Logo
>

Misteri Transfer 22 Persen Saham BYAN Milik Low Tuck Kwong

Ditulis oleh KabarBursa.com
Misteri Transfer 22 Persen Saham BYAN Milik Low Tuck Kwong

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Kabar mengejutkan datang dari saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Low Tuck Kwong, pendiri perusahaan, ternyata telah mentransfer 22 persen sahamnya kepada putrinya, Elaine Low.

    Pada perdagangan Rabu, 28 Agustus 2024, nilai transaksi di bursa melambung hingga mencapai Rp 116,04 triliun. Dari angka tersebut, Rp 101,8 triliun di antaranya merupakan transaksi di pasar negosiasi saham BYAN.

    Sekretaris Perusahaan Bayan Resources, Jenny Quantero, mengungkapkan bahwa transaksi besar tersebut adalah bagian dari perencanaan suksesi keluarga antara orang tua dan anak. Menurut Jenny, Low Tuck Kwong, sebagai pemegang saham utama dan pengendali BYAN, memutuskan untuk menghibahkan sebagian sahamnya kepada Elaine Low sebagai langkah perencanaan jangka panjang keluarga.

    Low Tuck Kwong telah mentransfer 7,33 miliar saham BYAN kepada Elaine Low. Dengan langkah ini, kepemilikan saham Low Tuck Kwong kini menyusut menjadi 13,38 juta saham atau 40,15 persen.

    Jenny menegaskan bahwa meski Elaine Low kini memiliki saham signifikan, Low Tuck Kwong tetap memegang kendali utama dan pengaruh di BYAN. Elaine akan menggunakan hak suaranya sesuai arahan sang ayah.

    Transaksi dan Crossing

    Volume transaksi saham BYAN pagi ini tercatat mencapai 138 ribu saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 2,35 miliar. Frekuensi transaksi mencapai 286 kali, sementara kapitalisasi pasar BYAN saat ini berada di angka Rp 566,6 triliun.

    Pada perdagangan 28 Agustus 2024, terjadi transaksi mencengangkan pada saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) di pasar negosiasi Bursa Efek Indonesia (BEI). Transaksi ini melibatkan volume yang sangat besar.

    Sebanyak 73,33 juta lot saham Bayan Resources, setara dengan 7,33 miliar saham, diperdagangkan di pasar negosiasi dengan harga rata-rata Rp 13.888 per saham. Total nilai transaksi mencapai Rp 101,84 triliun.

    Hingga berita ini disusun, belum ada keterangan resmi mengenai transaksi luar biasa ini di pasar negosiasi BEI.

    Sementara itu, pada pasar reguler BEI per pukul 09.22 WIB, harga saham Bayan Resources (BYAN) tercatat di Rp 16.750, mengalami kenaikan sebesar 0,60 persen. Kapitalisasi pasar perusahaan ini sekitar Rp 559,16 triliun.

    Sebagaimana diketahui, Bayan Resources (BYAN) merupakan emiten batu bara yang berada di bawah kendali konglomerat batu bara Low Tuck Kwong.

    Hingga 31 Juli 2024, Low Tuck Kwong tercatat memiliki 20,71 miliar saham Bayan Resources.

    Sementara itu, Bayan Resources mencatatkan laba bersih sebesar USD 376,76 juta untuk semester pertama 2024. Angka ini mengalami penurunan signifikan dibandingkan dengan laba bersih USD 723,85 juta yang tercatat pada periode yang sama tahun lalu.

    Low Tuck Kwong, pengusaha asal Indonesia yang lahir pada 17 April 1948 di Singapura, dikenal sebagai "Raja Batu Bara" di Tanah Air. Ia adalah pendiri Bayan Resources, perusahaan yang bergerak di sektor industri batu bara.

    Di usia 20 tahun, Low mulai menapaki dunia bisnis di perusahaan konstruksi milik ayahnya, David Low Yi Ngo, yang merupakan pemilik dan direktur perusahaan konstruksi di Singapura.

    Setelah beberapa tahun berkecimpung di bisnis keluarga, Low memutuskan untuk mencari peluang yang lebih luas di Indonesia pada tahun 1972. Di sini, ia mendirikan PT Jaya Sumpiles Indonesia (JSI), sebuah perusahaan kontraktor yang berfokus pada bidang kontraktor tanah, pekerjaan sipil, dan struktur kelautan. JSI juga dikenal sebagai pelopor dalam konstruksi fondasi tumpuk atau pile foundation.

    Perusahaan kontraktor yang dipimpin Low berkembang pesat. Beberapa tahun kemudian, JSI mulai merambah sektor penambangan batu bara dan menjadi kontraktor tambang terkemuka pada tahun 1988. Pada tahun 1992, Low resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).

    Kekayaan Low terus meningkat setelah ia membeli tambang batu bara pertamanya pada tahun 1997 melalui PT Gunungbayan Pratamacoal, yang kini dikenal sebagai Bayan Resources. Perusahaan ini telah menjadi pelopor dalam industri pertambangan batu bara di Indonesia.

    Pada tahun 1998, Low juga mengoperasikan terminal batu bara di Balikpapan melalui PT Dermaga Perkasapratama. Perusahaan ini terus mencari metodologi dan teknologi baru untuk menjadi produsen dengan biaya terendah di Indonesia.

    Bayan Resources melantai di bursa pada tahun 2008, satu dekade setelah pendiriannya. Di bawah kepemimpinan Low, perusahaan ini memiliki berbagai infrastruktur penting, termasuk Terminal Batu Bara Balikpapan, Dermaga Perkasa, Wahana, serta dua Floating Transfer Barges (KFT's).

    Selain kesibukannya di industri batu bara, Low juga memegang posisi penting di Metis Energy, perusahaan energi terbarukan di Singapura. Ia memiliki kepentingan di The Farrer Park Company, Samindo Resources, dan Voksel Electric, serta mendukung SEAX Global dengan membangun sistem kabel laut bawah laut yang menghubungkan Singapura, Indonesia, dan Malaysia.

    Tak hanya berfokus pada bisnis, Low juga melibatkan diri dalam kegiatan sosial. Ia membangun Kebun Binatang Gunung Bayan untuk melindungi hewan liar yang terdampak aktivitas penambangan batu baranya. Selain itu, ia juga memberikan beasiswa kepada perguruan tinggi di Indonesia, termasuk donasi sebesar Rp 50 miliar untuk Universitas Indonesia yang digunakan untuk biaya operasional pendidikan. (*)

     

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi