabil, transparan, dan mendalam, guna memperkuat ekosistem keuangan Indonesia.
“Beberapa langkah strategis OJK telah dirancang untuk menghadapi kompleksitas tantangan ke depan, termasuk peralihan pengawasan keuangan derivatif yang akan memperluas cakupan pengawasan OJK di sektor ini,” ungkap Inarno.
Selain itu, OJK juga akan memprioritaskan program-program pengembangan dan pendalaman pasar modal, yang difokuskan pada peningkatan kuantitas dan kualitas perusahaan tercatat, pengembangan produk, infrastruktur dan layanan baru, serta penguatan anggota bursa dan manajer investasi.
“Program-program ini diharapkan dapat menjadi pilar utama dalam mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional di tahun yang akan datang,” tutur Inarno.
Di sisi lain, OJK juga melaporkan kinerja reksa dana per 24 Desember 2024 dari sisi Asset Under Management (AUM) tercatat sebesar Rp840,07 triliun atau meningkat sebesar 1,37 persen ytd.
Sementara dari Pasar Modal Syariah, per 27 Desember 2024 Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tercatat diposisi 213,86 atau tumbuh sebesar 0,57 persen, dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp6.759,54 triliun, atau tumbuh sebesar 9,98 persen. (*)