KABARBURSA.COM - Andi Amran Sulaiman melaporkan bahwa lahan rawa yang bisa dimanfaatkan untuk penanaman padi di Kabupaten Merauke, Papua Selatan, memiliki luas mencapai 44.711 hektare.
"Pertanian di Merauke memiliki potensi optimalisasi lahan rawa seluas 44.711 hektare," ujarnya di Jakarta, Sabtu.
Dia menjabarkan bahwa lokasi ini tersebar di tujuh titik utama: Distrik Jagebob (5.060 ha), Distrik Kurik (12.742 ha), Distrik Malind (6.186 ha), Distrik Merauke (1.686 ha), Distrik Naukenjerai (261 ha), Distrik Semangga (7.027 ha), dan Distrik Tanah Miring (11.746 ha).
"Kita berharap bisa mengoptimalkan 40.000 hektare di Merauke dengan mekanisasi pertanian, meningkatkan jumlah tanaman menjadi 2-3 kali setahun," tambahnya.
Kementerian Pertanian memprioritaskan Merauke sebagai penyedia pangan skala luas melalui modernisasi pertanian dengan optimalisasi lahan (Opla).
Selain itu, Kabupaten Merauke memiliki potensi lahan pertanian seluas 1,2 juta hektare. Sampai 2023, luas tanaman pangan dan hortikultura sudah mencapai 67.612,49 hektare, dengan luas sawah 42.328,42 hektare.
“Setiap tahun, luas tanam rata-rata mencapai 63.000 hektare dengan Indeks Pertanaman rata-rata 1,7," kata Mentan.
Ali Jamil, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, menekankan perlunya optimalisasi lahan rawa yang efisien dengan alokasi alsintan sebanyak 330 unit untuk 7 distrik di Merauke.
"Diantaranya, traktor roda empat (200 unit), traktor roda dua (30 unit), pompa air (80 unit), dan RT (20 unit)," jelasnya.
Kegiatan optimalisasi lahan rawa telah dimulai di Kampung Ngguti Bob, Distrik Tanah Miring, dengan menggunakan alsintan.
"Pompanisasi digunakan untuk mengatasi genangan di musim hujan dan mengairi sawah di musim kering," tambahnya.
Ali juga menyoroti pentingnya normalisasi saluran untuk meningkatkan aksesibilitas dan pasokan air, terutama pada lahan dengan tingkat keterbasahan tinggi.
Indeks Pertanaman Padi
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bertekad untuk meningkatkan indeks pertanaman padi di sentra pertanian Gorontalo, sehingga dapat dilakukan penanaman tiga kali dalam setahun.
“Dengan alat mesin pertanian, kita akan tingkatkan indeks pertanaman untuk meningkatkan produksi. Saya yakin Gorontalo bisa swasembada dan bahkan mensuplai ke provinsi tetangga,” ujar Mentan dalam keterangan di Jakarta.
Mentan mengungkapkan bahwa saat ini masih terdapat 90 ribu mesin pompa air yang tersedia. Ia meminta dinas pertanian di Gorontalo untuk mencari sumber air yang memadai.
Kementerian Pertanian siap memberikan bantuan pompa air untuk meningkatkan produktivitas pertanian jika telah ditemukan sumber air yang memadai.
Untuk itu, Mentan mengajak pejabat daerah di Gorontalo untuk menelusuri sungai-sungai yang memiliki air cukup untuk dialirkan ke lahan persawahan.
“Mari kita cari sungai-sungai yang memiliki air besar untuk dialirkan ke lahan pertanian. Saya akan siapkan pompa sebanyak yang dibutuhkan,” jelasnya.
Mentan menekankan pentingnya pemeliharaan fasilitas pertanian, terutama bagi para petani yang telah mendapatkan bantuan pompa air.
Menurutnya, pompa air merupakan solusi cepat untuk mengatasi kekeringan panjang di Indonesia.
“Pompa air adalah solusi cepat. Kalau masih ada lahan yang belum ada pompanya, kami siap bantu,” tegasnya.
Mentan berharap peningkatan produksi di Gorontalo dapat menjadi contoh bagi daerah lain untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.
Dengan meningkatkan indeks pertanaman, Mentan yakin dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan pendapatan mereka hingga tiga kali lipat.
Mentan optimis bahwa upaya pompanisasi di Gorontalo akan menguatkan swasembada pangan dan menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.
Pemanfaatan Lahan Rawa
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian berupaya meningkatkan indeks pertanaman (IP) padi di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan melalui optimalisasi pemanfaatan lahan rawa.
“Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian berupaya meningkatkan IP padi di daerah Banyuasin dengan optimasi lahan rawa,” ujar Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, Ali Jamil, dalam keterangan di Jakarta.
Ali menyatakan pihaknya telah melakukan peninjauan lokasi optimasi lahan rawa di Desa Srimenanti, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, bersama Pangdam II Sriwijaya. “Daerah ini memiliki lahan yang telah dioptimasi seluas 302 hektare,” ujarnya.
Lahan tersebut dikelola oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sumber Rejeki 1 dan Gapoktan Sumber Rejeki 2, yang semula hanya ditanami padi sekali dalam musim tanam (IP 100) dan biasanya dilanjutkan dengan penanaman jagung. Namun, setelah adanya optimasi lahan rawa, penanaman padi bisa dilakukan dua kali (IP 200).
“Setelah panen padi pada Juni ini, maka dapat dilakukan percepatan tanam padi kembali sehingga menjadi IP 300. Penanaman padi di lokasi ini menggunakan varietas inpari 32,” ungkap Ali.
Ali berharap, ketersediaan alat mesin pertanian (alsintan) seperti traktor roda empat dapat dioptimalkan untuk mengolah lahan. Selain itu, untuk SID yang sudah selesai clear and clean akan dilakukan percepatan pelaksanaan konstruksi, olah lahan, dan tanam untuk mengejar target pertanaman.
“Kami bersama Pangdam II Sriwijaya sangat mengapresiasi kerja keras dari seluruh pihak sehingga kegiatan optimasi lahan di daerah ini dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat besar untuk peningkatan indeks pertanaman,” kata Ali.